Recommended

DetikTravel (2013): Wanita Pushtun

1305DetikTravel_WanitaPushtun_1

Sebelum Bertemu Cewek Pushtun, Ikuti 4 Tips Ini

•    Oleh: Putri Rizqi Hernasari – detikTravel
•    Jumat, 24/05/2013 18:52 WIB
•    Komentar: 2 Komentar

Peshawar – Traveler mana yang tak ingin melihat kecantikan gadis Pushtun dengan mata besar dan hidung mancungnya secara langsung? Jika Anda ingin melihatnya, sebaiknya ikuti dulu tips dari penulis buku Garis Batas, Agustinus Wibowo.

Agustinus Wibowo dikenal sebagai penulis yang telah menjelajah ke berbagai negara di dunia. Kisahnya diceritakan lewat buku berjudul Selimut Debu, Garis Batas, dan yang terakhir Titik Nol.

Dalam salah satu bukunya, Agus menceritakan tentang petualangannya ke tempat tinggal Suku Pushtun. detikTravel pun sempat berbincang singkat dengannya perihal perjalanannya.

Dalam perbincangan Jumat (24/5/2013), pria asal Lumajang ini memberikan tips kepada traveler yang ingin traveling dan bertemu gadis Pushtun:

1. Hindari daerah konflik

“Daerah yang dihuni Pushtun terkenal sebagai daerah konflik. Afghanistan sangat tidak direkomendasikan untuk didatangi,” ujar Agus.

Afghanistan memang salah satu tempat yang dihuni Suku Pushtun, namun Agus tidak menyarankan turis untuk datang ke sana. Negara tersebut dikenal sebagai negara konflik, jadi demi keamanan, Anda sebaiknya menghindari Afghanistan.

Hal ini dilakukan demi keamanan turis. Anda tentu tidak ingin membahayakan diri dengan datang ke daerah perang bukan?

2. Bertemu Suku Pushtun di Peshawar lebih aman

Selain Afghanistan, kawasan lain yang didiami oleh Suku Pushtun adalah Peshawar di Pakistan.

“Suku Pushtun itu mendiami Afghanistan dan Pakistan bagian Barat yaitu di Peshawar namanya,” tutur Agus.

Di Peshawar, traveler bisa melihat banyak bangunan kuno yang cantik. Jika beruntung, pelancong juga bisa melihat orang dari suku Pushtun berjalan.

3. Hargai wanita Pushtun

Pushtun dikenal sebagai suku yang sangat menghargai wanita. Mereka akan melindungi wanita dengan cara tidak memperlihatkan kepada orang lain.

“Perempuan itu seperti bunga yang dilindungi. Jadi mereka tidak mengizinkan perempuan dilihat orang luar,” tutur Agustinus.

Suku Pushtun, lanjut Agus, terbiasa tidak memperlihatkan wanita di depan orang umum. Wanita adalah harta paling berharga yang mereka miliki. Jadi hargai tradisi mereka dengan tidak berusaha berinteraksi langsung saat melihat wanita Pushtun.

4. Jangan memotret sembarangan

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jangan sekali-kali memotret wanita Pushtun karena itu dilarang. Ini masih berkaitan dengan prinsip mereka yang sangat menjaga wanita.

Untuk itu turis juga diharapkan bisa berhati-hati dalam memotret, jangan sembarangan. Anda harus memastikan di depan tidak terdapat wanita Pushtun sama sekali.

“Jangan memotret sembarangan, khususnya jika ada perempuan. Misalnya kalau memotret jalan jangan sembarangan, kalau ada perempuan ya jangan foto,” kata Agus memberi saran.

Berbeda dengan wanita yang sangat tertutup, kaum pria Pushtun sangat terbuka. Mereka ramah terhadap turis dan cenderung lebih bebas.

“Kalau laki-laki sangat welcome, jadi tidak masalah jika difoto,” ungkap Agus.

1305DetikTravel_WanitaPushtun_2
Peshawar, Tempat Bertemu Gadis Cantik Pushtun di Pakistan

•    Oleh: Putri Rizqi Hernasari – detikTravel
•    Jumat, 24/05/2013 14:20 WIB

Peshawar – Bermata besar dan berkulit eksotis jadi ciri kecantikan gadis Pushtun. Mereka tinggal di beberapa tempat, salah satunya Peshawar di Pakistan. Jika beruntung, turis yang datang bisa melihat kecantikannya langsung di sana.

“Suku Pushtun mendiami Afghanistan dan Pakistan bagian Barat yaitu Peshawar,” ungkap penulis buku Garis Batas yang sudah berkeliling Asia Tengah, Agustinus Wibowo dalam perbincangan dengan detikTravel, Jumat (24/5/2013).

Di Afghanistan, lanjut Agus, Pushtun adalah suku mayoritas di sana. Namun rasanya cukup berbahaya jika traveler ingin melihat gadis cantik Pushtun di Afghanistan.

“Daerah yang dihuni Pushtun terkenal sebagai daerah konflik. Afghanistan sangat tidak direkomendasikan untuk didatangi,” ujar Agus.

Namun jangan berkecil hati, wisatawan tetap bisa melihat Suku Pushtun di Pakistan. Ini adalah negara lain yang juga ditempati suku tersebut.

“Kota yang bisa dikunjungi ada di Pakistan, namanya Peshawar,” kata Agus.

Di Peshawar, traveler bisa melihat banyak bangunan kuno yang cantik. Keluarkan kamera Anda dan tangkap keindahan yang disuguhkan. Jika beruntung, pelancong juga bisa melihat orang dari suku Pushtun berjalan.

“Orang Pushtun terkenal dengan turban yang panjang dan besar. Mereka punya topi khas Pushtun,” ungkap Agus.

Lalu soal wanita Pushtun, Agus mengatakan mereka memiliki mata besar dan berhidung mancung.

“Mereka bermata besar, hidung mancung. Kulitnya ada yang hitam ada yang lebih putih juga,” ucap Agus.

Lebih seru lagi, wisatawan yang datang ke Peshawar juga bisa merasakan sensasi pergi ke negeri perang. Kota ini dekat dengan Khyber Pass yang memisahkan Pakistan dan Afghanistan.

“Buat yang ingin merasakan sensasi pergi ke negeri perang, bisa datang ke sana karena tempatnya cukup umum untuk turis dan backpacker,” tutup Agus.

1305DetikTravel_WanitaPushtun_4
Memahami Tradisi Pernikahan Pushtun

•    Oleh: Putri Rizqi Hernasari – detikTravel
•    Jumat, 24/05/2013 16:30 WIB

Peshawar – Menyaksikan pernikahan gadis Pushtun adalah kesempatan emas untuk para traveler yang datang ke Pakistan. Traveler bisa memahami tradisi yang unik dimana pengantin wanita dibeli pengantin pria.

Setiap suku memiliki tradisi pernikahan yang unik dan berbeda, termasuk suku Pushtun di Pakistan. Suku ini punya aturan ketat soal pernikahan, seperti pengantin wanita yang dibeli pengantin pria, dan pemisahan tamu pesta.

“Tradisi pernikahan mereka ketat. Tamu laki-laki dipisah, kita yang pria tidak bisa melihat pengantin wanita sama sekali,” tutur penulis buku Garis Batas yang sudah berkeliling Asia Tengah, Agustinus Wibowo dalam perbincangan dengan detikTravel, Jumat (24/5/2013).

Tradisi ini memang tidak mengherankan mengingat Suku Pushtun sangat menjunjung tinggi wanita. Bagi mereka, perempuan adalan harta yang sangat dilindungi, jadi tidak akan diperlihatkan dengan orang asing terutama pria.

Begitu pula dalam pesta pernikahan. Mereka tidak akan membiarkan pengantin wanita dilihat tamu pria.

“Pengantin wanita berbeda tempat dengan pengantin pria. Jadi kita tidak bisa melihat pengantin wanita sama sekali,” tambah Agus.

Penulis buku Titik Nol ini mengaku pernah ikut dalam pesta pernikahan Pushtun. Menurut Agus, pesta pernikahan mereka sangat meriah. Ada banyak makanan yang berlimpah.

“Mereka senang menari. Ada banyak sekali tarian. Makanan melimpah ruah,” cerita Agus.

Terlepas dari itu semua, tradisi pernikahan Suku Pushtun memang menarik untuk diketahui, terutama turis yang mencintai budaya. Dari Khyber.org disebutkan dalam pemilihan pasangan, pihak pria tidak bisa memilih wanita mana yang akan dinikahi. Ini berarti menikah atas pilihan keluarga.

Lamaran terjadi ketika keluarga pihak pria datang ke pihak wanita. Kemudian lamaran diajukan, pihak pria akan memberikan mas kawin yang disebut Mehr dan Sar atau harga pengantin yang dibayar kepada orangtua sang gadis.

Banyak yang mengatakan Sar sama saja dengan penjualan anak gadis. Tapi nyatanya, uang ini adalah bantuan yang diberikan keluarga pria untuk keluarga wanita.

Selain itu, Sar juga dianggap sebagai kehormatan. Semakin tinggi harga pengantin wanita, maka semakin dihargailah sang wanita ini di keluarga pengantin pria.

Upacaya pernikahan Suku Pushtun biasanya dilaksanakan pada Kamis dan Jumat. Sedangkan perayaan biasanya dimulai tiga hari sebelum tanggal yang dijadwalkan.

Pada malam hari, gadis desa berkumpul di rumah pengantin pria dan bernyanyi. Suasana sangat meriah dengan ketukan drum dan tamborin. Sementara itu, pengantin wanita melakukan perawatan dengan menggambar tangan menggunakan pacar dan mengepang rambut.

Dalam prosesi pernikahan, ada satu tradisi yang sangat menarik, yaitu Naksha Wisthal. Ini adalah salah satu permaian favorit Suku Phustun. Para pria akan asyik membidik target menggunakan anak panah yang diberikan. Orang pertama yang berhasil mengenai sasaran akan diberi hadiah sorban.

1305DetikTravel_WanitaPushtun_3
Cewek Pushtun, Matanya Besar dan Hidungnya Mancung

•    Oleh: Putri Rizqi Hernasari – detikTravel
•    Jumat, 24/05/2013 13:09 WIB

Jakarta – Asia Tengah adalah destinasi wisata yang dikunjungi banyak turis. Banyak hal menarik, seperti kehidupan suku Pushtun terutama di Pakistan dan Afghanistan. Kecantikan mereka memang terkenal di dunia.

“Saya pernah melihat wanita Pushtun, mereka bermata besar, hidung mancung. Kulitnya ada yang hitam ada yang lebih putih juga,” tutur penulis buku Garis Batas yang sudah berkeliling Asia Tengah, Agustinus Wibowo dalam perbincangan dengan detikTravel, Jumat (24/5/2013).

Tapi menurut Agustinus, wanita Pushtun dianggap sebagai harta paling berharga di dalam sebuah keluarga. “Mereka sangat menjunjung tinggi wanita, wanita itu adalah harta paling berharga,” lanjut dia.

Suku Pushtun, lanjut Agus, terbiasa tidak memperlihatkan wanita di depan orang umum. Ini karena wanita adalah harta paling berharga yang mereka miliki. Jadi tak heran jika wisatawan tidak akan bisa dengan mudah bertemu wanita dari suku Pusthun.

Menurut Agus, suku Pushtun memiliki tradisi yang cukup ketat, terutama soal wanita. “Pushtun memang yang paling ketat dibanding suku lain yang ada di Afghanistan dan Pakistan,” imbuh Agus.

Kultur mereka tidak mengizinkan wanita dilihat orang lain. “Bagi mereka, perempuan seperti bunga yang dilindungi. Perempuan jadi kebanggaan mereka,” kata Agus.

Saking menghormati dan melindungi wanita, suku Pushtun akan sangat malu jika anggota keluarga mereka yang wanita terlihat orang. Meski begitu, suku Pushtun sangat ramah terhadap turis.

“Mereka ramahnya sangat luar biasa terhadap turis. Bahkan mereka bisa melakukan apa saja untuk tamunya, sangat ramah!” ungkap pria asli Lumajang, Jawa Timur ini.

Jika memiliki kesempatan, turis yang datang juga bisa menginap di salah satu rumah suku Pushtun. Tapi jangan harap bisa melihat kecantikan wanitanya, karena mereka tidak akan menampakkan diri di depan Anda, terutama tamu pria.

Meski begitu, ternyata ada pula wanita suku Pushtun yang bekerja. Beberapa di antara mereka ada yang menjadi penyiar televisi. Anda pun bisa melihat mereka di layar kaca.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*