Recommended

Koran Sindo (2013): Lebih Akrab dengan Arab

131130-koran-sindo-lebih-akrab-dengan-arab

http://www.koran-sindo.com/node/348056

Lebih Akrab dengan Arab

Ada banyak cara untuk mengenal sebuah kebudayaan. Nah yang punya banyak uang dan waktu, biasanya melakukan traveling, sementara yang belum punya, salah satu dari dua hal tersebut bisa membaca buku tentang sebuah kebudayaan.

Tapi ada satu cara kreatif yang bisa dilakukan selain dua kegiatan tersebut, yaitu datang ke sebuah festival kebudayaan seperti Arab Festdi Universitas Padjadjaran (Unpad). Acara keren ini baru saja selesai digelar temanteman dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) pada 7-9 November lalu. Mengapa acaranya keren? Soalnya, kegiatannya superseru! Ada diskusi dengan penjelajah sekaligus penulis beken Agustinus Wibowo, fashion showbusana Arab, sampai lomba makan makanan Arab. Keseruan bahkan sudah dimulai sejak pengunjung masuk ke gerbangnya.

Pas masuk gerbang, banyak orang yang berpakaian khas Timur Tengah berseliweran di mana-mana. Sementara di pertengahan area, ada gerbang kuning dengan tulisan Arab. Lokasi ini jadi tempat yang paling banyak dikerumuni karena banyak pengunjung yang pengin narsis, berfoto-foto di dekat replika mumi yang disandarkan di gerbang. Di gerbang ini, pengunjung juga bisa mengorek langsung segala hal tentang budaya Mesir dari mahasiswa Sastra Arab yang seolah-olah menjadi tour guide.

Pada hari pertama Arab Fest, ada diskusi seru tentang travelingke Timur Tengah dengan pembicara Agustinus Wibowo. Nah yang belum tahu, Mas Agus adalah penulis tiga buku laris Selimut Debu, Garis Batas, dan Titik Nol. Dia juga telah berkeliling ke berbagai negara di Asia, Timur Tengah, dan negara-negara eks-Uni Soviet. Kalau banyak travelermemilih berkunjung ke negara-negara yang bagus dan aman, Mas Agus justru malah pergi ke negara-negara yang banyak orang menganggapnya sebagai negara miskin dan penuh konflik, misalnya Afghanistan.

Tapi apa kata Mas Agus? “Perjalanan ke daerah konflik memberikan nilai dan pelajaran hidup yang berharga bagi saya,” katanya di awal cerita. Mas Agus menuturkan, di Afghanistan, dia menemukan fakta unik bahwa ternyata orang-orang di daerah konflik justru punya tenggang rasa yang lebih kuat. Saat Mas Agus baru sampai di Afghanistan, dia menginap di rumah seorang warga Afghanistan.

Hal yang membuat dia terharu adalah keluarga tempatnya menginap ini malah menungguinya selama dia sakit, padahal mereka baru mengenal Mas Agus. Itu cerita pada hari pertama. Pada hari terakhir alias di puncak acara, digelar fashion showTimur Tengah yang diselenggarakan di Pusat Studi Bahasa Jepang (PSBJ). Berbagai pakaian khas negara-negara Timur Tengah dipamerkan di atas panggung. Para peserta yang menyaksikannya mendapat banyak pengetahuan baru.

Meski acara yang bagus, Arab Festbaru memperkenalkan kita pada satu kebudayaan saja. Padahal, ada begitu banyak kebudayaan di belahan dunia ini. Kita sebagai anak muda harus berani mencari tahu tentang budaya itu. Tapi ingat, dalam perjalanan, kita mengenal budaya lain di berbagai dunia, sudah seharusnya kita juga mengenal berbagai budaya yang ada di Indonesia. Iya enggak? _RIO ALFAJRI

 

About Agustinus Wibowo

Agustinus is an Indonesian travel writer and travel photographer. Agustinus started a “Grand Overland Journey” in 2005 from Beijing and dreamed to reach South Africa totally by land with an optimistic budget of US$2000. His journey has taken him across Himalaya, South Asia, Afghanistan, Iran, and ex-Soviet Central Asian republics. He was stranded and stayed three years in Afghanistan until 2009. He is now a full-time writer and based in Jakarta, Indonesia. agustinus@agustinuswibowo.com Contact: Website | More Posts

Leave a comment

Your email address will not be published.


*