Recommended

1Pic1Day

One picture one day,
together we see the world not so far away.

#1Pic1Day: Boyongan | Moving Out (Tibet, 2005)

Moving Out (Tibet, 2005) The Tibetans who inhabit the steppes at the Roof of the World still maintain their animal herding tradition, and as nomads, moving is vital and integral part of their daily life. While horses and yaks used to be the main vehicles in moving their possessions, now motors and trucks and cars have replaced the function. Boyongan (Tibet, 2005) Bangsa Tibet yang mendiami padang rumput di pegunungan Atap Dunia masih mempertahankan tradisi penggembalaan, di mana perpindahan adalah bagian penting dalam hidup mereka. Kalau dulu mereka berpindah dengan bantuan kuda dan yak, saat ini kendaraan bermotor sudah membuat perpindahan lebih mudah dan cepat.   [...]

February 21, 2014 // 1 Comment

#1Pic1Day: Tertinggi di Dunia | Highest in the World (Everest, Tibet, 2005)

Highest in the World (Tibet, 2005) Rows of snowcapped mountains surrounding the highest point of Everest are seen from behind the cloud. There is also politics behind the naming of the world’s highest peak. The countries where Everest is located refuse to use the name of the British scientist Sir George Everest as the name of the mountain. The Tibetans call Everest as Qomolangma, “The Holy Mother”. The Chinese also preserve the name, spelled in Chinese as Zhumulangma, and never use Everest in their English-language legal documents. Later, the Nepalis also rename the peak as Sagarmatha. Tertinggi di Dunia (Tibet, 2005) Barisan pegunungan di samping puncak Everest, menyembul dari balik pelukan awan tebal. Di balik penamaan ini juga ada politik. Negara-negara yang menjadi tuan rumah gunung tertinggi di dunia ini menolak untuk menggunakan nama ilmuwan Inggris Sir George Everest sebagai nama dari puncak gunung ini. Orang Tibet menyebut Everest sebagai Qomolangma, “Ibunda Suci”. China juga mempertahankan nama itu, dalam bahasa China ditulis sebagai Zhumulangma, dan tidak pernah menggunakan nama Everest dalam dokumen resmi mereka dalam bahasa Inggris. Kemudian, Nepal juga menamai puncak itu sebagai Sagarmatha. [...]

February 20, 2014 // 1 Comment

#1Pic1Day: The Journey to the Everest (Tibet, 2005)

The Journey to the Everest (Tibet, 2005) A little village on the way to Everest. To visit Everest, foreign visitors have to obtain special permit. I came by motorcycle and pretending to be a Tibetan, so managed to sneak to the Everest Base Camp without going through checkpoints. Menuju Everest (Tibet, 2005) Sebuah desa kecil terletak dalam perjalanan menuju Everest. Untuk mengunjungi Everest, pengunjung asing memerlukan surat izin khusus/permit. Saya datang dengan menumpang sepeda motor dan menyamar sebagai orang Tibet, sehingga bisa tiba di kaki Everest tanpa melalui pemeriksaan. [...]

February 19, 2014 // 2 Comments

#1Pic1Day: 108 Kelokan | 108 Turns (Tibet, 2005)

108 Turns (Tibet, 2005) Turning and winding road up and down hills you have to go through in the journey to the Everest. They say, there are 108 turns in total. I have lost count, though. 108 Kelokan (Tibet, 2005) Jalan yang berkelok-kelok mendaki dan menuruni bukit dalam perjalanan menuju Everest, konon totalnya berjumlah 108 kelokan. Saya sendiri sempat kehilangan hitungan saking banyaknya kelokan di sini. [...]

February 18, 2014 // 1 Comment

#1Pic1Day: Biksu Muda | Young Monk (Tibet, 2005)

Young Monk (Tibet, 2005) A young monk of Yellow Hat Sect (Gelugpa Sect) is preparing for chanting session in Tashilhunpo Monastery in Shigatse, Tibet. The Tashilhunpo Monastery is the traditional seat of Panchen Lama, the second highest rank after the Dalai Lama in Gelugpa Tibetan Buddhism. Biksu Muda (Tibet, 2005) Seorang biksu muda dari Sekte Topi Kuning (Gelugpa) bersiap beribadah di kuil Tashilhunpo, di kota Shigatse. Kuil Tashilhunpo dalam tradisinya adalah tempat kedudukan Panchen Lama, orang kedua terpenting sesudah Dalai Lama dalam agama Buddha Tibet. [...]

February 17, 2014 // 3 Comments

#1Pic1Day: Awas Nabrak/Awas Ketabrak? | Curious Traffic Sign (Mongolia, 2009)

Curious Sign (Mongolia, 2009) What is intended by this curious traffic sign in Erdenet, Mongolia? That driving is forbidden, or playing football? Awas Nabrak/Awas Ketabrak? (Mongolia, 2009) Sebuah rambu lalu lintas yang membingungkan di Erdenet, Mongolia. Entah mana yang dilarang, mobil lewat atau main bola di jalan.   [...]

February 14, 2014 // 2 Comments

#1Pic1Day: Antre Air | Line for Water (Mongolia, 2009)

Line for Water (Mongolia, 2009) The dwellers of the village of Tsengel in westernmost corner of Mongolia are queuing for water from a communal pipe in the middle of the village. This is a daily routine in most rural areas of Mongolia, due to unavailability of water system. Tsengel is last village in western Mongolia, neighboring with China and not far away from Kazakhstan, inhabited by predominantly Muslim Kazakh minority ethnic group. A big number of Kazakhs from Western Mongolia have migrated to Kazakhstan. Antre Air (Mongolia, 2009) Para penduduk dusun Tsengel di ujung paling barat Mongolia sedang mengantre air dari pipa komunal di tengah dusun. Ini adalah aktivitas harian di daerah pinggiran Mongolia, yang masih belum memiliki sistem pipa air. Tsengel adalah dusun paling ujung di Mongolia, berbatasan dengan China dan paling dekat dari Kazakhstan, dihuni oleh minoritas Kazakh yang beragama Islam. Sejumlah besar penduduk Kazakh di Mongolia Barat telah bermigrasi ke Kazakhstan. [...]

February 13, 2014 // 2 Comments

#1Pic1Day: A Kazakh Muslim Wedding (Mongolia, 2009)

Muslim Wedding (Mongolia, 2009) A Muslim Kazakh bride in westernmost corner of Mongolia is preparing for nikah, legalization of marriage held by Muslim religious leader. The Kazakhs are predominantly Muslim minority groups inhabiting western Mongolia, especially in the province of Bayan Olgii. Most of the wedding ceremonies here are held in Western (Russian) way, as it comes simpler and cheaper. In Kazakh wedding in Mongolia, vodka is always present. The father of this bride even held a cup of vodka in his hand, praying by reading Bismillah (in the name of Allah) to all guests. The mother of the bride then stood up, saying gratitude to all guests while wailing and weeping, and finished the vodka all at once. Pernikahan Muslim (Mongolia, 2009) Seorang pengantin Muslim Kazakh di ujung paling barat Mongolia sedang bersiap melangsungkan akad nikah. Pernikahan di sini lebih sering dilangsungkan dalam cara barat atau Rusia daripada cara tradisional (yang lebih rumit dan mahal). Dalam pernikahan Kazakh di Mongolia, vodka tidak boleh absen. Ayah pengantin perempuan ini bahkan sempat mengangkat secawan vodka, mengucap Bismillah irrahman irrahim, dan berterima kasih kepada semua tamu yang hadir. Disambung dengan ibunya yang berdiri, berterima kasih sampai menangis-nangis, dan menenggak habis satu cawan [...]

February 12, 2014 // 8 Comments

#1Pic1Day: Makan-Makan | Time to Eat (Mongolia, 2009)

Time to Eat (Mongolia, 2009) Kazakh people of Bayan Olgii, Western Mongolia are having lunch with a pile of sheep meat. The Kazakhs are predominantly Muslim minority groups inhabiting the westernmost part of Mongolia, especially in the province of Bayan Olgii. While eating, each of them bring a knife to cut the big pieces of meat, and they all eat from the very same big plate. Makan-Makan (Mongolia, 2009) Para minoritas Muslim Kazakh di provinsi Bayan Olgii, Mongolia Barat sedang menikmati makan siang berupa sebongkah daging domba besar. Masing-masing mereka membawa pisau, dan makan langsung dari piring besar yang sama. [...]

February 11, 2014 // 0 Comments

#1Pic1Day: Sang Pemburu Elang | The Eagle Hunter (Mongolia, 2009)

The Eagle Hunter (Mongolia, 2009) The Kazakhs are a minority groups inhabiting the westernmost part of Mongolia, especially in the province of Bayan Olgii. They are predominantly Muslims and still preserve the tradition of eagle hunting. The possession of eagle have been pride for the nomadic people since centuries ago, including Arabian sheikhs who are eager to pay any sum for the highest quality of eagles and falcons smuggled from Mongolia. As for the Mongolian Kazakh, eagles are used as weapon to hunt for foxes, and they got their eagles by kidnapping them from the wilderness. The fur hat wore by Kazakh hunters are made from fur of foxes’ legs they have hunted down. Once a year, Eagle Festival is held in the provincial capital of Olgii to preserve this almost-extinct ancient tradition. Sang Pemburu Elang (Mongolia, 2009) Bangsa Kazakh, minoritas Muslim yang mendiami wilayah bagian barat Mongolia (Provinsi Bayan Olgii) masih mempertahankan tradisi berburu dengan elang. Tradisi memelihara elang sudah berusia ratusan tahun dan merupakan kebanggaan bangsa-bangsa nomaden, termasuk para syeikh Arab yang sanggup membayar mahal untuk elang-elang dan rajawali berkualitas terbaik yang diselundupkan dari Mongolia. Bagi bangsa Kazakh Mongol, elang yang ditangkap dari alam liar adalah senjata mereka [...]

February 10, 2014 // 2 Comments

#1Pic1Day: Welcome to Mongolian Toilet (2009)

Welcome to Mongolian Toilet (2009) Still whining about dirty Chinese toilets? Then, welcome to this Mongolian toilet. Welcome to Mongolian Toilet (2009) Masih sering ngomel kalau toilet China yang paling jorok? Selamat datang di toilet Mongolia.   [...]

February 7, 2014 // 6 Comments

#1Pic1Day: Santai Dulu Ah… | Relaxing (Mongolia, 2009)

Relaxing (Mongolia, 2009) A little girl of a Mongol nomad family is having me-time, relaxing under the winter sunshine in arid desert of southwestern Mongolia. Santai Dulu Ah… (2009) Seorang anak gembala Mongol berjemur menikmati sinar mentari musim dingin di padang gersang Mongolia selatan [...]

February 6, 2014 // 0 Comments

#1Pic1Day: Metropolis, Mongolian Style (2009)

Metropolis, Mongolian Style (2009) Khovd, with population of 35 thousand, is the biggest city in western Mongolia. Mongolia has land area about the same as that of Indonesia, with population of only 2.7 million, more than half of which live in the capital. What you see then is an almost empty country. Metropolitan ala Mongolia (2009) Khovd, dengan jumlah penduduk 35 ribu orang, adalah kota terbesar di Mongolia bagian barat. Luas Mongolia hampir seluas daratan Indonesia, dengan penduduk 2,7 juta jiwa, yang hampir separuhnya tinggal di ibukota, menyebabkan negeri raksasa ini begitu lengang dan lapang. [...]

February 5, 2014 // 0 Comments

#1Pic1Day: Beratnya Perjalanan | Arduous Journey (Mongolia, 2009)

Arduous Journey (Mongolia, 2009) Journeys in Mongolia are more than often arduous, requiring perfect physical condition. Most of the roads are unpaved, just a small track in the wilderness. You also have to consider the distance between destinations which are usually extremely far away, plus unforgiving weather and nature, plus hungry wolves and foxes from the forested hills. Bon voyage! Beratnya Perjalanan (Mongolia, 2009) Perjalanan di Mongolia selalu berat dan membutuhkan fisik yang prima. Hampir tidak ada jalan beraspal, mayoritas berupa jalan track seperti ini. Ditambah lagi jarak yang sangat berjauhan, cuaca yang tidak bersahabat, dan hewan liar seperti serigala yang mengincar di hutan-hutan. Selamat jalan! [...]

February 4, 2014 // 2 Comments

#1Pic1Day: Agama Tradisional | Traditional Religion (Mongolia, 2009)

Traditional Religion (Mongolia, 2009) Buddhism was the main religious tradition in Mongolia, affected every aspect of life of the nation, including culture, politics, history and economy. Tibetan Buddhism spread massively in Mongolia during the 16th century. Seventy years of communism in the country during the 20th century has led to decreasing impact of Buddhism tradition among the Mongols. In recent years, though, Mongolia has witnessed the revival of Buddhism. Temples have seen more visitors flocking, and there are more youngsters choose to be monks. The government has decreed Buddhism as “traditional” religion. Recently, Buddhist leaders in the country have been struggling hard to survive amidst aggressive Christianization programs by foreign missionaries. Agama Tradisional (2009) Agama Buddha pernah menjadi tradisi religius utama di Mongolia, memengaruhi setiap aspek kehidupan di negeri itu, termasuk kultur, politik, dan religius. Penyebaran agama Buddha Tibet secara massal di Mongolia terjadi pada abad ke-16, dan sempat meredup selama 70 tahun komunisme di negeri itu pada abad ke-20. Dalam beberapa tahun belakangan, Mongolia mengalami kebangkitan kembali agama Buddha, ketika kuil-kuil kembali ramai, dan semakin banyak generasi muda yang menjadi biksu. Buddhisme ditetapkan pemerintah sebagai agama “tradisional”. Belakangan ini, organisasi dan pemuka Buddhis di negara itu harus berjuang keras [...]

February 3, 2014 // 4 Comments

#1Pic1Day: Naga Kebebasan | Dragon of Freedom (Indonesia, 2013)

Dragon of Freedom (Indonesia, 2013) During the New Order under Suharto, Chinese culture was banned in Indonesia, including traditional and religious rituals. After the Reform Era, Chinese Indonesian (known locally as Tionghoa, from the Chinese word of “Zhonghua”) started to gain their rights as citizens, including performing their culture. The annual celebration of Cap Go Meh, the 15th day after the Chinese New Year/Spring Festival, is a great festive for the whole city. Chinese temples and other communities (including Muslims) participate in the parade, showcasing traditions and dances from all over Indonesia, including the Chinese Dragon Dance, for sure. Naga Kebebasan (Indonesia, 2013) Pada masa Orde Baru, kebudayaan Tionghoa dilarang di Indonesia, termasuk ritual perayaan tradisional dan religius. Setelah memasuki era Reformasi, barulah Tionghoa bebas mengekspresikan budaya mereka. Acara tahunan Cap Go Meh, atau hari ke-15 sesudah Imlek, menjadi pesta rakyat yang sangat meriah di Bogor, di mana berbagai elemen masyarakat dan kelenteng-kelenteng di Jawa Barat berparade menampilkan kebudayaan Nusantara dan kebudayaan Tionghoa, termasuk barongsai. [...]

January 31, 2014 // 0 Comments

#1Pic1Day: China Today (Beijing, 2013)

China Today (Beijing, 2013) Rapid modernization and development has drastically changed the face of Chinese cities. During the Cultural Revolution, one could be beaten just to wear something regarded a little bit too fancy, like a red shoes with flower decoration. But today, Beijing youngsters are too keen of world fashion and world-class branded stuff. Naked models on billboard are not out-of-place either. The China today is already very much different even compared to when I came first time to Beijing in 2000. China Hari Ini (Beijing, 2013) Modernisasi dan pembangunan yang begitu cepat mengubah wajah kota-kota di China secara drastis. Pada masa Revolusi Kebudayaan, orang bisa dipukuli dan dihajar hanya karena tampil cantik misalnya dengan sepatu yang ada hiasannya. Tetapi hari ini, generasi muda Beijing menggilai mode pakaian dan produk merek dunia. Model yang tampil telanjang pun sudah bukan hal yang istimewa. Hal ini bahkan sudah sangat drastis perubahannya dibandingkan dengan ketika saya pertama kali datang ke Beijing pada tahun 2000. [...]

January 30, 2014 // 0 Comments

#1Pic1Day: Communist Nostalgia (China, 2010)

Communist Nostalgia (China, 2010) Rapid development in China has brought this country entering the world of capitalism. Modernity and materialism cannot be separated from people’s live nationwide. Nevertheless, in last few years, we fill the arrival of nostalgia wind, especially towards the peak of communism under Mao Zedong, where people were equally poor and equally happy. There are some popular thematic restaurants in Beijing offering a journey through time machine, going back to Cultural Revolution era. Visitors seem to attend a general meeting with all other comrades, spectating shows with songs and poems of that era. The restaurant waiters and waitresses also dress in the uniform of Red Army and Red Guards, addressing each visitor as “Comrade”. Nostalgia Komunis (China, 2010) Pembangunan di China yang teramat pesat membawa negeri ini memasuki dunia kapitalisme. Modernitas dan materialisme tidak bisa terpisahkan dari kehidupan di seluruh negeri. Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir muncul kembali kerinduan yang semakin kuat terhadap zaman-zaman Revolusi Kebudayaan, di mana semua rakyat masih miskin tetapi mereka merasa lebih bahagia. Salah satu bentuk nostalgia komunisme adalah munculnya beberapa restoran tematik yang mengusung tema Revolusi Kebudayaan, di mana pengunjung seperti menghadiri rapat akbar para kamerad dengan pertunjukan yang khas pada [...]

January 29, 2014 // 0 Comments

#1Pic1Day: Tibetan Muslim (China, 2010)

Tibetan Muslim (China, 2010) Tibetan Muslim women pass through Niujie Street in Beijing. Niujie (the “Ox Road”) is the biggest and oldest Muslim quarter in Beijing. China has dozens of Muslim ethnic groups, but the number of Muslims among Tibetans is actually very low. They inhabit some little villages in northern part of Tibet. Their costumes combine Tibetan dress with Islamic veil. These women came to Beijing as they are preparing to fly to Saudi Arabia for the annual holy pilgrimage. Muslim Tibet (China, 2010) Para perempuan Muslim Tibet sedang melintas di jalan Niujie, Beijing. Niujie (“Jalan Sapi”) merupakan daerah komunitas Muslim terbesar dan tertua di kota Beijing. China memiliki puluhan etnis minoritas yang menganut agama Islam, namun jumlah umat Muslim di kalangan etnis Tibet sangatlah minim. Mereka mendiami beberapa dusun kecil dan terpencil di bagian utara Tibet. Dalam hal berpakaian, mereka pun memadukan baju tradisi Tibet dengan kerudung. Para perempuan ini datang ke Beijing karena mereka bersiap terbang ke Mekkah untuk naik haji.     [...]

January 28, 2014 // 5 Comments

#1Pic1Day: Masjid Gaya China | Mosque in Chinese Style (2010)

Mosque in Chinese Style (2010) Niujie Mosque is the oldest mosque in Beijing, built in 996 during the Liao Dinasty, but most of the buildings we see today are from the Qing Dinasty (17th century). The architecture is a mixture of Islamic and Han Chinese tradition. Niujie, which literally means “Ox Road”, is the biggest and oldest Muslim quarter in Beijing (mostly the Hui Muslims), with numerous shops and restaurants offering halal food. Masjid Gaya China (2010) Masjid Niujie adalah masjid tertua di kota Beijing, didirikan pada tahun 996 M, namun bentuknya yang sekarang utamanya adalah peninggalan dari Dinasti Qing (abad ke-17). Bangunan ini merupakan perpaduan antara seni arsitektur Muslim dan Han China. Niujie sendiri berarti “Jalan Sapi”, merupakan daerah komunitas Muslim tertua dan terbesar di Beijing (mayoritas penghuninya adalah etnis Muslim Hui), dengan barisan toko dan restoran yang menjual produk makanan halal.     [...]

January 27, 2014 // 3 Comments

1 2 3 4 8