Recommended

Agustinus Wibowo

Abadi di Hati

Hari ini, andaikan Mama masih hidup, dia seharusnya merayakan ulang tahunnya yang ke-68. Tetapi, Mama telah pergi meninggalkan kami semua 14 tahun lalu. Kepergian Mama sempat meninggalkan luka yang mendalam di hati saya. Apalagi karena saya tinggal di luar negeri selama belasan tahun, tak banyak berada di sampingnya. Hanya pada saat-saat terakhir, ketika penyakit kanker menggerus kekuatannya, saya baru dapat menemaninya di rumah sakit. Saya butuh waktu lama untuk sembuh dari kehilangan besar itu. Saya mengurai kembali memori kebersamaan saya bersama Mama, membaca ulang catatan2 buku harian, dan menuliskan kembali semua percakapan dan pengalaman bersamanya. Dari proses itulah, buku “Titik Nol” lahir. Melalui perjalanan panjang itu, saya akhirnya menyadari bahwa kematian bukanlah akhir segalanya. Mama senantiasa hidup dalam ingatan orang-orang yang mengenang dan mencintainya. Melalui buku ini, Mama pun menjadi bagian di hati orang-orang yang bahkan tidak pernah bertemu dengannya. Dan sekarang, berselang 11 tahun dari terbitnya buku “Titik Nol”, kisah ini akan segera ditayangkan sebagai serial film Netflix @netflixid. Cerita perjalanan hidup Mama pun akan menjadi nyata dalam imajinasi banyak orang. Mama, semoga kau senantiasa bahagia di sana. Selamat ulang tahun yang kekal, Mama tercinta. Dari anakmu yang tak pernah berhenti merindukanmu. #ceritaperjalananku#TitikNol#AgustinusWibowo#filmTitikNol#GarisBatas#JalanPanjangUntukPulang#KitaDanMereka#Netflixid @bukugpu Btw, [...]

February 7, 2024 // 0 Comments

[Kompas] Cermin Identitas di Antara Garis Batas

Kompas Minggu 20 Juni 2021 HERLAMBANG JALUARDI Kompas.id Jurnalisme utamanya adalah pekerjaan kaki. Maka itu yang dilakukan Agustinus Wibowo, petualang dan penulis perjalanan. Dengan ransel di punggung, buku catatan, dan kamera, dia melintasi banyak batas negara. Pengalaman di tempat asing itu ibarat cermin yang merefleksikan identitasnya. Agustinus tiba di sebuah warung mi jawa di daerah Palmerah, Jakarta, setengah jam sebelum janji bertemu pada Senin (14/6/2021) siang. Dia duduk sendirian. Es teh manis terseruput hampir setengah gelas. Mi goreng pedas mengalihkan perhatiannya dari buku Jalan Pulang karya Maria Hartiningsih yang tertelungkup di samping piring. ”Aku enggak terbiasa baca e-book,” ujarnya menyeka mulut dengan tisu. Itu sama asingnya dengan angkutan berbasis daring yang perlahan jadi kebiasaan warga perkotaan. Untuk tiba di tempat perjumpaan itu dari tempat tinggalnya di daerah Grogol, Jakarta Barat, Agus naik bus umum dan jalan kaki lagi sekitar 2 kilometer. Dia menyandang ransel harian merek lokal, bukan endorsement. Gawai—ponsel dan komputer—dia pakai untuk urusan pekerjaan, seperti riset, menulis, dan berkomunikasi. Berinteraksi di media sosial pun, katanya, jarang sekali. Aktivitasnya di depan layar dihitung secara rinci. ”Jadi ketahuan produktif sudah berapa jam, non- produktif berapa jam, Kalau kebanyakan main, harus diseimbangkan,” kata dia yang senang bercakap-cakap dalam bahasa Jawa. Kedisiplinan [...]

July 4, 2021 // 1 Comment

Buku ‘Titik Nol’ Agustinus Wibowo Terbit Lagi Hari Ini

Detik.com Senin, 06 Jan 2020 17:10 WIB Tia Agnes  Jakarta – ‘Titik Nol’ sukses membuat nama Agustinus Wibowo makin dikenal ke mancanegara. Buku ketiganya itu terbit lagi dengan sampul terbaru yang berwarna hitam. Di bagian sampul berjendela ada gambar pemandangan di bagian tengah. Dilengkapi pula dengan subjudul ‘Makna Sebuah Perjalanan’. “Catatan perjalanan yang luar biasa ini akhirnya dicetak ulang. Tahun 2020 ini ketiga buku Agustinus Wibowo akan memakai konsep sampul yang baru, sampul berjendela. Selamat menikmati!” tulis penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU), seperti dilihat detikcom, Senin (6/1/2020). ‘Titik Nol’ merupakan buku ketiga setelah ‘Selimut Debu’ dan ‘Garis Batas’ yang menceritakan tentang pengalaman dan pengamatan tentang kehidupan di Asia Tengah. ‘Titik Nol’ juga mengupas pengalaman lebih dalam tentang sebuah perjalanan. Sebelumnya ‘Titik Nol’ pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Vietnam. Lulusan Ilmu Komputer di Universitas Tsinghua, Beijing, China juga dikenal sebagai seorang petualang dan [...]

January 8, 2020 // 1 Comment

Menyoal Identitas Indonesia dan Dunia di London Book Fair 2019

Pertanyaan tentang identitas adalah tema yang terus-menerus dibahas belakangan ini di berbagai penjuru dunia, baik dalam konteks politik global maupun di dunia perbukuan. Pada bulan Maret lalu, saat Indonesia menjadi tamu kehormatan (“Market Focus”) dalam pameran buku terbesar kedua di dunia London Book Fair, saya sebagai penulis mendapat kepercayaan untuk menjadi bagian dari delegasi. Saya diberi kesempatan berbicara dalam tiga panel diskusi, dan kebetulan semuanya berhubungan dengan isu identitas.  Panel pembuka bagi kehadiran Indonesia dalam ajang London Book Fair tahun ini diselenggarakan pada 11 Maret 2019 di aula British Library, London. Mengangkat tema “17.000 Pulau Imajinasi: Sastra Indonesia Hari Ini”, tiga panelis—yaitu Seno Gumira Ajidarma, Dewi Lestari, dan saya—berbicara tentang perkembangan kesusastraan Indonesia dari perspektif genre dan latar belakang kepenulisan yang berbeda-beda. Menariknya, moderator Louise Doughty membuka diskusi dengan pertanyaan yang kelihatannya cukup mudah, tetapi sebenarnya sangat sulit dijawab: “Bagaimana Anda mengidentifikasikan diri Anda sendiri?” Sebagai keturunan imigran Cina generasi ketiga di Indonesia, pertanyaan “Siapa saya?” adalah pertanyaan yang menghantui saya sejak kecil. Saya dibesarkan dengan dongeng-dongeng eksotik dari negeri leluhur saya, dan keluarga saya selalu mendidik bahwa saya adalah Zhongguo-ren, orang Tiongkok. Tetapi di luar rumah, saya belajar bahwa saya adalah orang Indonesia, [...]

April 25, 2019 // 5 Comments

[Xingli]行李︱Agustinus:如果一个国家由17000个岛屿组成,还有什么事不能发生?

An interview with a Chinese media on the diversity of Indonesia. It was an in-depth interview, for more than 3 hours by phone (!). Here I talked about my experience and coming project on Indonesian nationalism. I discussed about the South Mollucan Republic movement, Papuan issues, Sharia Islam implementation in Aceh, the traditional religion of Toraja, the Javanese diaspora community of Suriname, the tourism history of Bali, the Dutch colonialization history, the religion policies of Indonesia, until my experience living as Chinese-ethnic in Indonesia. After the interview, I realized that the project I’m doing now is indeed very huge, very challenging, but at the same time, colourful and enlightening, as I also got much deeper in learning about my own country, my nation, and myself. Xingli 2017-03-24 07:14   这是Agustinus Wibowo的第二篇访谈,第一篇详见:【在阿富汗的3年里……】一个印尼作家,一直被祖辈告知他是中国人,但是当他19岁终于“回到”中国时,却被当做外国人,他第一次困惑自己的身份:我是中国人还是印尼人吗?他决定寻找印尼人的故事。而印尼人的故事,和17000多个岛屿有关,和400多座火山、700多种语言、300多个民族有关,也和各种闹独立的故事有关——有的在边境上闹,有的在海外闹;而作为华人,印尼人的故事当然还和无数次排华事件有关…… 行李&Agustinus Wibowo [...]

March 31, 2017 // 7 Comments

Detik: Agustinus Wibowo: Australia Negara Santai Tapi Taat Hukum

Jumat 10 Mar 2017, 17:25 WIB Australia Plus ABC – detikNews Perth -Agustinus Wibowo, penulis perjalanan dan fotografer asal Indonesia baru-baru ini hadir di Festival Penulis di Perth (Australia Barat). Penulis yang dikenal menguasai banyak bahasa ini berbicara dengan wartawan ABC Sastra Wijaya mengenai apa yang dibicarakan di Perth, pandangannya mengenai Australia dan buku terbaru yang sedang ditulisnya. Anda diundang di Perth Writers Festival, apa yang Anda bicarakan di sana? Saya tampil dua kali di Perth. Sesi pertama disebut Nomadic Lives (Kehidupan Nomadic (Berpindah-pindah). Saya tampil bersama penulis terkenal Australia Tim Cope, yang menghabiskan waktu tiga tahun mengendarai kuda berkelana dari Mongolia ke Hongaria di Eropa. Jadi kami terlibat dalam kehidupan nomadic dalam perjalanan kami. Di tahun 2005, saya memulai perjalanan ” Grand Overland Voyage”, melakukan perjalanan selama empat tahun, dimulai dari ibukota China, Beijing, dengan harapan bisa mencapai Afrika Selatan, tanpa melewati laut. Saya tidak menyelesaikan perjalanan tersebut, karena saya akhirnya tinggal di Afghanistan selama hampir tiga tahun. Salah satu pertanyaan menarik yang kami diskusikan di panel tersebut adalah apakah kita bisa menyebut diri kita nomad modern. Dalam pandangan saya ada perbedaan besar antara kehidupan nomadik dengan melakukan perjalanan. Bagi orang luar, para nomad ini sering dilihat sebagai ‘orang [...]

March 31, 2017 // 3 Comments

THE JAKARTA POST CREATIVE WRITING WORKSHOP: Travel Writing

https://tjpcreativewriting.com/2017/03/26/travel-writing/ Instructor: Agustinus Wibowo We have arrived in an era where virtually everybody can travel. Somehow, the dream of exploring the unfamiliar world, a dream that decades ago seemed impossible, now has become a reality for many people. Being a travel writer is one plausible way to achieve this. It is still one of the best jobs in the world, as it enables one to travel extensively, and get paid for it. But competition is harsh; to be a distinctive and qualified travel writer is not as easy as it sounds. Moreover, travel writing is a new genre in Indonesia with so much space to learn from the far more mature industry of travel writing out in the West. This course will bring you to diverse aspects of travel writing. We will discuss many representative works from some of the best travel writers and their work. We will also dig into the reality of travel writing as a profession. This course is perfect for journalists, freelance writers, memoir writers, even fiction writers. Nevertheless, students are not required to have any previous coursework in Creative Writing. At the end of this course, you will be able to: develop ideas and direct your [...]

March 30, 2017 // 2 Comments

AustraliaPlus: Agustinus Wibowo–Exploring the nomadic life of a travel writer

AustraliaPlus 16 Mar 2017 Agustinus Wibowo with Sastra Wijaya Indonesian travel writer and photographer Agustinus Wibowo recently appeared at the Perth Writers Festival. He is seen as a pioneer of a new genre of Indonesian travel literature, allowing readers to experience his physical, spiritual and emotional journey through his stories. Australia Plus talked to Agustinus to find out more. What are some of the things you discussed at the Perth Writers Festival? I had two sessions there. The first session was called Nomadic Lives with renowned Australian explorer and travel writer Tim Cope. One of the interesting questions that Tim and I discussed was whether we would call ourselves modern nomads. In my opinion, there’s a big difference between nomadism and travelling for our own sake. Nomads migrate up to four times a year (following the changes of season), but they have fixed places for their spring, summer, autumn and winter pastureland. They are still confined by borders – international or traditional ones – and the purpose of their travelling is for survival. By contrast, a modern traveller has much more freedom in choosing where to go and why. The other session I had was This Place Called Home, together [...]

March 20, 2017 // 6 Comments

Perth Writers Festival: Meet Travel Author Agustinus Wibowo

Perth Writers Festival To say that Indonesian travel writer and photographer Agustinus Wibowo has a passion for adventure and linguistics is an understatement – he has spent most of his life travelling to the far reaches of the world and currently speaks 16 languages. In his latest book Zero, his travels bring him home to spend time with his dying mother, a woman who lived her entire life in one small village. Read more about this incredible author before his PWF sessions Nomadic Lives and This Place Called Home. For those who haven’t read it, what is your latest book Zero about? Zero is my story of homecoming. After ten years wandering the world, I had to go home, to face the reality of my home. My mother was on the brink of death, as cancer ravaged her body. The only thing I could do was sit next to her, reading my travel notes from faraway lands – China, Nepal, India, Pakistan, Afghanistan. Just like Scheherazade who reads through one thousand and one tales over as many nights, I wished that every story may prolong her life for one day. Along with these stories, my mother finally found a voice [...]

February 22, 2017 // 7 Comments

[Detik.com]: Novel ‘Titik Nol’ Segera Dibawa ke Layar Lebar

Detik Rabu, 02 Nov 2016 16:59 WIB  ·   Dicky Ardian – detikHOT Jakarta – Satu lagi novel best seller yang akan diadaptasi ke dalam film layar lebar. Kini giliran buku ‘Titik Nol’ karya Agustinus Wibowo yang akan difilmkan. Dari keterangan pers yang didapat detikHOT, Rabu (2/11/2016), buku tersebut sudah terjual lebih dari 26 ribu eksemplar dengan 6 kali cetak ulang. Di dalamnya menceritakan mengenai pengalaman pribadi Agustinus bertualang di Afganistan, Tibet, Nepal, India dan Pakistan dengan jalur darat. Adalah Rumah Produksi Falcon Pictures yang akan menggarap film tersebut. Namun sayangnya penayangannya belum akan terjadi dalam waktu dekat. “Sampai saat ini kita masih dalam proses penggarapan skrip. Mudah-mudahan semua berjalan lancar dan tahun depan kita bisa melakukan proses syuting,” kata Frederica selaku Produser Falcon Pictures. Lebih lanjut, Agustinus mengungkapkan sebenarnya bukan hanya Falcon Pictures yang mencoba untuk meminang bukunya itu untuk difilmkan. Tapi pilihannya jatuh ke rumah produksi yang baru saja sukses lewat ‘Warkop DKI Reborn’ itu. “Saya melihat Falcon mempunyai visi yang bagus dalam membuat film. Visinya bukan sekadar materialistis, tetapi juga ada visi untuk menghasilkan film yang berkualitas dan menginspirasi, karena itu saya memutuskan untuk menerima tawaran Falcon ini,” ujar Agustinus. [...]

November 6, 2016 // 54 Comments

[Detik.com] Liburan ke Asia Tengah Aman atau Tidak? Ini Dia Faktanya

Detik Jakarta – Masalah politik dan kriminalitas seakan mengaburkan keindahan wisata di Asia Tengah. Tapi bukan tidak mungkin liburan ke sana. Berikut faktanya. Lima negara Asia Tengah yang terdiri dari eks-Uni Soviet, yakni Kazakshtan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan memang dikenal eksotis. Tapi masalah konflik politk dan kriminalitas yang muncul dalam pemberitaan membuat traveler berpikir ulang sebelum berkunjung. Dari Indonesia, ada penulis sekaligus petualang Agustinus Wibowo yang telah menyibak Asia Tengah dan menuliskan kisahnya dalam buku Garis Batas. Untuk mencari tahu aman tidaknya traveling ke Asia Tengah, detikTravel pun mewawancarai Agustinus Wibowo via telepon pada Rabu malam (26/10/2016). Secara geopolitik, dua dari lima negara Asia Tengah bertetangga dengan Afghanistan yang rawan konflik dan perang. Secara tidak langsung, ada pengaruh radikalisasi hingga terorisme dari negara Timur Tengah ke Asia Tengah. “Efek dari Timur Tengah sekarang ini memang sedkit terasa, jadi banyak pejuang dari Tajikistan, Uzbekistan yang bergabung ke ISIS. Bahkan Kyrgyzstan dan Kazakhstan ada. Jadi arus radikalisasi sudah merembet masuk ke Asia Tengah. Yang itu mereka cukup rawan. Tapi kalau secara general untuk traveling ke situ mungkin efeknya kita nggak akan terlalu berasa seperti itu ya,” jelas Agustinus. Agustinus pun menceritakan tentang konflik yang sempat terjadi di Fergana, Uzbekistan pada tahun 2004 [...]

November 6, 2016 // 3 Comments

[Detik.com]: Ada Apa di Asia Tengah? Ini Kata Penulis & Petualang Agustinus Wibowo

Menyibak Asia Tengah Johanes Randy Prakoso – detikTravel – Kamis, 27/10/2016 08:10 WIB Detik.com Jakarta – Membicarakan negara di Asia Tengah tentu tidak terlepas dari nama Agustinus Wibowo, penulis dan penjelajah asal Indonesia. Yuk mengenal Asia Tengah lebih jauh! Lahir di Lumajang Jawa Timur, tahun 1981, nama Agustinus Wibowo mungkin sudah dikenal publik dan traveler Indonesia secara luas lewat sejumlah tulisan perjalanannya yang mengisahkan cerita kemanusiaan dan perbatasan di negara Asia Tengah. Berbeda dengan dengan traveler kebanyakan, pria berdarah Jawa Tinghoa ini malah memiliki ketertarikan khusus akan negara Asia Tengah yang belum dikenal dan rawan isu politik. Tapi tentu bukan hanya itu, perbedaan bahasa hingga sulitnya akses visa ke negara Asia Tengah juga menjadi alasan. Namun tidak untuk Agustinus Wibowo. Untuk mendapat gambaran dan mengenal Asia Tengah lebih lanjut, detikTravel pun berbincang dengan pria yang akrab disapa Agus ini via telepon, Rabu (26/10/2016). Dari perjalananya di Asia Tengah, ada banyak hal menarik yang bisa disimak. “Konsep Asia Tengah itu sebenarnya berbeda-beda setiap definisi, ada yang menganggap Asia Tengah mulainya dari Mongolia, masuk ke China Barat dari Rusia, negara-negara pecahan Uni Soviet, kadang Afghanistan juga dimasukkan ke Asia Tengah. Jadi memang definisinya itu berbeda-beda, tapi sekarang kebanyakan orang menganggap asia tengah [...]

November 1, 2016 // 0 Comments

Agustinus Wibowo in Ubud Writers & Readers Festival 2016

This is my schedule for this year’s awaited literary festival, UWRF 2016. I have got quite a busy schedule, but I am really excited to see you all there. And I really love this year’s theme: “I am you, you are me“.   Live Music & Arts: Pecha Kucha http://www.ubudwritersfestival.com/program/pecha-kucha/ 26 Oct 2016 20:30 – 22:00 After Dark / Live Music & Arts IDR 75,000 Betelnut . Jl. Raya Ubud (Google Maps) Ignite your ideas with a fast and furious Pecha Kucha night at Betelnut. Brave Festival artists step out on stage to share what they’re passionate about in the 20×20 format: 20 images, 20 seconds each. Tickets available at the door. Featuring: Agustinus Wibowo, Emmanuela Shinta, Madelaine Dickie, Mayank Austen Soofi, Melizarani T Selva, Yassmin Abdel-Magiied Book Launch: Zero: When Journey Takes You Home http://www.ubudwritersfestival.com/program/zero-journey-takes-home/ 27 Oct 2016 16:30 – 18:00 Book Launches / Free Events Free Rondji Restaurant. Jl. Raya Campuhan (Google Maps) After 10 years, the traveller returns home and comes face-to-face with one reality he has always feared: his mother is on the brink death. He recounts his journey, page after page, to his dying mother who has barely ever left their little village in Java. [...]

October 23, 2016 // 0 Comments

[Kimberley Echo]: Region tantalises travel writer

An article in a local Kimberley newspaper on the fabulous Kimberley Writers Festival, Kununurra, Australia, 2-4 September 2016 Rourke Walsh Indonesian travel writer Agustinus Wibowo likes to immerse himself in the culture of a region before putting pen to paper. Having travelled extensively through Asia for his first three books, he said the “magical and exotic beauty” of the Kimberley could bring him back and feature as the subject of a future work. The writer was one of several authors and playwrights in Kununurra for the 11th annual Kimberley Writers’ Festival at the weekend. Wibowo’s travels include hitchhiking his way across Asia for 18 months on a shoestring budget of $US2000 before spending more than a year living in war-torn Afghanistan. He said before the weekend, he knew little of the Kimberley, despite its relative closeness to his homeland. “The Kimberley is so close to Indonesia, it’s actually closer than it is to Perth,” he said. “The landscape is fabulous and for me there is a magical and exotic beauty about it.” Wibowo said while this was unfortunately just a flying visit before jetting back to Jakarta for other commitments, the Kimberley had left a lasting impression on him. “I [...]

September 30, 2016 // 3 Comments

[Dewi] Agustinus Wibowo–Perjalanan Mencari Cerita

      Dari pencarian personal, ia tergugah merambah zona-zona konflik dunia dan mendengar cerita-cerita penghuninya.   DEWI September 2016 DUNIA PRIA (LINDA CHRISTANTY)   IDENTITAS adalah masalah yang menyertai dirinya tumbuh di Lumajang, sebuah kota di Jawa Timur. Ia berbicara Bahasa Jawa dengan orangtuanya di rumah, tetapi mereka bukan keluarga Jawa bagi orang-orang di sekitar. Ajaran dan tradisi Islam dalam masyarakat telah mempengaruhi pikirannya sebagai seorang bocah, sehingga ia meminta kepada orangtuanya agar ia dikhitan seperti teman-temannya yang lain. Tetapi ia dan keluarganya bukan Muslim. Ia tak mengenal kampung halaman yang lain selain kota lahirnya, tetapi ada orang-orang yang menganggapnya orang asing dan meneriakinya, “Cina, Cina….” di jalanan. “Karena itu saya sering merasa tidak aman. Saya memilih naik becak dari rumah menuju tempat yang hanya berjarak sekitar 200 meter sekalipun,” tutur Agustinus Wibowo, penulis buku-buku perjalanan yang mengisahkan zona-zona konflik dunia. Ia pun melewati masa remaja dengan memikirkan hal yang paling mendasarkan dari keberadaan manusia di muka bumi ini, “Siapakah saya?” Pada Mei 1998 kerusuhan anti Cina merebak di Jakarta, mengiringi akhir kekuasaan Presiden Soeharto. Tetapi ia dan keluarganya tidak bisa lari ke luar negeri untuk menyelamatkan diri. “Paspor saja kami tidak punya,” katanya. Perekonomian keluarga mereka pun hanya [...]

September 19, 2016 // 12 Comments

Detik.com: Papua Nugini hingga Singkawang, Ini 5 Titik bagi Buku Baru Agustinus Wibowo

Rabu, 14 Sep 2016 16:16 WIB  ·   Tia Agnes – detikHOT tautan Beijing – Lebih dari satu dekade melakukan perjalanan, Agustinus Wibowo kembali menelaah apa yang terjadi di negaranya. Pria kelahiran Lumajang, Jawa Timur itu berencana untuk bepergian ke lima titik lokasi yang merupakan fragmen-fragmen dari proyek buku baru yang kini sedang digarapnya sejak dua tahun lalu. Fragmen pertama adalah perbatasan Papua dengan Papua Nugini yang sudah ditinggalinya selama tiga bulan di sana. Ada empat titik lokasi atau destinasi lainnya yang akan dikerjakan sebagai proyek baru. “Saya berencana akan ke Toraja untuk memahami bagaimana agama tua bertahan di tengah-tengah agama baru. Ada Aceh untuk mempelajari bagaimana penerapan pasca syariat Islam,” ujarnya ketika berbincang di sela-sela Beijing International Book Fair (BIBF) 2016 di China International Exhibition Center, Beijing, belum lama ini. Baca Juga: Agustinus Wibowo Bicara Soal Proyek Buku Baru Selain itu, Agus akan menjelajahi Pulau Dewata untuk mencari tahu identitas Bali bertahan di tengah perubahan globalisasi. Serta Singkawang tentang etnis Tionghoa sampai pasca Reformasi. “Benang merahnya bisa dibilang tentang identitas, dari sudut pandang orang Indonesia sendiri. Bagaimana suara orang Indonesia, bagaimana orang Indonesia menggali negaranya sendiri, itu yang saya gali,” lanjut Agus. Simak: Agustinus Wibowo Kritisi Orang Asing yang [...]

September 15, 2016 // 0 Comments

Detik.com: Agustinus Wibowo Kritisi Orang Asing yang Tulis Buku Perjalanan Indonesia

Rabu, 14 Sep 2016 15:43 WIB  ·   Tia Agnes – detikHOT tautan Catatan: Saya rasa saya perlu sedikit mengklarifikasi artikel ini. Tampaknya jurnalis yang mewawancara tidak menyampaikan maksud saya secara tepat. Saya BUKAN mengkritisi orang asing yang menulis buku perjalanan Indonesia, melainkan ketiadaan buku perjalanan tentang Indonesia yang ditulis oleh orang Indonesia sendiri yang mampu menembus pasar internasional. Ini karena tidak banyak penulis perjalanan Indonesia yang menulis tentang Indonesia sendiri, atau masih relatif rendahnya kualitas tulisan perjalanan kita. Beijing – Agustinus Wibowo yang dikenal dengan narasi perjalanan ‘Titik Nol’ tengah menggarap proyek nasionalisme baru tentang Nusantara. Dia pun mengkritisi buku travel writing Indonesia yang ditulis oleh penulis asing. “Kebanyakan buku tentang Indonesia malah ditulis oleh orang asing. Begitu banyak minat orang luar tapi stok buku kita yang sangat terbatas. Itu hal yang sangat miris,” katanya ketika berbincang dengan detikHOT di sela-sela Beijing International Book Fair (BIBF) 2016, belum lama ini. “Bukan masalah siapa yang menulis, tapi perspektif kita yang pasti berbeda. Artinya bangsa kita didefinisikan menurut perspektif orang luar,” lanjutnya lagi. Simak: Agustinus Wibowo Bicara Soal Proyek Buku Baru Atas alasan tersebut, Agus mencoba memahami kembali apa makna nusantara, dan mencoba menelaahnya ke lima titik. Lokasi tersebut yang didatanginya [...]

September 15, 2016 // 14 Comments

Detik.com: Agustinus Wibowo Bicara Soal Proyek Buku Baru

Rabu, 14 Sep 2016 13:46 WIB  ·   Tia Agnes – detikHOT tautan Beijing – Perjalanan Agustinus Wibowo melintasi negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tengah yang terangkum dalam buku trilogi membuat namanya kian dikenal publik. Dari Beijing, sarjana Ilmu Komputer Universitas Tsinghua itu memulai petualangan perjalanan darat keliling Asia. Kini sebelas tahun kemudian, Agus muncul dengan proyek terbaru, semangat serta antusiasme yang tak kalah seru dari buku-buku sebelumnya. Tak lagi menceritakan tentang negara-negara berakhiran ‘tan’ maupun rencana penaklukan ke belahan benua Afrika, namun kali ini Agus kembali melihat ‘ke dalam’. Negara asalnya yang kaya akan budaya dan beragam cerita di dalamnya. Lewat tema ‘Nusantara’, Agus menjelajahi kawasan-kawasan yang berbeda yang bakal menjadi proyek buku berikutnya. Indonesia dipilihnya sebagai fokus pencarian dengan berbagai alasan. Ditemui di sela-sela kemeriahan stand Nasional Indonesia di ajang Beijing International Book Fair (BIBF) 2016, akhir Agustus lalu, Agus menjelaskan tentang rencana proyek terbarunya tersebut. “Indonesia adalah negara yang secara ajaib masih berdiri dengan utuh, ada ratusan etnik dan bahasa yang beragam. Setelah Reformasi pun Indonesia masih berdiri, itu jadi misteri sekaligus pertanyaan, ada kekuatan apa di balik Indonesia. Saya ingin memahami apa itu Indonesia, apa makna menjadi Indonesia, dan apa yang menyatukan Indonesia sampai sekarang [...]

September 15, 2016 // 1 Comment

[Detik] Hak Cipta Buku ‘Titik Nol’ Agustinus Wibowo Terjual ke Penerbit Vietnam

Detik Sabtu, 27 Ags 2016 19:40 WIB  ·   Tia Agnes – detikHOT Beijing – Di hari keempat Beijing International Book Fair (BIBF), hak cipta buku ‘Titik Nol’ atau dalam bahasa Inggris berjudul ‘Zero’ karangan Agustinus Wibowo berhasil terjual. Hak cipta buku bergenre travel writing tersebut dibeli oleh penerbit asal Vietnam, Chibooks. Hal tersebut dikatakan oleh International Marketing Gramedia Publisers, Yudith Andhika RH. “Setelah proses negosiasi, hari ini hak cipta Titik Nol berhasil dijual. Ini pencapaian luar biasa dan kabar bahagia bagi kami,” katanya ketika mengobrol di booth Gramedia di BIBF 2016, Sabtu (27/8/2016). Dalam waktu dekat, buku trilogi setelah buku ‘Selimut Debu’ dan ‘Garis Batas’ segera diterjemahkan. Untuk tahap pertama, lanjut Yudith, akan dicetak sebanyak 2000 eksemplar di Vietnam. “Kepastiaan waktu penerbitan akan dibahas lebih lanjut,” ungkap Yudith. Buku ‘Titik Nol’ atau ‘Zero’ menceritakan tentang perjalanan Agustinus ke tahap berikutnya. Bermula dari perjumpaannya bersama penziarah Tibet, orang-orang Nepal yang tangguh mendaki gunung, tentang Lasha yang menjadi komersial, serta cerita tentang Afghanistan yang pernah disebut Agus di buku pertama ‘Selimut Debu’. Ada juga yang menyebut buku ini sebagai prekuel dari dua buku sebelumnya. Serta buku yang tak hanya menceritakan tentang perjalanan dan pemaknaan yang lebih mendalam, [...]

August 28, 2016 // 27 Comments

On Journey and Reconciliation–A Panel with Yu Hua in Beijing International Book Fair

Back in 2011, when the first time I read any of Yu Hua’s work, I would never imagine that one day I would share the same chair with this great man. Yesterday, in Beijing International Book Fair (BIBF)’s Literary Salon, we sit together in front hundreds of audience, discussing about my book, Zero: When the Journey Takes You Home. We shared ideas about the meaning of journey, conflict of identities, search for meaning, and reconciliation. Yu Hua started with a story, quoting a 1001-night story about a boy from Baghdad, who went all the way to Cairo to find a treasure, but then went home to Baghdad to find the real treasure. He mentioned that the boy’s journey is not unlike my journey–that journey is about going out and returning home. We also shared much about Chinese and Indonesian identity. Raised in 1965, when many Chinese-Indonesians were forced to leave and had to return to China because of racial discrimination, he used to hear bad news about Indonesia. The image of Indonesia among Chinese people reach its worst position after the 1998 riots in Jakarta, and it has never fully recovered, until today. In fact, among so many visas in [...]

August 25, 2016 // 0 Comments

1 2 3