Recommended

bangungan bersejarah

Titik Nol 183: Matahari yang Mendekat

Para chowkidar di makam Shah Shams sedang menikmati santap siang (AGUSTINUS WIBOWO) Matahari Multan bersinar terik, membakar manusia-manusia yang merayap di lorong sempit dan menyesatkan kota Kuno. Di musim panas seperti ini, suhu siang hari bisa mencapai 52 derajad celcius, cukup untuk membikin pingsan. Mengapa Multan demikian panas? Alkisah Shams-ud-Din Sabzwari adalah seorang guru suci yang umurnya lebih dari seratus tahun. Ia berasal dari kota Tabrez di Iran, hidup antara abad ke-12 sampai 13. Seperti guru suci Sufi lainnya, ia datang ke Multan dan mengajar di sini. Shah Shams, demikian ia dikenal, sangat tersohor dengan mukjizatnya. Dalam bahasa Arab, kata shams berarti matahari. Dari sekian banyak kisah tentang sang guru, salah satu mukjizat yang dilakukan oleh Shah Shams adalah memindahkan matahari, mendekatkan sang surya ke tubuhnya. Akibatnya, kota Multan terasa panas dan membakar. Kisah serupa juga pernah saya baca tentang kota Kandahar di Afghanistan selatan, di mana seorang guru Sufi bernama Baba Farid menghukum kota itu karena penduduknya yang tak ramah dengan mendekatkan matahari. Ajaran Sufi penuh dengan kisah dan legenda mukjizat macam ini. Seperti orang suci lainnya, Shah Shams juga punya mazar-nya di Multan. Di luar makam, ada toko yang khusus menjual barang-barang Syiah, seperti foto para Imam, rantai [...]

May 6, 2015 // 1 Comment

Titik Nol 182: Pilar Dunia

Makam Rukni Alam (AGUSTINUS WIBOWO) Kota kuno Multan adalah salah satu dari tempat-tempat di negeri Pakistan yang pertama kali dirambah Islam dalam ekspedisi yang dipimpin oleh Mohammad bin Qasim. Sekarang kota ini tetap menjadi kota penting di mana ribuan peziarah datang dari seluruh penjuru negeri ke puluhan makam suci yang bertaburan. Syahdan, Multan adalah bagian sebuah kerajaan Brahmin yang beribukota di Brahmanabad (kota Brahmin), sekarang di wilayah propinsi Sindh. Yang memerintah adalah Raja Dahir, putra Chach. Walaupun yang memerintah adalah orang Hindu, tetapi penduduknya mayoritas beragama Budha. Orang Arab waktu itu melihat banyak patung pemujaan milik orang Budha, lalu mendapat kosa kata budd – dari nama Budha – untuk menyebut ‘patung’. Kata budd yang berarti patung ini masih dipakai dalam bahasa Urdu di Pakistan. Pasukan Muhammad bin Qasim dari dinasti Ummayyah pertama-tama menaklukkan kota Daibul, kemudian ibu kota Brahmanabad, terus ke utara hingga Sukkur di perbatasan Sindh, masuk ke Punjab ke kota Multan – kota tertua dalam sejarah Asia Selatan. Waktu itu kota Multan dipenuhi berbagai kuil emas pemujaan dewa matahari Aditya. Perlahan-lahan suku-suku Sindh dengan sukarela memeluk Islam. Walaupun dalam suasana perang dan masih pada zaman ribuan tahun silam, kebebasan beragama benar-benar dihormati. Orang Budha dan Brahmin yang tidak [...]

May 5, 2015 // 2 Comments

Titik Nol 180: Heera Mandi (2)

Kota tua Lahore dengan gang-gang kecil yang bak rumah sesat menyimpan banyak kejutan. Salah satunya, Heera Mandi (AGUSTINUS WIBOWO) Saya terjebak di Heera Mandi, kompleks prostitusi terbesar di Pakistan. Kamar ini berukuran cuma 2 x 3 meter. Dindingnya dicat biru. Foto-foto keluarga bergantungan di dinding. Ada pintu menuju dapur di ruangan sebelah. Di belakang saya duduk ada tangga. Melalui tangga inilah Jawad naik dan sudah lima menit tak turun juga. Ibu tua tak banyak bicara. Saya berbasa-basi sedikit, yang dijawab hanya dengan senyuman. Mengapa ibu ini tidur tak menutup pintu rumah? Mungkin karena hawa yang panas, saya mencoba berpikir positif. Jawad turun. Ia minta izin pada ibu itu untuk membawa saya naik. “Ini turis yang ingin melihat-lihat atap rumah,” katanya dalam bahasa Urdu. Kebohongannya mulai terbongkar. “Ini bukan rumahku,” bisiknya, “dan perempuan itu bukan ibuku. Sekarang, ayo kamu naik.” Ia memaksa. Tangga ini mengantar kami ke lantai dua, sebuah ruangan yang sama persis ukurannya dengan yang di bawah tadi. Selain televisi dan foto-foto keluarga di tembok, tak ada apa-apa lagi. Tak ada siapa-siapa. Kami terus naik tangga sampai ke atap rumah. Rumah ini berbentuk kotak sederhana. Atapnya datar. Ada sebuah charpoy di salah satu sudutnya. Charpoy adalah kasur di India [...]

May 1, 2015 // 1 Comment

Titik Nol 179: Heera Mandi (1)

Masjid Badshahi di senja hari (AGUSTINUS WIBOWO) “Larki-marki dekhaun? Mau aku kasih liat koleksi cewek?” seorang pria berjubah shalwar kamiz yang tidak saya kenal berbisik ketika saya menyusuri gang-gang ruwet di kota kuno Lahore. Kemegahan Masjid Badshahi, masjid terbesar dari Dinasti Mughal, adalah kebanggaan Lahore dan Pakistan. Tetapi, bayang-bayang masjid ini menaungi daerah prostitusi paling tersohor di negeri ini, bahkan namanya hingga ke negara-negara tetangga. Siapa yang tak tahu nama Heera Mandi (baca: Hira Mandi)? Ratusan tahun lalu, ratusan gadis penari molek ditambah kaum hijra (penari transeksual) meliuk-liukkan badannya menggoda iman di malam yang gelap. Kini, di kota modern Lahore di bawah kibaran bendera Republik Islam Pakistan, gadis-gadis masih menawarkan hiburan malam, namun tersembunyi di balik tembok tebal. Siang hari, barisan rumah di ruwetnya gang Heera Mandi tak nampak istimewa. Hanya rumah-rumah kuno dari zaman negeri dongeng seribu satu malam. Ada pasar kuno yang ribut, para pria yang semuanya mengenakan ‘seragam’ shalwar kamiz, dan para perempuan yang dibalut purdah hitam pekat. “Tidak mahal,” kata lelaki berkumis itu masih penuh semangat, “hanya 300 Rupee saja.” Di siang hari pun, walaupun tidak semarak malam, transaksi masih terus perjalan. “Mujhe dilcaspi nehin. Saya tidak tertarik,” saya bergegas pergi menuju masjid. Matahari memanggang Lahore [...]

April 30, 2015 // 0 Comments

Titik Nol 176: Tambang Garam

Mahasiswi Universitas Punjab mendengarkan penjelasan pemandu wisata di dalam gua garam Khewra (AGUSTINUS WIBOWO) Di bawah tanah, ada dunia lain Pakistan yang tersembunyi. Sejuk, indah, misterius. Mungkin tak banyak orang yang tahu, Pakistan punya pertambangan garam terbesar kedua di dunia. Kalau bayangan saya yang tinggal di pesisir sebuah pulau Indonesia, garam dihasilkan dari air laut yang dijemur di bawah terik matahari. Sungguh tak terbayang, bahwa ternyata garam juga muncul di perut bumi. Di bawah tanah Punjab, di bawah lapisan gundukan gunung pasir, ada sebuah dunia lain yang penuh warna. Tambang garam Khewra terletak sekitar 200 kilometer di selatan Islamabad. Pertambangan garam di sini termasuk salah satu yang tertua di dunia, sudah mulai sejak zaman Iskandar Yang Agung. Dikisahkan, prajurit perang Iskandar yang kelelahan, secara tak sengaja menemukan tambang garam raksasa ini ketika memperhatikan kuda-kuda makan tanah. Sekarang, pertambangan Khewra ukurannya 260 kilometer panjangnya dan 900 meter tingginya. Gua dan terowongan di dalam bukit gunung dibagi menjadi 17 lantai, dengan 11 lantai di bawah permukaan tanah. Cadangan garam di sini tak akan habis dikonsumsi selama 600 tahun sekalipun! Dulu, tempat ini tertutup untuk umum. Semua yang mau datang ke sini harus mendapat izin dari Kementrian Pertambangan. Tetapi sekarang Pakistan mulai mempromosikan [...]

April 27, 2015 // 0 Comments

Titik Nol 175: Air Mata yang Tergenang

Kuil Hindu yang terlupakan (AGUSTINUS WIBOWO) Dikisahkan dalam hikayat Brahmana, Dewa Shiva (Syiwa) menangisi kematian istri tercintanya, Sati, yang mengorbankan nyawanya demi kehormatan sang Dewa. Setetes air mata jatuh di Pushkar, satunya lagi di Katas. Yang satu menjadi tempat pemujaan para umat, satunya lagi menjadi genangan air dikelilingi puing-puing kuil tua. Katas, kota kecil di Provinsi Punjab, hanya sekitar 135 kilometer jauhnya dari Islamabad. Tetapi di sini, hiruk pikuknya kota modern itu bagaikan kehidupan di dunia lain. Kotanya sendiri biasa saja, tidak semrawut, tapi tak juga istimewa. Yang membuatnya menarik dikunjungi adalah reruntuhan kuil Hindu kuno di puncak bukit. Adalah sebuah legenda indah yang mengawali sejarah kuil kuno ini. Dikisahkan, Suti, istri Dewa Syiwa, membakar dirinya sendiri untuk membuktikan cintanya kepada Syiwa.  Suti melakukan ini semata-mata untuk melawan ayahandanya yang tidak menghormati Syiwa. Teladan Suti kemudian masih berlanjut di India berabad-abad kemudian, ketika janda-janda Hindu yang baru ditinggal mati suaminya ikut menceburkan diri ke dalam api yang membakar jenazah sang suami. Kata ‘Suti’ kemudian merujuk kepada kegiatan bunuh diri janda Hindu. Bahkan hingga awal abad XX, kebiasaan bakar diri janda Hindu ini masih hidup di Pulau Bali. Danau suci dan kuil agung yang kini tinggal puing-puing (AGUSTINUS WIBOWO) Nama Katas [...]

April 24, 2015 // 0 Comments