Recommended

interviews

Traveler【旅行家】(2011):伊朗旅游的“后ADS时代”: 既小众,又高端

伊朗,一个国际政治里的高频词汇,一个美国眼中的高危国家,还是一个全球游客心目中的神秘国度。作为旅游目的地,伊朗还属于中东地区的新军:2010年全年,伊朗的外国游客入境人数为312.5万人次,而从伊朗驻中国大使馆办理赴伊签证的人数仅约1.8万人次;它的邻国土耳其在2003年就曾有过单月入境超过200万人次的记录,2010年更是吸引外国游客2860万人次。

October 23, 2011 // 0 Comments

Kompas (2011): Seni Travelling ala Agustinus Wibowo

Penulis : Ni Luh Made Pertiwi F Selasa, 18 Oktober 2011 | 08:54 WIB Agustinus Wibowo adalah seorang backpacker. Ia mengunjungi daerah-daerah yang jarang dikunjungi wisatawan. Dia telah mengeluarkan buku catatan perjalanannya di Afghanistan yang bertajuk Selimut Debu. Buku keduanya bertajuk Garis Batas merupakan catatan perjalanannya mengunjungi negeri-negeri di kawasan Asia Tengah. | KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES KOMPAS.com – Dirampok, diculik, dipukuli, hingga nyaris diperkosa. Jalan kaki berkilometer jauhnya, naik keledai, hingga nebeng di mobil orang. Sebuah deskripsi yang sangat jauh untuk mengambarkan perjalanan wisata. Saya ingin menyampaikan suara-suara orang dari tempat yang kita tidak pernah dengar. Namun siapa sangka, seorang pria dengan sosok imut, berkulit putih, suara kalem, dan berwajah “baby face”, telah mengalami itu semua bahkan lebih, demi sebuah pengalaman jiwa. Ia menyebutnya sebagai perjalanan kemanusiaan. Agustinus Wibowo, pria berusia 30 tahun asal Jawa Timur itu berkelana ke negara-negara “ajaib”. Negara-negara yang tak populer untuk dijadikan destinasi wisata. Dari Turkmenistan sampai Mongolia dan dari Kazakhstan sampai India, pernah disambanginya. Tak hanya itu, ia pernah menetap dan bekerja di negara penuh peperangan, Afghanistan. Ia mengarungi Asia Selatan dan Asia Tengah melalui jalur darat. Kisah perjalanan Agus di negara-negara Asia Tengah dan Afghanistan, pernah dimuat di Kompas.com. Ia telah menerbitkan [...]

October 18, 2011 // 0 Comments

Kompas (2011): Perjalanan Melebur Garis Batas

18 October 2011 Kompas Cyber Media Travel travel.kompas.com/read/2011/10/18/08365641/Perjalanan.Melebur.Garis.Batas Backpacker   Perjalanan Melebur Garis Batas   Penulis : Ni Luh Made Pertiwi F Selasa, 18 Oktober 2011 | 08:36 WIB     KOMPAS.com – Manusia, yang sejatinya cuma entitas yang satu, memiliki beragam identitas. Ia dibentuk oleh beragam ras, ditempa oleh beragam aspek kultural, dan tumbuh menjadi sosok yang sarat nuansa. Acapkali, kekayaan nuansa itu membentangkan garis-garis batas yang memisahkan manusia. Melangkah melewati garis-garis demarkasi itu melahirkan pengalaman eksistensial yang unik. Dibutuhkan keberanian. Buka cuma itu, dibutuhkan juga kegilaan. Perjalanan ini bukan hanya garis batas teritorial yang ditembus, tapi juga garis batas kultur, garis batas agama, garus batas ras.   Itulah yang dilakukan Agustinus Wibowo, seorang petualang kelahiran Lumajang, Jawa Timur, 1981. Dari Afghanistan, ia menyeberang menelusuri Asia Tengah. Sebuah sungai selebar 20 meter membentangkan perbedaan peradaban hingga satu abad. Ia menjelajahi Tajikistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan, hingga Turkmenistan. Ia menerabas batas-batas politikdan sosio-kultural. Ia juga menerabas batas-batas dirinya dan melebur bersama pengalaman masyarakat di negeri-negeri jauh. Ia pantang naik pesawat terbang. Seluruh perjalannya ditempuh melalui jalur darat: naik bus, pedati, keledai, hingga jalan kaki. Agus membukukan kisah perjalanannya di “Negeri-negeri [...]

October 18, 2011 // 2 Comments

Bukunya (2011): Teman Perjalanan Agustinus Wibowo

21 June 2011 http://bukunya.com/teman-perjalanan-agustinus-wibowo/ Agustinus Wibowo mengisi liburan kuliah di jurusan ilmu komputer di Cina dengan melancong ke Mongolia. Hari pertama perjalanan, pria kelahiran Lumajang 28 tahun silam ini nyaris dirampok pemabuk di kereta. Malam harinya ia dicegat begal di jalan. Tapi pengalaman delapan tahun lalu itu tak membuatnya kapok. Ia terus bepergian ke Tibet, Nepal, dan India. Ia masuk Pakistan lalu menembus ke Afganistan tempat konflik senjata tak pernah berhenti. Ia juga satu dari sangat sedikit orang yang berpetualang ke negara-negara di Asia Tengah, seperti Tajikistan, Turkmenistan, Kazakhstan, dan Uzbekistan. Kisah petualangannya ke negeri “Stan” itu ia bukukan dengan judul Garis Batas terbitan Gramedia Pustaka Utama. Sebelumnya ia juga menerbitkan Selimut Debu yang bercerita soal perjalanannya di Afghanistan. Disebut-sebut beberapa editor media massa sebagai salah satu penulis perjalanan terbaik yang dipunyai Indonesia, Agustinus mendulang kisah travelling yang mendalam lewat buku-buku yang dibacanya sembari menanti truk tumpangan yang tak jelas kapan datangnya. “Buku yang dibaca akan sangat mempengaruhi perasaan dan pikiran saya tentang tempat yang dituju,” ujarnya. Berikut ini petikan obrolan bukunya dengan Agustinus soal buku yang jadi sahabatnya dalam perjalanan: Membawa buku saat travelling, hukumnya wajib atau sekedar pelengkap saja? Wajib. Buku yang dibaca selama bepergian itu akan mempengaruhi [...]

June 21, 2011 // 5 Comments

Whiteboard Journal (2011): Interview with Agustinus Wibowo

http://whiteboardjournal.com/features/roundtable/interview-with-agustinus-wibowo.html http://whiteboardjournal.com/old/features/roundtable/interview-with-agustinus-wibowo.html Forming a passion for traveling, Agustinus Wibowo has spent most of his years in a foreign country. Referred as a world backpacker, Agustinus Wibowo whose profession is as a journalist, has taken the road less traveled by going to the depths of China, Mongolia, Afghanistan, India, Pakistan, Iran to the unfamiliar countries of Central Asia. His contemplative nature and literary adeptness has pushed him to compile his travel stories in a publication called ‘Selimut Debu’ in 2010, and ‘Garis Batas’ recently in 2011. Whiteboard Journal had a chance to learn more of his purpose of travels and the turnings points that have defined him as a word traveler. W: How did everything start? What initially drew you to be so engulfed in traveling? Everything started from childhood, when my dad introduced me to philately. I collected stamps from almost all countries, and stamps were my “window” to the world. I always dreamed to visit the countries of which stamps I have collected. I also loved geography, wanted to learn different languages and cultures. As I was raised in a small town, everything seemed just merely a dream. But then when the chance came, I went to Beijing as [...]

June 20, 2011 // 0 Comments

Janna (2011): Jadi Travel Writer, Siapa Takut!

June 2011 Majalah Janna Jadi Travel Writer, Siapa Takut! Nyali Agustinus Wibowo melebihi besar tubuh dan tinggi badannya. Bagaimana tidak, pemuda usia 29 tahun ini mengunjungi dan tinggal di Afghanistan ketika negara tersebut sedang dalam kondisi terburuknya. Agus juga menjelajahi negaranegara pecahan Uni Sovyet yang bertetangga dengan Afghanistan seperti Kazakhstan, Kyrgistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Tidak sekedar berkunjung, Agus menegaskan, dirinya sebagai musafir yang menyelami kebudayaan negeri lain tapi tetap menjaga jarak sebagai pengamat. Di balik itu semua, Agus tetap bisa selamat sampai tujuan dan kembali dan menuliskan pengalamannya kepada pembaca di Indonesia. Sebuah ‘bisnis’, kalau bisa disebut bisnis, yang luar biasa. Menggabungkan kesenangan pribadi dan profesionalitas diri. Berikut wawancara Janna dengan pemuda asal Lumajang, Jawa Timur ini di Bandung: Profesi kamu ini unik. Sebagai penulis perjalanan di daerah-daerah yang berbahaya. Kira-kira profesi ini menjanjikan gak sih buat anak muda? Bisa! Kita memang perlu menggerakkan ini. Kalau saya lihat sih sudah arah ke sana ya. Ada beberapa penulis perjalanan yang menerbitkan buku yang bagus. Ada tapinya? Tapi… Di sisi lain, profesi ini di Indonesia rasanya kurang. Kurang maksudnya kurang rasa aman. Bukan rasa aman ‘keamanan’. Tapi rasa aman untuk masa depan. Maksud saya, kalau dibandingkan dengan di Eropa, di sana banyak [...]

June 15, 2011 // 1 Comment

[VIDEO] Liputan6 SCTV: Backpacker Asal Lumajang

Agustinus, Empat Tahun Berkelana dengan Ransel Sosok | oleh Tim Liputan 6 SCTV Posted: 29/05/2011 12:54 Liputan6.com, Jakarta: Kegigihan Agustinus Wibowo membawa dirinya melangkahkan kaki ke berbagai penjuru dunia. Empat tahun sudah Agus mengembara menyandeng rasel. Pengembaraan dimulai dari perjumpaan Agus dengan seorang backpacker Solo asal Jepang. Kala itu Agus sedang kuliah di Universitas Tshinghua, Beijing, Cina. Ia kemudian tergoda dan memulai perjalanannya dari negara tetangga Cina, Mongolia pada 2002. Agus kemudian merambah ke negara-negara lain seperti Tibet, Nepal, India dan Pakistan. Semua itu dilakoni seorang diri. Setelah menjadi relawan pasca-tsunami Aceh pada 2005, Agus menolak beasiswa pendidikan strata dua Ilmu Komputer di Cina. Dia justru memantapkan diri memulai perjalanan ke negara yang penuh konflik dan perang, Afghanistan. Satu tahun tujuh bulan ia menggembara ke pelosok-pelosok Negeri Mullah yang tak pernah dikunjungi orang asing, bahkan penduduk daerah lain. Di balik keberaniannya menyusuri tepian jurang, menyeberangi sungai dan mendaki gunung, Agus sebenarnya menyimpan ketakutan akan ketinggian. Kendati demikian, langkahnya tak pernah surut. Dan, kisah ini dituangkan dalam buku pertamanya bertajuk Selimut Debu. Tak sekadar jalan-jalan, Agus menghindari perjalanan naik pesawat agar bisa mengupas budaya tiap negara yang dikunjungi. Ia kemudian menghubungkannya dengan permasalahan di Indonesia. Tentu saja ini didukung dengan kelebihan [...]

May 29, 2011 // 0 Comments

[VIDEO] Kick Andy (2011): Kisah Para Petualang

http://www.kickandy.com/theshow/1/1/2099/read/KISAH-PARA-%20PETUALANG.   Jumat, 27 Mei 2011 21:30 WIB KISAH PARA PETUALANG Dalam perjalanan kehidupan seorang manusia, pada suatu saat terkadang memerlukan sebuah proses mencari makna hidup melalui hal-hal yang tidak terduga dan bahkan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Hal tersebut dapat berupa melakukan aktifitas berbeda yang diluar rutinitas, kegemaran yang dilakukan secara total, maupun peristiwa-peristiwa yang dialami ketika berada dalam perjalanan menuju suatu tempat. Sesungguhnya inti dari semuanya itu adalah adanya perjuangan dan proses pembelajaran yang dinikmati dengan ikhlas. Itulah yang telah dilakukan oleh para tamu Kick Andy dalam episode ini, mereka adalah para petualang yang sejenak berbagi kisah perjalanannya dengan kita. Rob Rama Rambini. Pria kelahiran Roma, Italia ini adalah sulung dari 3 bersaudara. Ibundanya adalah seorang pianis dan komposer musik, Trisutji Kamal. Besar di Jakarta dan saat lulus SMA ia ikut ayahnya dan tinggal di berbagai negara di Eropa dan Rusia. Selama hidupnya, Rama mengaku tidak pernah tinggal lama disuatu tempat, karena mengikuti sang ayah yang bekerja di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Perasaan tidak pernah terikat pada suatu tempat, bisa jadi telah membuat sosok Rama akhirnya mampu melakukan solo sailing dari California ke Indonesia selama lebih kurang 11 bulan. Dengan membiayai sendiri pelayarannya dengan kurang lebih [...]

May 27, 2011 // 0 Comments

Tempo (2011): Tujuan Berikutnya, Asia Tengah

22 May 2011 Majalah Tempo: Gaya Hidup Tujuan Berikutnya, Asia Tengah Tujuan Berikutnya, Asia Tengah http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/05/16/GH/mbm.20110516.GH136711.id.html Negara-negara berakhiran “stan” di Asia Tengah makin digemari para backpacker sebagai tujuan petualangan mereka. Mereka ingin menelusuri Jalur Sutra. PERJALANAN Agustinus Wibowo menembus Afganistan membawanya ke tepian Sungai Amu Darya di ujung utara negeri itu. Menunggang keledai di jalan berbatu dan terjal, ia melihat di seberang sungai berseliweran mobil di atas jalan beraspal. Pemandangan itu membuat Agus penasaran dengan kehidupan di negara-negara pecahan Uni Soviet yang berada di seberang sungai. Agus, yang menetap di Beijing, sebenarnya bisa dengan mudah naik pesawat dari Cina. Tapi ia memilih jalan darat dari Afganistan masuk ke Tajikistan. “Jalan darat itu makan waktu lebih lama,” ujar pria berusia 28 tahun ini. “Semakin lama perjalanan, semakin banyak yang bisa saya pelajari.” Dimulai pada 2006, Agus satu tahun lamanya berkeliling Tajikistan, Kirgistan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan. Hitungannya, ia menghabiskan uang US$ 400 per bulan. “Itu relatif lebih murah daripada ke Eropa,” ujarnya. Kisah perjalanan di negara-negara berakhiran “stan” begitu ia menyebutnya-dibukukan dengan judul Garis Batas. Ahad dua pekan lalu, buku itu jadi bahan diskusi Komunitas Back-packer Dunia di Kafe Pondok Penus, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Selama lima jam nonstop, [...]

May 22, 2011 // 0 Comments

Jawa Pos (2011): Agustinus Wibowo dan Petualangan Bertahun-tahun di Afghanistan

16 May 2011 Agustinus Wibowo dan Petualangan Bertahun-tahun di Afghanistan Lolos dari Perampokan, Pernah Ditawar Pria Homo Agustinus Wibowo bisa disebut sebagai petualang langka asal Indonesia. Dia menjelajah daratan Asia Tengah, mulai dari Beijing, Tiongkok, hingga Afghanistan. Setiap selesai berpetualang, dia bukukan pengalaman tersebut. ——————————————————- AGUNG PUTU ISKANDAR, Bandung —————————————————— Secara fisik, orang mungkin tidak akan percaya bahwa lelaki yang karib dipanggil Agus ini pernah blusukan ke kampung-kampung di Afghanistan. Tidak tanggung-tanggung, tiga tahun lebih dia tinggal dan berkumpul dengan masyarakat di negara yang dilanda konflik berkepanjangan itu. Tubuhnya kecil dan tampangnya lugu. Kulitnya putih bersih dan tidak ada kesan sebagai petualang di daerah yang banyak terdapat perbukitan dan padang pasir itu. “Saya di Afghanistan sudah biasa setiap hari dengar ada bom. Bahkan, saya pernah tinggal di daerah paling rawan. Malah kalau sehari nggak ada bom, terasa aneh,” kata Agus lantas terkekeh saat ditemui di toko buku Tobucil, Bandung (13/5). Entah, sudah berapa kali Agus pulang ke Indonesia. Setelah petualangan panjang dia pada 2003 dan disambung 2005?2009 berakhir, Agus tinggal di Beijing, Tiongkok. Dia bekerja sebagai [...]

May 16, 2011 // 0 Comments

MyTrip (2011): Agustinus Wibowo Si Kutu Buku yang Akhirnya Malang-Melintang di Afghanistan

MyTrip Vol 1/2011 Maret 2011 Pewawancara: Mayawati Nur Halim Foto: Dokumentasi pribadi Agustinus Wibowo, Mayawati Nur Halim (foto Agustinus menandatangani buku) Pertama kali melihat sosok Agustinus Wibowo, saya tak mengira dialah petualang pemberani yang mblusuk-mblusuk pedalaman Afghanistan, negeri yang penuh gejolak. Posturnya sedang, kulitnya putih, cara bicaranya lembut. Jauh dari kesan petualang. Padahal bukan cuma Afghanistan; Mongolia, Iran, Tibet, Nepal, India, Pakistan, Tajikistan, Kirghiztan, Kazakhstan, Uzbekistan dan Turkmenistan, juga Laos telah dirambahnya. Semakin besar tantangannya, semakin ia menikmatinya. Di satu kesempatan Juli lalu, Gus Weng, begitu ia dipanggil, berbagi cerita dengan myTrip. Kebetulan saat itu ia tengah kembali ke Indonesia dan datang ke Jakarta untuk memenuhi undangan temu muka dengan anggota milis Jalansutra. Berpuluh halaman pun sebenarnya tak cukup untuk menuangkan kisah-kisah menakjubkan yang dituturkannya. Jadi, bacalah buku pertamanya Selimut Debu jika ingin menikmati ceritanya lebih detil. Tapi yang disarikan pemuda 28 tahun asal Lumajang, Jawa Timur ini, khusus dibagikannya untuk pembaca myTrip. Momentum yang membuat kamu seperti sekarang? “Saat menjadi relawan di Aceh, Januari 2005, setelah tsunami (Desember 2004), beberapa bulan sebelum saya lulus kuliah di Beijing. Sejak saat itu saya memutuskan tidak akan melanjutkan studi S2 di bidang ilmu komputer dan total menjadi jurnalis. Padahal saat itu saya [...]

March 8, 2011 // 7 Comments

[VIDEO]中国中央电视台CCTV-13:“新春亚洲行”特别节目(走进文莱和印尼)

本期介绍 本期节目主要内容: 1、新春亚洲行–走进文莱和印尼; 2、昨天互动问题的答案:“黄梨”谐音“旺来”喻示好兆头; 3、文莱:新春亚洲行: (1)文莱并不遥远,古称渤泥国; (2)五万华人为社会作出积极贡献; (3)吴尊为您介绍文莱华人过春节; (4)华人新春活动迎来“神秘贵宾”; 4、文莱:今天的互动问题:今年文莱华人团拜会的贵宾是谁; 5、文莱–大年初一要放假; 6、文莱:新春亚洲行:几代华人依然保留着过年习俗; 7、印尼–春节是法定假日;

February 8, 2011 // 0 Comments

U-Mag (2010): Agustinus di Titik Nol

November 2010 Rubrik Adam U-MAG Agustinus di Titik Nol Dikenal sebagai backpacker sejati, bertahun-tahun dia berjalan tanpa pernah pulang. Agustinus Wibowo adalah nomaden yang mengumpulkan aneka identitas dari setiap negara yang dia kunjungi. Qaris Tajudin TITIK NOL PERTAMA: Lumajang, Republik Indonesia (112°53’-113°23’ Bujur Timur dan 7°54’-8°23’ Lintang Selatan) Di bawah konstelasi bintang berbentuk singa dan dalam naungan sayap ayam jago (8 Agustus 1981), dia lahir. Bulan kelahirannya diambil untuk salah satu kata dalam namanya: Agustinus Wibowo. Beberapa tahun kemudian, dia mengoleksi prangko luar negeri, jendela sempit yang memungkinkan dia mengintip negeri terjauh. Ketika guru sekolah dasarnya bertanya, “Apa cita-citamu?”, dengan lantang dia berteriak: “Aku pengen jadi turis!” Gurunya mungkin melongo, tapi segera mengatakan bahwa orang tak boleh bercita-cita menjadi turis, karena itu bukan pekerjaan. Agustinus Wibowo lalu mengganti cita-citanya. Dari pendeta, polisi, hingga guru. Sempat juga ingin menjadi ahli bahasa. Tapi semangatnya menjadi turis tidak berhenti. Saat menginjak kelas III SD, dia bertekad menulis novel. Ceritanya tentang sebuah keluarga yang ingin berkeliling dunia, start dari Inggris. Peta dan rute perjalanan sudah disiapkan. Rencananya, setiap halaman bercerita tentang satu kota. Rencananya juga, setiap hari dia menyelesaikan satu halaman. Pada hari kesepuluh dia berhenti. Catatannya lalu hilang. Kelak, catatan perjalanannya (juga [...]

November 4, 2010 // 2 Comments

Aplaus (2009): Single Fighters – True Story Unveiled

Edisi 112 Aplaus Fokus http://www.aplausthelifestyle.com/result_detail.php?id=1245&index=36 Single Fighters: The True Story Unveiled Teks oleh Linda Yusmiyani & Judika B.M Foto Bobby Wongso Wennars, Istimewa & dari berbagai sumber Menjadi single fighter bukan berarti harus merasa sendiri. Justru merupakan proses perjuangan untuk melatih melupakan ego, percaya diri dan mensyukuri kemandirian yang telah dianugerahkan. BANYAK hal yang harus dilewati untuk menjadi sukses karena kemandirian. Mulai dari jalan berbatu, berliku, bertemu dengan orang yang salah, merasakan jatuh, sebelum akhirnya menggenggam sukses sejati seperti mereka ini. 1.Go Far And Experience The World Agustinus Wibowo (Backpacker) Masih muda, tapi pengalaman backpacking-nya segudang. Apalagi kegigihan dan kemandiriannya dalam menelusuri hampir seluruh negara di Asia. Awal petualangan backpaking kamu gimana sih? Tahun 2001 saya terinspirasi seorang teman perempuan dari Jepang yang melakukan perjalanan sendiri mengelilingi negara Asia Tenggara, tanpa menguasai bahasa selain bahasa Jepang. Dari petualangannya, setahun kemudian saya melakukan backpacking pertama ke Mongolia, berkemah mengelilingi negeri itu selama tiga bulan. Perjalanan backpacking kamu sudah ke mana aja? Tahun 2005, ketika baru lulus kuliah di Beijing, saya bercita-cita melakukan perjalanan panjang dari Beijing ke Afrika Selatan, melalui jalan darat. Perjalanan saya bertahan selama 1 tahun 7 bulan, melintasi pegunungan Tibet, Nepal, [...]

December 3, 2009 // 6 Comments

HerWorld (2009): Life is Beautiful Around the World

May 2009 HERWORLD FEATURE LIFE IS BEAUTIFUL AROUND THE WORLD PITTA SEKAR WANGI memutar bola dunia searah jarum jam dan menunjuk benua yang ingin dikunjungi. Lalu, kembali lagi menghadap monitor dan berselancar. Orang bijak berkata, kejarlah mimpi hingga ke negeri Cina. Seorang teman terusik mendengar kalimat bijak tersebut kemudian bertanya, “Cuma sampai ke negeri Cina saja? Kan Cina itu dekat banget!” Secara logika, apabila ditempuh melewati jalur udara memang sangat dekat. Namun banyak cara untuk menuju Cina, bisa melewati India, Burma bahkan Hong Kong. Alasannya bisa beragam mengapa Anda memilih melewati negara-negara tersebut. Begitu juga dengan traveling, Anda sendiri yang memutuskan tujuannya dan bagaimana bisa menikmatinya sesuai dengan budget Anda. Simak 3 kisah petualangan dari Ninit Yunita, Agustinus Wibowo, Wasti Priandjani dan pengalaman seru menjadi host untuk tamu turis asing, Carmelita Bahrun. journey begins with Apabila ingin memulai sesuatu harus dengan niat dan usaha, so they say. Begitu juga dengan memulai perjalanan. Tepatnya membuat rencana. Sama seperti Anda ingin memulai bisnis atau proyek baru, perencanaan memegang peranan sangat penting. Karena dari situ, Anda bisa menentukan tempat tujuan, budget, transportasi, akomodasi, makanan hingga suvenir. Agustinus Wibowo yang saat ini sedang bermukim di Afghanistan mengatakan sejak kecil ia bercita-cita untuk mempelajari berbagai [...]

April 30, 2009 // 1 Comment

Hidup (2008): Agustinus Wibowo, Menyusuri Negeri Tak Dikenal

27 Juli 2008   HIDUP                               Agustinus Wibowo Menyusuri Negeri Tak Dikenal   “Hidup adalah perjalanan. Kita tidak tahu kapan perjalanan hidup kita akan selesai. Begitu pula saya tidak tahu kapan petualangan saya ini akan berakhir,” tulis Agustinus Wibowo lewat surat elektronik.    SUDAH tiga tahun, Agus melakukan perjalanan tanpa jeda. la melintasi Asia Selatan dan Tengah melalui jalur darat. Agus memang sedang melakukan misi pribadi berkeliling Asia. Perjalanannya dimulai dari Stasiun Kereta Api Beijing, Cina, 31 Juli 2005. la menuju Tibet, menyeberang ke Nepal, turun ke India, dan menembus Pakistan, Afghanistan, Iran, berputar lagi ke Asia Tengah, diawali ke Tajikistan, kemudian Kyrgyzstan, Kazakhstan, hingga Uzbekistan, dan Turkmenistan. la menempuh perjalanan itu dengan berbagai ragam alat transportasi, seperti kereta api, bus, truk, kuda, keledai, bahkan berjalan kaki. Agus memang menghindari perjalanan dengan pesawat. “Perjalanan udara menghalangi saya menyerap saripati tempat yang saya lalui,” ujarnya dalam perbincangan lewat internet, beberapa waktu lalu. la ingin menyatu dengan budaya, menjalin persahabatan. mencecap kehidupan masyarakat yang dikunjunginya.   Agus memulai perjalanan berbekal 2.000 dolar AS. hasil tabungan saat ia kuliah di Universitas Tshinghua Beijing, Cina. Ketika bekal habis, ia menetap sementara di suatu tempat, la bekerja apa saja untuk mendapat [...]

July 27, 2008 // 3 Comments

Majalah Kreatif (2008): Kak Agus Si Petualang Dunia

Mei 2008 Majalah Kreatif Taman Kreatif Kak Agus Si Petualang Dunia   Weess… keren banget disebut petualang dunia, iya, Kak Agus ini sedang keliling dunia, lo. Hebat! Penasaran bagaimana petualangan Kak Agus selama keliling dunia?!   Kak Agus, kenapa ingin keliling dunia? Soalnya, saya ingin melihat dunia. Saya ingin belajar berbagai macam budaya dan kehidupan manusia di negeri-negeri asing.   Kapan mulai keliling dunia, Kak? Sudah ke mana saja? Tahun 2002, saya kuliah di Cina. Lalu, pertama kali “berkelana”, menjelajahi Mongolia sambil berkemah. Kemudian, ke Hong Kong, Macau, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, Singapura, Tibet, Nepal, India, Pakistan, Afghanistan, Iran, Tajikistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan.   Perjalanannya naik apa aja? Yang paling umum, naik bus dan kereta api. Terkadang naik truk, traktor, keledai, kuda, atau berjalan kaki. Saya menghindari naik pesawat terbang. Cita-cita saya menyelesaikan perjalanan ini dengan jalur darat.   Gimana perjuangan Kak Agus selama di negara-negara itu? Saya bekerja sebagai fotografer dan penulis untuk menyambung hidup. Sewaktu di Pakistan, pernah bekerja sebagai sukarelawan gempa. Lalu, saya biasa tinggal di penginapan murah atau di rumah penduduk. Saat berkelana di Afghanistan, saya tinggal di warung-warung.   Wah, kalau keliling dunia, berarti sudah menguasai banyak bahasa, ya? Saya sudah menguasai [...]

May 28, 2008 // 3 Comments

Seputar Indonesia (2008): Jelajahi Dunia demi Ilmu

20 May 2008 Seputar Indonesia Jelajahi Dunia demi Ilmu Seputar Indonesia Daily   MENUNTUT ilmu tidak lagi harus melalui bangku sekolah. Memburu ilmu bisa didapat dengan melanglang buana. Bagi Agustinus Wibowo, 27, berada di Lembah Hunza,Chapursan, yang melintang sejajar dengan perbatasan Pakistan dan Afghanistan,serasa berada di taman firdaus. Semilir angin yang sejuk, udara yang segar dan pemandangan yang indah,membuat Agustinus dan penduduk Hunza larut dalam suasana nyaman. Chapursan hanya salah satu tempat yang sempat disinggahi Agustinus dari sekian banyak kota di dunia.Pria kelahiran Lumajang, Jawa Timur ini, sejak tiga tahun lalu mulai berkelana mengelilingi Asia dengan satu tujuan, mencari ilmu dan mengenal pahitmanisnya kehidupan berpetualang di negara lain. Asia telah puas dia jelajahi. Saat ini obsesi utamanya mencapai daratan Afrika Selatan dengan menempuh perjalanan darat, melintasi Kaukasus, Eropa Timur,Timur Tengah, dan Afrika Barat. Selama penjelajahan itu, dia berusaha menyingkap kehidupan di beberapa negara yang namanya masih asing di telinga,semisal Abkhazia,Transdniestr, Ossetia, dan sebagainya. Perjalanan mahasiswa Fakultas Komputer Universitas Tsinghua, Beijing ini, bermula dari Stasiun Kereta Api Beijing, China, tiga tahun silam. Dari negeri itu, Agus, sapaan akrabnya, melangkahkan kaki ke Nepal, India, Pakistan, Afghanistan, Iran, Tajikistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan,dan Turkmenistan. Selama perjalanan,Agus sedapat mungkin menghindari [...]

May 20, 2008 // 1 Comment

1 2 3 4