Recommended

pulang

Titik Nol 204: Kamp Pengungsi

Bocah pengungsi Afghan di kamp pengungsian Kacha Garhi, dalam kemonotonan warna kehidupan (AGUSTINUS WIBOWO) Pulang. Mengapa harus pulang? Rumah sudah menjadi puing-puing. Tidak ada pekerjaan. Tidak ada roti. Tidak ada impian. Tidak ada yang tertinggal lagi, kecuali selimut debu, kerumunan orang-orang lapar, hancurnya kebanggaan masa lalu yang dibungkus rapat-rapat oleh pasir gurun dan gunung gersang. Bazaar Khyber di jantung kota Peshawar adalah mesin waktu yang melempar saya ke zaman Seribu Satu Malam. Hanya satu warna yang ada: coklat kelabu. Pria-pria bersurban dan berjubah lalu lalang di jalan-jalan pasar Khyber yang berkelok-kelok bak rumah sesat. Di dunia yang hanya dikuasai laki-laki ini, wajah wanita nyaris tak terlihat sama sekali. Pasang-pasang mata besar dan garang mengintip dari balik kain hitam pekat. Itu pun jumlahnya masih bisa dihitung. Keledai dan kuda menarik berbagai macam barang dagangan. Ada bagian yang khusus menjual jubah. Ada yang khusus menjual barang elektronik dari China. Ada lagi bagian baju-baju bekas yang dijual nyaris gratis. Bahkan topi beruntai manikam dari Kandahar, topi pakkol dari Gilgit, hingga peci Melayu, semua ada di bazaar besar ini. Melayu memang pernah singgah di sini. Bukan hanya saya saja yang selalu berpeci untuk membawa identitas ke-Indonesia-an saya, yang hampir tak lagi dikenali lagi ketika [...]

June 4, 2015 // 1 Comment

Garis Batas 78: Pulang

Batas negara tak lagi berarti dari angkasa raya. (AGUSTINUS WIBOWO) Baru saja saya bernafas lega karena visa Iran sudah di genggaman, dan visa Turkmenistan sedang diproses, tiba-tiba sebuah SMS singkat dari Indonesia membuyarkan rencana perjalanan saya. “Papa mau kamu pulang Tahun Baru Imlek ini. Kami ada yang mau dibicarakan,” demikian bunyinya. Singkat, tetapi cukup mendebarkan jantung. Ayah yang selama ini tidak pernah meminta apa-apa dari saya, kali ini memohon saya dengan sangat untuk – pulang. Ya, pulang ke kampung halaman, mencari pekerjaan dan menetap di Indonesia, mengakhiri perjalanan di belantara Asia Tengah. Ayah baru-baru ini kena serangan jantung, dan saya tidak tega untuk tidak memenuhi permintaannya. “Kamu pulang saja, memang mau bagaimana lagi? Sebelum kamu menyesal seumur hidup, Gus,” demikian mbak Rosalina Tobing, kawan dekat saya di KBRI Tashkent, menganjurkan saya untuk segera membeli tiket ke Kuala Lumpur. Kebetulan sedang ada promosi dari Uzbekistan Airways, harga tiket ke Malaysia hanya 299 dolar. Singkat cerita, saya sudah di Bandara Internasional Tashkent. Petugas imigrasi Uzbekistan memang sudah tersohor korupnya, semakin ganas dengan rumitnya birokrasi negara ini. Berbekal ‘surat sakti’ dari KBRI pun masih belum menenangkan hati saya. Saya terus memanjatkan doa, melewati pos demi pos. Pos terakhir yang paling saya takuti, pos [...]

October 1, 2013 // 11 Comments

Garis Batas 35: Pelarian

Sumpit tak pernah absen di meja makan keluarga Dungan (AGUSTINUS WIBOWO) Bagaimana bangsa Dungan bisa sampai di sebuah desa mungil di pelosok negeri Kirghiz ini? Di negeri ini, identitas mereka sebagai bangsa minoritas sering dipertanyakan. Mereka meninggalkan negeri leluhur di Tiongkok sana dalam sebuah pelarian, meninggalkan bentrokan identitas yang kini disusul pergesekan identitas yang lain. Apakah identitas itu? Anda bisa menjadi seorang bapak, seorang pegawai kantor, seorang warga Jakarta, warga Indonesia, seorang Muslim, seorang pendukung globalisasi, atau seorang pendukung emansipasi wanita, sekaligus pada saat bersamaan. Seorang manusia bisa punya sejumlah identitas sekaligus, ada yang saling mendukung, ada yang saling bergesek.  Demikian pula halnya dengan bangsa. Ada jati diri yang menyatukan beribu manusia yang menyatakan diri sebagai anggota dari golongan yang sama. Di Asia Tengah, pertanyaan tentang identitas suku bangsa semakin kompleks ketika Uni Soviet memutuskan untuk memecah dataran luas ini menjadi beberapa negeri Stan, yang masing-masing dihuni oleh suku-suku yang bersama-sama lahir dalam pencarian identitasnya masing-masing. Apa itu Kirghiz? Siapa itu Uzbek dan Tajik? Pertanyaan-pertanyaan ini baru muncul tak sampai seabad lalu ketika garis-garis batas negara mulai dicoret-coret di atas peta kawasan ini. Pencarian identitas semakin rumit, karena Asia Tengah tidak dihuni oleh lima suku bangsa yang sudah jelas definisi [...]

August 1, 2013 // 0 Comments