Recommended

rupiah

Indonesia: The Dollar Worshipers

I am Indonesian. I had to go abroad urgently. Thinking myself a nationalist, I automatically logged into the website of the national carrier—my pride—Garuda Indonesia. I did the e-booking for the international flight ticket. I was surprised that all prices were quoted in US Dollars, instead of in my own currency, Rupiah. I was confused, but I had to pay anyway. I got more confused that none of my national bank debit cards was accepted for the payment. Garuda only wanted Credit Card with the international logo of Visa or Mastercard. I was heartbroken. Our country’s national airline refused our own money and denied our own national banks. Alas. My Credit Card was over limit. I rushed to a private tour agent. I was relieved because they said they could help. But they quoted a price much more expensive than the one I saw earlier on the website. And yes, it was also in US dollars. I asked whether I could pay in rupiah, or use my debit cards. No, they said. Better bring us crispy US dollar bills, otherwise you have to agree with our unfavorable exchange rate. I ran to the nearby ATM, withdrew about a hundred pieces [...]

June 5, 2015 // 13 Comments

Garis Batas 84: Ketakutan

Penuh tentara (AGUSTINUS WIBOWO) Saya masih mencoba untuk mencari jawab akan rasa hormat dan takzim yang demikian tiada bandingan terhadap Sang Turkmenbashi. Apakah euforia abad emas yang begitu memesonakan? Atau mungkin hasil cuci otak dengan bilasan ideologi? Atau bahkan rasa takut yang sudah tersembunyi di sudut hati dan ikut mengalir bersama aliran darah? Rasa takut terus menghantui saya ketika menyusuri jalanan kota Ashgabat. Bukan karena lalu lintas maut seperti di Jakarta, karena jalanan megah dan lebar di kota ini hampir selalu lengang. Bukan karena pencopet atau pencuri, karena kota ini tak pernah ramai. Juga bukan karena patung-patung bisu Turkmenbashi. Saya merasa seperti berada di kota perang. Polisi dan tentara berseragam berpatroli di mana-mana, tanpa henti, sepanjang hari. Ada mata-mata jelmaan KGB yang terus mengintai. Di tiap sudut jalan setidaknya ada sepasang tentara yang mondar-mandir dengan langkah tegap, menyebarkan aura kegagahan dan keperkasaan. Tetapi aura yang mencapai permukaan kulit saya adalah rasa takut yang mencekam. Saya merasa setiap langkah saya selalu diawasi oleh mata-mata tanpa wujud. Setiap gerak-gerik saya terpantau, bahkan mungkin hembusan nafas saya di negeri ini pun ada yang memindai. Pusat kota Ashgabat memang daerah yang teramat sangat sensitif, yang menjadi alasan ketatnya pengamanan. Ada istana presiden yang berkubah [...]

October 9, 2013 // 2 Comments