Recommended

Tabubil

Tabubil 18 Oktober 2014: Tuan Tanah yang Miskin

Tabubil dihidupi oleh emas dan tembaga. Kemakmuran dan kemodernan kota ini dikelilingi kepungan kemiskinan dan keterbelakangan Papua Nugini tentu membuat orang bertanya-tanya: bagaimana kehidupan warga asli pemilik semua kekayaan alam ini? Dalam kultur bangsa Melanesia penghuni asli Pulau Papua, berlaku konsep tanah adat yang sangat kuat. Walaupun kita melihat kekosongan di mana-mana karena penduduk pulau raksasa ini sangat jarang, sesungguhnya tidak ada tanah yang tanpa pemilik. Di mana sebuah suku berladang, di situlah tanah adat suku itu. Di mana mereka berburu, di situ pula tanah adat mereka. Bahkan di mana kakek nenek moyang mereka dulu diceritakan pernah berkunjung atau meminum air dari sebuah sungai, di situ bisa pula diklaim sebagai tanah adat mereka. Pendek kata, di hutan atau sungai atau gunung yang paling terpencil mana pun kita berada, kita harus ingat bahwa tetap selalu ada pemilik tanah itu—yang sering kali entah siapa dan berada di mana. Itulah sebabnya, ketika perusahaan Ok Tedi mau membuka pertambangan emas dan tembaga di daerah pegunungan ini, mereka harus terlebih dahulu mencari suku-suku pemilik tanah adat dan bernegosiasi. Dalam konsep tanah adat bangsa Papua, tidak ada tanah yang dimiliki pribadi—semua tanah adalah milik bersama satu suku tertentu. Dan tanah itu tidak diperjualbelikan, hanya bisa disewakan. [...]

October 5, 2016 // 8 Comments

Tabubil 17 Oktober 2014: Apakah Saya Masih di Papua Nugini?

Kota ini mengejutkan saya. Bangunan modern berpagar-pagar berbaris rapi sepanjang dua sisi jalan beraspal mulus. Tidak ada sampah berceceran. Tidak ada bercak-bercak merah ludahan pinang di dinding maupun jalanan. Semua orang menyeberang jalan hanya pada jalur penyeberangan. Sungguh saya bertanya: Apakah saya masih di Papua Nugini? Tabubil adalah sebuah kota kecil dan sunyi di kaki Pegunungan Bintang, dikelilingi barisan pegunungan yang diselimuti rimba tropis yang teramat lebat. Sesungguhnya, dengan lokasi yang terpencil ditambah kondisi geografisnya, Tabubil bukanlah material untuk menjadi kota modern. Curah hujan di daerah ini termasuk yang tertinggi di dunia. Lebih dari 300 hari dalam setahun, Tabubil diguyur hujan. Dan hujan di Tabubil itu sungguh bagai air bah yang mencurah dari langit tanpa belas kasihan. Awan gelap bisa menggelayut di langit Tabubil sampai berhari-hari, dan penduduk selalu pergi ke mana-mana dengan membawa payung. Tabubil ada karena tambang. Pada tahun 1976, perusahaan pertambangan Australia, BHP, mulai bernegosiasi dengan pemerintah Papua Nugini untuk memegang kontrol atas tambang emas dan tembaga di daerah ini. Pada tahun 1981, perusahaan tambang Ok Tedi Mining Limited terbentuk dengan BHP sebagai pemegang kepentingan utama. Perusahaan inilah yang membangun Tabubil menjadi kota pertambangan. Tabubil terletak pada sebuah jalan utama yang belum sepenuhnya beraspal, yang berawal dari [...]

October 4, 2016 // 6 Comments