Recommended

Pulau Imaji: Penulis Indonesia Agustinus Wibowo Hadir di BIBF 2016

Setelah keberhasilan Indonesia di Bologna Book Fair dan London Book Fair pada Maret dan April 2016 lalu, buku-buku dari Indonesia kini hadir di Stand Indonesia dengan lokasi E2F28 di Bejing International Book Fair (BIBF 2016) pada 24-28 Agustus 2016.
Inilah kali pertama penerbitan Indonesia tampil di BIBF secara kolektif karena sebelumnya anggota penerbit Indonesia hanya hadir sebagai pengunjung. Selama lima hari pameran di Beijing, Indonesia menampilkan 200 judul buku pilihan dan memberikan wawasan tentang industri penerbitan di Indonesia.
Indonesia akan menghadirkan penulis Agustinus Wibowo yang didampingi penulis terkenal Yu ha dalam acara ZERO: When The Journey. Takes You Home disponsori BIBF bekerja sama dengan Paper Republic pada Rabu, 24 Agustus, pada pukul 13.00-15.00 bertempat di Writers’ Stage, BIBF Venue.
Dalam acara Introduction to the Asean Market yang digelar di EAST HALL 2, Rabu 24 Agustus, jam 14.00-15.00, Ketua Komite Buku Nasional, Laura Prinsloo, hadir sebagai pembicara yang mempresentasikan Indonesia “Islands of Opportunity” menjabarkan potensi yang dimiliki negara ini dari berbagai sisi: seperti demografi, ragam bahasa, kebebasan berekspresi, dan pertumbuhan industri penerbitan di Indonesia.
“Kami juga akan mengundang Duta besar Indonesia untuk Tiongkok, Soegeng Rahardjo untuk hadir dalam program-program yang kami adakan,” papar laura di kantor KBN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, Selasa (9/8).
Program di stand Indonesia ditutup dengan acara HAPPY HOUR yang akan dilangsungkan pada Jumat, 26 Agustus pada pukul 16.00. Program ini mengundang pengunjung pameran untuk melepas penat sambil menikmati stand Indonesia sekaligus sajian penganan khasnya.

Menangani Hak Cipta
BIBF akan mengisi enam aula, dengan luas lebih dari 80 ribu meter persegi dan mempromosikan dunia anak, pendidikan dan dunia digital, sekaligus juga memfokuskan perhatian kita tentang buku gaya hidup yang sesuai dengan kebutuhan pasar di negeri Tiongkok. BIBF juga ikut membantu menangani hubungan penerbit dengan jaringan yang dibutuhan seperti manajer untuk penanganan hak cipta sebuah buku dan yang lainnya.
Untuk pertama kalinya, BIBF akan memperkenalkan aula untuk Penerbit Anak Sedunia dengan luas lahan 14.350 meter persegi. Juga diperkenalkan sekitar 200 penerbit dari Cina dan negara sekitarnya, termasuk penandatanganan 1.000 hal cipta yang disepakati. Pameran 10.000 judul dan cover buku anak dalam 13 bahasa juga digelar. Selama lebih dari lima hari, pameran ini akan menarik minat 40.000 orangtua dan anak-anak untuk memperkenalkan event ini sekaligus menjual buku-buku yang disediakan.

Kerjasama Bilateral dan Multilateral
Menurut Ketua Komite Buku Nasional Laura Prinsloo, manfaat yang akan diperoleh dari partisipasi Indonesia dalam pameran buku ini adalah mendukung program-program pemerintah termasuk meningkatkan kerjasama bilateral dan multilateral di bidang pendidikan dan kebudayaan, meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar internasional agar bangsa Indonesia maju dan bangkit bersama bangsa lain di Asia.
“Sekaligus juga mewujudkan kemandirian dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik, khususnya industri perbukuan dan memposisikan Indonesia sebagai pemain utama industri perbukuan di lingkup MEA dan internasional.” ujar Laura.
Setelah keberhasilannya sebagai Tamu Kehormatan Frankfurt Book Fair 2015, Komite Buku Nasional dibentuk dengan berfokus pada promosi literasi Indonesia di panggung internasional melalui penerjemahan karya, pameran buku, festival dan program residensi penulis. Komite ini mendapat dukungan penuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai bentuk kolaborasi kreatif antara pemerintah dan publik. ***

Pulau Imaji

 

About Agustinus Wibowo

Agustinus is an Indonesian travel writer and travel photographer. Agustinus started a “Grand Overland Journey” in 2005 from Beijing and dreamed to reach South Africa totally by land with an optimistic budget of US$2000. His journey has taken him across Himalaya, South Asia, Afghanistan, Iran, and ex-Soviet Central Asian republics. He was stranded and stayed three years in Afghanistan until 2009. He is now a full-time writer and based in Jakarta, Indonesia. agustinus@agustinuswibowo.com Contact: Website | More Posts

Leave a comment

Your email address will not be published.


*