salut sekali sama mas agustinus. baru kali ini saya baca buku karya orang indonesia yang masih muda tapi isinya sungguh bermutu. benar-benar cocok dipakai untuk membuka ide pembahasan mengenai nasionalisme dan kebanggaan identitas.
dari website ini juga saya baru tau mas agustin ternyata nulis untuk natgeo indonesia. wah kalau ada petualang lain yang mirip anda, saya harap keluar juga buku-buku mereka.
lanjutkan karya petualangan fantastis anda! and stay safe!
cuman ada satu kata “LUAR BIASA” saya baru membaca buku mas agustinus “Garis batas” banyak pembelajaran yg bisa dipetik,, dr kebanggaan akan identitas diri, Tentang hidup, tentang diskriminasi kaum minoritas,, amazing..!!! benar’ kisah dan buku yang sangat bermutu dan inspiratif. terus berkarya mas agustinus.. di tunggu kisah petualangan selanjutnya.. Keep spirit, kapan” aku di ajak yach.. hehehehe
Pertama kali saya tahu seorang agusinus wobowo, jujur itu memotivasi saya untuk tahu lebih dalam tentang asia tengah, perjalanan menyenangkan ya mas.. liat foto2nya makin bikin saya pengen liat langsung ke sana. Apalagi tentang foto2 Roof of the world-nya. benar mas, kalau perjalanan memang sebuah keniscayaan, sebab kehidupan adalah perjalanan 🙂
hai mas agustinus.. saya kagum sama keberanian dan spirit mas untuk menjelajahi berbagai bagian dari ini yang bahkan kita, kebanyakan orang indonesia, ga pernah kepikiran untuk pergi kesana. Impian semua oranag adalah jalan2 keliling eropa, atau ke amerika. But u have different choice, and your story inspire me to make some uncommon journey to the unknown country perhaps in the future. Look forward to your next experience:)
“Selimut Debu” dan “Garis batas” sungguh 2 buku luar biasa, walaupun bukan jurusan yg anda pelajari tapi anda bisa mencurahkan semua isi pertualangan anda secara berbobot sehingga mudah dimengerti dan membawa imajinasi bagi pembaca, juga dgn hasil foto2 anda yg manificent bahkan wartawan2 Indonesia juga terkagum2 dibuatnya. satu kata SALUT u/ anda. Terima kasih karena telah membawa wawasan kami ke negeri antah-berantah yg tidak akan mau didatangi o/kebanyakan orang,sehingga membuat pengetahuan org tertutup. Terima kasih karena tulisan anda, saya memahami sisi lain dari negeri afghanistan dll serta unsur2 lainnya. sebagai adik kelas Tsinghua yg tdk pernah bertemu, saya bangga akan adanya org seperti anda walaupun ada rasa iri karena sy sendiri tidak bisa & tdk berani melakukan perjalanan itu o/karena faktor2 tertentu. Keep up the good work dan menanti tulisan2 perjalanan anda berikutnya u/ikut membawa kami berpetualang bersama.
anda memberi kami pengetahuan dari petualangan yang hebat, saya tunggu karya karya berikutnya. tiongkok,rusia,pecahan uni sovyet dll mungkin akan lebih menarik. trimakasih
andai ga nonton Kick Andy show, mungkin ga akan pernah tahu ttg mas Avgustin. soalnya, sampai sekarang kok saya gak pernah lihat bukunya mas Avgustin di gramedia Banjarmasin…
kisah mas Avgustin tentu bikin mupenk banget. apalagi saat melihat mas Avgustin di Kick Andy itu saya baru selesai baca buku Three Cups of Tea & Stones into Schools-nya Greg Mortenson. makin kagum, soalnya ternyata orang Indonesia pun bisa melakukan perjalanan sampai ke tempat yang tidak pernah terbayangkan oleh kita kebanyakan.
Buku Selimut Debu dan Garis Batas telah membuka mata saya akan kondisi asia tengah yang terisolasi informasi. Semoga mas Augus dapat melanjutkan cita-cita mengeksplor dunia asia timur lainnya dan menggambarkan lewat karya buku-buku selanjutnya. Buku anda selanjutnya sangat ditunggu penggemar setia anda.
Saya terkesan saat membaca buku selimut debu…dan setidaknya membuat saya bersyukur menjadi orang Indonesia, menjadi muslimah Indonesia yang bisa menghirup udara bebas toleransi, tanpa -sepertinya- insya allah tidak melanggar syariat yang saya pelajari. Buku selimut debu benar-benar membuka mata saya untuk senantiasa besyrukur betapa Tuhan telah menciptakan jutaan keragaman yang sangat indah untuk dinikmati dan tentunya diambil pelajarannya. good luck Mas Agus.
Garis Batas..awalnya saya kira itu adalah buku novel bergenre backpacker, ternyata pure backpecker 100%. Menurutku buku ini plus-minus, tapi selebihnya benar-benar menakjubkan, diksi dalam pemilihan katanya keren abis, apalagi perjalanannya. Saya salut dan angkat topi untuk mas Agus. 🙂
Mas Avgustin terima kasih telah menuliskan pengalaman perjalanan mas dalam “Selimut Debu” dan “Garis Batas”. Sungguh buku yang membuka mata hati dan mencerahkan. Teruslah berkarya mas.. saya mendoakan mas dapat trus menginspirasi… Salam
Salam mas agus, amazed banget kemarin akhirnya ketemu mas agus di gahtering gramedia,saya memang baru baca buku titik nol, dan buat saya buku itu, buku memoar travel writer yang menarik. Beda, tapi tetap inspiratif. Keep up the good work dan ternyata mas agus juga ramah banget euy, salut, tetap rendah hati dan semoga dapat kesempatan mewujudkan impian perjalanan mas agus selanjutnya..btw, siapa tau kita ketemu di suatu perjalanan , hehehe…XD Semangat !
salut,kagum,dan bangga dengan kamu!
salut sekali sama mas agustinus. baru kali ini saya baca buku karya orang indonesia yang masih muda tapi isinya sungguh bermutu. benar-benar cocok dipakai untuk membuka ide pembahasan mengenai nasionalisme dan kebanggaan identitas.
dari website ini juga saya baru tau mas agustin ternyata nulis untuk natgeo indonesia. wah kalau ada petualang lain yang mirip anda, saya harap keluar juga buku-buku mereka.
lanjutkan karya petualangan fantastis anda! and stay safe!
cuman ada satu kata “LUAR BIASA” saya baru membaca buku mas agustinus “Garis batas” banyak pembelajaran yg bisa dipetik,, dr kebanggaan akan identitas diri, Tentang hidup, tentang diskriminasi kaum minoritas,, amazing..!!! benar’ kisah dan buku yang sangat bermutu dan inspiratif. terus berkarya mas agustinus.. di tunggu kisah petualangan selanjutnya.. Keep spirit, kapan” aku di ajak yach.. hehehehe
inspiratif kak…
cerita2nya asik, masih nabung nih buat beli bukunya….
saloo….t!! cuma itu kata yg bs kluar tuk ekspresikan apa yg anda slami
Pertama kali saya tahu seorang agusinus wobowo, jujur itu memotivasi saya untuk tahu lebih dalam tentang asia tengah, perjalanan menyenangkan ya mas.. liat foto2nya makin bikin saya pengen liat langsung ke sana. Apalagi tentang foto2 Roof of the world-nya. benar mas, kalau perjalanan memang sebuah keniscayaan, sebab kehidupan adalah perjalanan 🙂
Asik banget baca kisah perjalanannya dan photo-2 nya buaguussss banget.
Mo beli bukunya ah ….
aku sudah baca buku anda bang, dan sangat luar biasa, sungguh hidup, saya suka dan terinspirasi. Trimakasih bung Avgustin 🙂
Salam kenal mas… saya baca profil sampeyan dari latitudes.nu… ada anak Indo dari umur 19thn backpacking & travelling ke Asia Tengah… Salute….
salut mas agustinus, saya baru baca buku mas “Selimut Debu” inspiratif banget…
mudah”an di perjalanan selanjutnya selalu disertai Tuhan.Amiiiin.
sekali lagi salut mas…
hai mas agustinus..
saya kagum sama keberanian dan spirit mas untuk menjelajahi berbagai bagian dari ini yang bahkan kita, kebanyakan orang indonesia, ga pernah kepikiran untuk pergi kesana. Impian semua oranag adalah jalan2 keliling eropa, atau ke amerika. But u have different choice, and your story inspire me to make some uncommon journey to the unknown country perhaps in the future. Look forward to your next experience:)
“Selimut Debu” dan “Garis batas” sungguh 2 buku luar biasa, walaupun bukan jurusan yg anda pelajari tapi anda bisa mencurahkan semua isi pertualangan anda secara berbobot sehingga mudah dimengerti dan membawa imajinasi bagi pembaca, juga dgn hasil foto2 anda yg manificent bahkan wartawan2 Indonesia juga terkagum2 dibuatnya.
satu kata SALUT u/ anda. Terima kasih karena telah membawa wawasan kami ke negeri antah-berantah yg tidak akan mau didatangi o/kebanyakan orang,sehingga membuat pengetahuan org tertutup. Terima kasih karena tulisan anda, saya memahami sisi lain dari negeri afghanistan dll serta unsur2 lainnya.
sebagai adik kelas Tsinghua yg tdk pernah bertemu, saya bangga akan adanya org seperti anda walaupun ada rasa iri karena sy sendiri tidak bisa & tdk berani melakukan perjalanan itu o/karena faktor2 tertentu.
Keep up the good work dan menanti tulisan2 perjalanan anda berikutnya u/ikut membawa kami berpetualang bersama.
Very nice stories and photo’s. I enjoyed them a lot. Your hard working is fruitful. Keep up the good work and God bless you!
setelah selimut debu dan Garis batas, apakah ada bukumu yang lain?
Buku berikutnya kapan keluar Ko…..?
Mas Agus, video slide foto masih ada di youtube nggak to? Wis tak goleki tapi kok ora ono. Matur nuwun.
anda memberi kami pengetahuan dari petualangan yang hebat, saya tunggu karya karya berikutnya. tiongkok,rusia,pecahan uni sovyet dll mungkin akan lebih menarik. trimakasih
andai ga nonton Kick Andy show, mungkin ga akan pernah tahu ttg mas Avgustin. soalnya, sampai sekarang kok saya gak pernah lihat bukunya mas Avgustin di gramedia Banjarmasin…
kisah mas Avgustin tentu bikin mupenk banget. apalagi saat melihat mas Avgustin di Kick Andy itu saya baru selesai baca buku Three Cups of Tea & Stones into Schools-nya Greg Mortenson. makin kagum, soalnya ternyata orang Indonesia pun bisa melakukan perjalanan sampai ke tempat yang tidak pernah terbayangkan oleh kita kebanyakan.
Buku Selimut Debu dan Garis Batas telah membuka mata saya akan kondisi asia tengah yang terisolasi informasi. Semoga mas Augus dapat melanjutkan cita-cita mengeksplor dunia asia timur lainnya dan menggambarkan lewat karya buku-buku selanjutnya.
Buku anda selanjutnya sangat ditunggu penggemar setia anda.
keren..
semangat selalu mas
Saya terkesan saat membaca buku selimut debu…dan setidaknya membuat saya bersyukur menjadi orang Indonesia, menjadi muslimah Indonesia yang bisa menghirup udara bebas toleransi, tanpa -sepertinya- insya allah tidak melanggar syariat yang saya pelajari. Buku selimut debu benar-benar membuka mata saya untuk senantiasa besyrukur betapa Tuhan telah menciptakan jutaan keragaman yang sangat indah untuk dinikmati dan tentunya diambil pelajarannya. good luck Mas Agus.
i am one of your fans
keep writing and backpacking 🙂
salaam
baru aja baca “Garis Batas”.. awesome. salam kenal.
Garis Batas..awalnya saya kira itu adalah buku novel bergenre backpacker, ternyata pure backpecker 100%. Menurutku buku ini plus-minus, tapi selebihnya benar-benar menakjubkan, diksi dalam pemilihan katanya keren abis, apalagi perjalanannya. Saya salut dan angkat topi untuk mas Agus. 🙂
Salam
admiring your journey and quotes
pengalaman berharga melalui perjalanan
Mas Avgustin
terima kasih telah menuliskan pengalaman perjalanan mas dalam “Selimut Debu” dan “Garis Batas”. Sungguh buku yang membuka mata hati dan mencerahkan.
Teruslah berkarya mas.. saya mendoakan mas dapat trus menginspirasi…
Salam
Seneng dan kagum baca tulisannya mengenai pengalamannya menjelajahi tempat-tempat “eksotis” yang hanya dapat kita bayangkan.
saya sangat tertarik dengan pengalaman anda…amazing!
Salam mas agus, amazed banget kemarin akhirnya ketemu mas agus di gahtering gramedia,saya memang baru baca buku titik nol, dan buat saya buku itu, buku memoar travel writer yang menarik. Beda, tapi tetap inspiratif. Keep up the good work dan ternyata mas agus juga ramah banget euy, salut, tetap rendah hati dan semoga dapat kesempatan mewujudkan impian perjalanan mas agus selanjutnya..btw, siapa tau kita ketemu di suatu perjalanan , hehehe…XD Semangat !