hi agustinus, lama ga ktm ya? smg km msh inget aq ya 🙂 btw, km di mana skrg? aq cb buka yg dot-net ga bisa, jd tanya ke mbah gugel deh, nemunya yg dot-com ini. haole, zaijian.
mas agustinus, buku lanjutannya titik nol (Selimut Debu, dan Garis Batas) kok belum ada ya di Gramedia Gorontalo, yang ada cuma Titik Nol, kira-kira bisa diadain ga? terimakasih
halo ko Agustinus, saya terinspirasi dengan buku anda, yaitu Garis Batas. Saya sudah membaca sampai habis dan inspirated banget. Saya tertarik untuk mengikuti perjalanan seperti anda namun saya masih pemula. Apakah ko Agustinus bersedia untuk sekedar ngobrol? atau ko Agustinus ada contact yang bisa lebih dahulu dihubungi? email saya michael_calbera@yahoo.co.id
menarik, penuh inspirasi, sebuah perjalanan mencari jati diri yang penuh tantangan tapi menarik dan gairah petualangan yang belum tentu semua orang mengalami dan rasakan .. sungguh saya iri..
tulisan deskriptif yang bikin imajinasi saya pergi kesana, mencerna masing-masing kata dengan penasaran. foto yang ‘hidup’. Kapan ya ngadain workshop atau seminar di area Jatim? *berharap
Saya iseng-iseng mampir ke website ini, karena direkomendasikan oleh seorang teman. Pertama baca, langsung mendebarkan dan pengen baca terus. Ceritanya seru banget. saluuttt buat Mas Agustinus yang berani ke negara-negara yang bukan tujuan favorit untuk wisata. Semakin menginspirasi saya untuk mengeksplore bumi lebih banyak. Salam kenal. Nurul.
Saya adalah salah seorang pembaca setia buku Anda. Tiga buku Anda yang sudah dipublikasikan, telah lama habis saya baca. Saya juga senang membaca tulisan pada halaman pribadi Anda ini meskipun sebagian besar sudah ada dala buku Anda. Keep going on writing, Sir. I will wait for your next book.
Saya salah satu penggemar tulisan-tulisan dan photo-photo mas Agustinus… Tulisan dan photo yg bisa membawa sy seolah-olah berada pada tempat-tempat itu, dan mempunyai sudut pandang yang lain ttg tempat-tempat yang Anda tulis.
Sy tunggu tulisan-tulisan dan photo-photo mas Agustinus selanjutnya. Keep writing, my favourite travel writer… 🙂
Salam kenal. Baru liat websitenya Agustinus setelah dapat referensi dari teman dan membaca tulisan mengenai Bali (Boycott). Sukses terus untuk Agustinus
Berbeda. Kesan pertama saya sejak membaca buku perjalanan agustinus. Saya panggil bang agus saja. Buku ini membangkitkan semangat dan pertanyaan dalam diri saya, saya juga penyuka perjalanan yang kebetulan kuliah dibidang jurnalistik. Tapi tidak satupun tulisan saya tercatat dari hasil jalan kesana-kesini, tulisan saya lebih mirip curahan hati ketimbang bacaan yang layak. Membaca buku dan web bang agus membuat saya semakin ingin menulis dan melakukan perjalanan yang lebih jauh, keluar melihat garis batas. Tapi saya justru masih ciut melihat garis batas yang saya ciptakan sendiri, tentang ketakutan2 saya pada perjalanan yang jauh ditempat asing. Tentang tulisan saya yang lebih layak masuk tempat sampah ketimbang sebuah bacaan. Belum lagi soal jepretan gambar yang engga lebih bagus dari foto selfie. Membaca buku bang agus membuat saya banyak belajar, termasuk belajar menulis dan mengambil gambar.Saya justru berharap bisa berkesempatan bertemu dan belajar dari bang agus, semoga takdir memberi kesempatan.
Dear Mr. Agus, saya suka banget buku Selimut Debu nya..benar2 mendobrak batasan mimpi saya..buku ini membuat saya bisa ikut berkelana dalam dunia debu..dan foto2 yang diambil benar2 bs merepresentasikan apa yang saya bayangkan sembari membaca buku ini..tetap berkarya..saya tunggu buku nya yang menguggah inspirasi..semoga semakin banyak Orang Muda Negeri ini bisa seperti anda..
Cerita Om Agus sangat inspired me. Semoga kelak saya punya strong heart seperti om Agus. “Apa cita-cita kamu?” Ketika Kepala Sekolah SMP menanyakan hal itu kepada saya. Saya langsung mantap bahwa saya ingin keliling dunia. Beliau sempat tertawa ketika saya melontarkan jawaban seperti itu. I think, I don’t wanna give it shit about that. Om Agus tau? Sampai sekarang mimpi saya untuk keliling dunia tidak pernah padam, malah semakin membara. Karena saya tau, saya bisa melakukannya. Om Agus kapan-kapan main ke Cirebon dong 🙂
Pertama lihat Abang di Tv, ternyata pemberani dan sanggat keren, kemarin mencari buku di kota Sigli, Aceh. Susah sekali dapat buku bagus karena Toko buku cuma empat di kota ini. Pas Lihat di rak ada buku terjemahan Abang. Langsung Ambil tanpa baca belakangnya, Saya Pikir palingan saya akan mendapat tambahan ilmu tentang tempat-tempat di Tan-Country. Tapi Rupanya buku To Live membuat saya terisak beberapa kali. Terimakasih Bang, terjemahkan lagi Novel-Novel Asia lain. Salam dari Aceh
saya udah baca selimut debu, garis batas dan titik nol. bukunya sangat menginspirasi sekali. jujur saya ngefans sama mas agus. udah gak sabar sekali menunggu buku ke empatnya.
2010 tahu dari kick andy pengen dapat via twitter “gak sukses”, nyari di gramed Yog blm banyak tersedia, 2011 baru kesampaian beli, tahun 2015 baru di baca “D – sungguh terkesan saat baca walaupun baru setengah – benar-benar anda bisa membawa saya mengikuti perjalanan “bersama debu” lewat buku pertama “selimut debu”
sejak buku pertama . sampai yang terakhir , tiap bukunya saya menanti apalagi yang akan dilakukan cah lumajang ini, kadang dia memberikan sesuatu yang simpel tapi tidak terpikirkan, contoh yang paling menohok adalah kenapa tiap negara harus ada perbatasan, bukankah itu semua adalah ulah para penjajah seperti yang dilakukan penjajah Nusantara dulu dan membaginya menjadi Indonesia dan Malaysia saat ini..
Salut….amazing bener-bener hebat…juga bikin iri…hanyut dan ikut terbawa dlm setiap perjalanan yg di lakukan, anyway ,,saya juga suka travelling tp belum mampu unk melakukan yg seseram dan penuh tantangan sprti itu…thank u so much unk segala informasinya terutama kenegara-negara ” stan ” hope we can meet in person one day..
hi agustinus, lama ga ktm ya? smg km msh inget aq ya 🙂 btw, km di mana skrg? aq cb buka yg dot-net ga bisa, jd tanya ke mbah gugel deh, nemunya yg dot-com ini. haole, zaijian.
mas agustinus, buku lanjutannya titik nol (Selimut Debu, dan Garis Batas) kok belum ada ya di Gramedia Gorontalo, yang ada cuma Titik Nol, kira-kira bisa diadain ga? terimakasih
maaf mba nimbrung, Selimut Debu dan Garis Batas itu buku pertama dan kedua. Titik Nol buku ketiga. 🙂
halo ko Agustinus, saya terinspirasi dengan buku anda, yaitu Garis Batas. Saya sudah membaca sampai habis dan inspirated banget. Saya tertarik untuk mengikuti perjalanan seperti anda namun saya masih pemula. Apakah ko Agustinus bersedia untuk sekedar ngobrol? atau ko Agustinus ada contact yang bisa lebih dahulu dihubungi?
email saya
michael_calbera@yahoo.co.id
terima kasih
Wow, sangat mengesankan sekaligus pahit dan mencerahkan.Saya suka buku Anda.
menarik, penuh inspirasi, sebuah perjalanan mencari jati diri yang penuh tantangan tapi menarik dan gairah petualangan yang belum tentu semua orang mengalami dan rasakan .. sungguh saya iri..
tulisan deskriptif yang bikin imajinasi saya pergi kesana, mencerna masing-masing kata dengan penasaran. foto yang ‘hidup’. Kapan ya ngadain workshop atau seminar di area Jatim? *berharap
Saya iseng-iseng mampir ke website ini, karena direkomendasikan oleh seorang teman. Pertama baca, langsung mendebarkan dan pengen baca terus. Ceritanya seru banget. saluuttt buat Mas Agustinus yang berani ke negara-negara yang bukan tujuan favorit untuk wisata. Semakin menginspirasi saya untuk mengeksplore bumi lebih banyak.
Salam kenal.
Nurul.
Halo, kalo mau pesen ketiga buku tsb plus ttd penulisnya gimana ya? bisa online-kah? Terimakasih
Saya adalah salah seorang pembaca setia buku Anda. Tiga buku Anda yang sudah dipublikasikan, telah lama habis saya baca. Saya juga senang membaca tulisan pada halaman pribadi Anda ini meskipun sebagian besar sudah ada dala buku Anda. Keep going on writing, Sir. I will wait for your next book.
Saya salah satu penggemar tulisan-tulisan dan photo-photo mas Agustinus… Tulisan dan photo yg bisa membawa sy seolah-olah berada pada tempat-tempat itu, dan mempunyai sudut pandang yang lain ttg tempat-tempat yang Anda tulis.
Sy tunggu tulisan-tulisan dan photo-photo mas Agustinus selanjutnya. Keep writing, my favourite travel writer… 🙂
Salam kenal. Baru liat websitenya Agustinus setelah dapat referensi dari teman dan membaca tulisan mengenai Bali (Boycott). Sukses terus untuk Agustinus
salam dari lumajang…..setelah trilogi asia tengah. buku baru anda apa ya?
Saya sudah baca buku anda tiga-tiganya. Saya sangat suka dengan buku petualangan seperti itu.
Saya salut dengan anda yang begitu berani.
Berbeda. Kesan pertama saya sejak membaca buku perjalanan agustinus. Saya panggil bang agus saja. Buku ini membangkitkan semangat dan pertanyaan dalam diri saya, saya juga penyuka perjalanan yang kebetulan kuliah dibidang jurnalistik. Tapi tidak satupun tulisan saya tercatat dari hasil jalan kesana-kesini, tulisan saya lebih mirip curahan hati ketimbang bacaan yang layak. Membaca buku dan web bang agus membuat saya semakin ingin menulis dan melakukan perjalanan yang lebih jauh, keluar melihat garis batas. Tapi saya justru masih ciut melihat garis batas yang saya ciptakan sendiri, tentang ketakutan2 saya pada perjalanan yang jauh ditempat asing. Tentang tulisan saya yang lebih layak masuk tempat sampah ketimbang sebuah bacaan. Belum lagi soal jepretan gambar yang engga lebih bagus dari foto selfie. Membaca buku bang agus membuat saya banyak belajar, termasuk belajar menulis dan mengambil gambar.Saya justru berharap bisa berkesempatan bertemu dan belajar dari bang agus, semoga takdir memberi kesempatan.
Dear Mr. Agus, saya suka banget buku Selimut Debu nya..benar2 mendobrak batasan mimpi saya..buku ini membuat saya bisa ikut berkelana dalam dunia debu..dan foto2 yang diambil benar2 bs merepresentasikan apa yang saya bayangkan sembari membaca buku ini..tetap berkarya..saya tunggu buku nya yang menguggah inspirasi..semoga semakin banyak Orang Muda Negeri ini bisa seperti anda..
Mas Agus… terima kasih banyak… saya sangat terinspirasi dengan cerita-cerita Mas Agus.. Semoga saya bisa napak tilas jejak Mas Agus.. 🙂
你真是把自己喜欢的事情做到极致了,也许你就欠老天这么多四海为家旅行的生活,很是佩服你。希望什么时候能在世界奇怪的角落再遇见你。——和你一起上日语课的同学
Cerita Om Agus sangat inspired me. Semoga kelak saya punya strong heart seperti om Agus.
“Apa cita-cita kamu?” Ketika Kepala Sekolah SMP menanyakan hal itu kepada saya. Saya langsung mantap bahwa saya ingin keliling dunia. Beliau sempat tertawa ketika saya melontarkan jawaban seperti itu. I think, I don’t wanna give it shit about that. Om Agus tau? Sampai sekarang mimpi saya untuk keliling dunia tidak pernah padam, malah semakin membara. Karena saya tau, saya bisa melakukannya.
Om Agus kapan-kapan main ke Cirebon dong 🙂
Mana cerita terbarunya kok blom di up date, padahal asyik bacanya.
bang, kapan terbitin buku lagi?
tulisannya bikin ketagihan nih 🙂
Pertama lihat Abang di Tv, ternyata pemberani dan sanggat keren, kemarin mencari buku di kota Sigli, Aceh. Susah sekali dapat buku bagus karena Toko buku cuma empat di kota ini. Pas Lihat di rak ada buku terjemahan Abang. Langsung Ambil tanpa baca belakangnya, Saya Pikir palingan saya akan mendapat tambahan ilmu tentang tempat-tempat di Tan-Country. Tapi Rupanya buku To Live membuat saya terisak beberapa kali. Terimakasih Bang, terjemahkan lagi Novel-Novel Asia lain. Salam dari Aceh
saya udah baca selimut debu, garis batas dan titik nol. bukunya sangat menginspirasi sekali. jujur saya ngefans sama mas agus. udah gak sabar sekali menunggu buku ke empatnya.
saya naksir sama mas. tapi saya masih ga punya cukup uang buat beli bukunya. doain saya biar bisa beli bukunya mas agustinus :”)
Sampai ketemu di acara “The Adventure of a Life Time” besok di Lapangan Banteng mas. Penasaran mau denger kisahnya.
selalu menginspirasi mas 🙂
halo mas agus, habis nonton mas agus di kick andy. sangat menginspirasi. salam kenal ya.
2010 tahu dari kick andy pengen dapat via twitter “gak sukses”, nyari di gramed Yog blm banyak tersedia, 2011 baru kesampaian beli, tahun 2015 baru di baca “D – sungguh terkesan saat baca walaupun baru setengah – benar-benar anda bisa membawa saya mengikuti perjalanan “bersama debu” lewat buku pertama “selimut debu”
sejak buku pertama . sampai yang terakhir , tiap bukunya saya menanti apalagi yang akan dilakukan cah lumajang ini, kadang dia memberikan sesuatu yang simpel tapi tidak terpikirkan, contoh yang paling menohok adalah kenapa tiap negara harus ada perbatasan, bukankah itu semua adalah ulah para penjajah seperti yang dilakukan penjajah Nusantara dulu dan membaginya menjadi Indonesia dan Malaysia saat ini..
bravo mas agustinus, salam
Salut….amazing bener-bener hebat…juga bikin iri…hanyut dan ikut terbawa dlm setiap perjalanan yg di lakukan, anyway ,,saya juga suka travelling tp belum mampu unk melakukan yg seseram dan penuh tantangan sprti itu…thank u so much unk segala informasinya terutama kenegara-negara ” stan ”
hope we can meet in person one day..
di bikin film dokumenter pasti lebih hot!!!