Recommended

pahlawan

Titik Nol 93: Bishnoi

Di desa tandus ini, setiap rumput dan pohon punya nyawa (AGUSTINUS WIBOWO) Tak secuil pun daging pernah masuk kerongkongan mereka, karena mereka adalah pengasih semua makhluk yang ada di alam raya. Kakek Mamohan membonceng saya dan Lam Li di atas sepeda motor tuanya. Lam Li di tengah dan saya di belakang. Rasanya sungguh menyeramkan dengan kendaraan ini naik turun bukit, menyusuri gang sempit kotakuno yang disliweri oleh sapi, bocah, rickshaw, sampai mobil butut.Tetapi Kakek Mamohan sangat piawai mengendalikan kendaraannya, hingga kami tiba di tempat resepsi pasangan kemarin. Resepsi adalah puncak dari rangkaian acara pernikahan India. Keluarga kaya mengundang ribuan tamu, menunjukkan eksistensi dan posisi mereka dalam masyarakat. Ada ratusan gadis cantik berpakian sari indah, penuh warna dan keanggunan. Para pelayan pun hilir mudik menyajikan makanan bagi para tamu. Yang ada hanya goreng-gorengan, roti chapati, dan nasi. Yang menjadi favorit pengunjung adalah martabak. Tak ada daging di sini. Semu amakanan adalah vegetarian. Dalam agama Hindu ada ajaran cinta kasih yang besar terhadap sesama makhluk hidup, terutama binatang. Vegetarian adalah jalan hidup yang demikian utama. Tetapi umat Hindu di Jodhpur ini tidaklah terbandingkan dengan kecintaan orang Bishnoi terhadap alam lingkungan mereka. Bukan hanya mereka tak membunuh hewan, umat Bishnoi bahkan tak menebang [...]

October 1, 2014 // 0 Comments

Titik Nol 73: Bom

Ledakan dahsyat di Paharganj meluluhlantakkan pasar yang selalu ramai ini. (AGUSTINUS WIBOWO) New Delhi berguncang. Bom meledak nyaris berbarengan di berbagai penjuru kota. Keramaian pasar Paharganj yang dibanjiri ribuan orang berbelanja menjelang hari raya Diwali dan Idul Fitri tiba-tiba terkoyak oleh aliran darah. Paharganj, distrik kumuh di dekat stasiun kereta api New Delhi, adalah salah satu pusat perbelanjaan murah di ibu kota.. Toko pakaian grosir berbaris sepanjang jalan sempit. Losmen murah, wisma, toko buku, warung internet dan telepon, melengkapi keriuhan pasar ini, membuat tempat ini menjadi pilihan utama backpacker miskin.. Jalan bolong-bolong, sapi yang melenggang santai, bajaj butut dan mobil tua meraung-raung menyumpahi kemacetan di jalan kecil. Belum lagi orang-orang yang memenuhi jalan mencari barang-barang murah. Paharganj adalah sebuah dunia tersendiri. Hari ini, 29 Oktober 2005, dua hari menjelang hari raya Diwali – hari besar terpenting umat Hindu – dan empat hari menjelang Idul Fitri, kesibukan di Paharganj menjadi-jadi. Ribuan orang, umat Muslim dan Hindu, datang memborong barang belanjaan untuk persiapan perayaan. Saking penuhnya, jalan pun susah. Sore hari, pukul 5:40, kerumunan manusia ini semakin semburat. Ledakan bom dahsyat melemparkan kengerian dan histeria. Darah mengalir di mana-mana. Begitu mendengar berita ini, saya yang semula sedang berbuka bersama di Kedutaan Besar [...]

September 3, 2014 // 0 Comments