Recommended

National Geographic

[Audio] UWRF2013: Travellers

Ubud Writers and Readers Festival 2013 Travellers : Trinity, Don George, Tony Wheelers, Agustinus Wibowo & Lisa Dempster Travel – from the beginning of Lonely Planet to today, we track the journey of travel writing. Who are the travel writers these days, does what they say still have an impact or have we all become travel writers? Neka, 13 October 2014 http://www.ubudwritersfestival.com/audio/travellers-trinity-don-george-tony-wheelers-agustinus-wibowo-lisa-dempster/ Featuring:   Agustinus Wibowo Agustinus Wibowo is an Indonesian travel writer whose travel experiences have taken him through Asia to the Middle East. He is fascinated by cultures and traditions and is curious about how the world works as one when it is constantly divided by history and culture. He prefers to travel overland when he can and once entered Tibet by pretending to be a Chinese citizen. He also volunteered to help victims of a natural disaster in Kashmir, before deciding on a career in photojournalism and taking on an assignment in war-torn Afghanistan. His first book, considered a masterpiece by many, was Selimut Debu (A Blanket of Dust) and chronicles his journey in Afghanistan. It was followed by Garis Batas (Borderlines: A Journey Through Central Asia), which examines issues of borderlines across ex-Soviet republics, including psychological [...]

December 5, 2013 // 0 Comments

Travel and Escape (2013): Are Travel Writers Obsolete?

  http://www.travelandescape.ca/2013/11/are-travel-writers-obsolete/ Not too long ago, travellers communicated with home via letters and the beloved blue-paper aerogram. Nowadays we text, email and update social media from even some of the farthest reaches of the world. It’s easy to tell our stories and the internet is flooded with blogs, Facebook updates and reviews from travellers worldwide. With this new information-sharing culture, are traditional travel writers and their stories going to become obsolete?This was the question asked of travel writing experts—Tony Wheeler, founder of Lonely Planet, Don George, editor of National Geographic Traveller, and Agustinus Wibowo, a leading Indonesian travel writer—at the 2013 Ubud Writers and Readers Festival in Bali. Here are their responses:Credit: Victoria Watts   Tony Wheeler: I don’t think travel writers will become obsolete. People are still going to want information in a trusted fashion. However, the way we get that information is changing. We read as many words as we ever did, we just don’t always read them on paper—we read them on screen, on our phones and through the internet. But we still read those words, so the demand for information is still there. Agustinus Wibowo: The world is constantly changing, the way we travel is changing [...]

November 27, 2013 // 0 Comments

National Geographic (2013): Literary Magic in Bali

http://intelligenttravel.nationalgeographic.com/2013/11/12/literary-magic-in-bali/   Literary Magic in Bali Posted by Don George of National Geographic Traveler in Travel with Heart on November 12, 2013 Last month I had the opportunity to participate for the second year in a row in the Ubud Writers & Readers Festival on the Indonesian island of Bali. At the six-day festival, I taught two travel writing workshops, spoke on a panel about the evolution of the genre, and hosted a luncheon conversation with the co-founders of Lonely Planet, Maureen and Tony Wheeler. Celebrating its tenth anniversary, this year’s fest was the biggest gathering yet, with more than 200 authors, musicians, and performers from more than 20 countries participating, and many hundreds of literature-lovers from around the Pacific Rim, Southeast Asia, and beyond attending. As with last year, I was exhilarated to encounter in panels and dinners and performances acclaimed and groundbreaking journalists, novelists, poets, and nonfiction writers from Indonesia, Malaysia, Myanmar, the Philippines, India, Sri Lanka, Australia, Egypt, Syria, Germany, France, Ireland, and England, as well as bright-eyed, book-hugging readers inspired by what these writers create. One of the festival’s highlights was the aforementioned travel writing panel, facilitated by Lisa Dempster, director of the Melbourne Writers Festival. [...]

November 12, 2013 // 0 Comments

National Geographic Traveler Indonesia (2013): Kemeriahan Perkabungan

Portfolio | Foto dan Teks oleh Agustinus Wibowo Di Iran, dalam setahun setidaknya ada sepuluh hari besar religi. Pada hari kesepuluh bulan Muharram, warga Syi’ah memperingati kesyahidan Hussain, cucu Nabi Muhammad—dikenal sebagai Hari Asyura. Para umat di Iran berparade di hari wafatnya Nabi Muhammad. Mereka memukul-mukulkan rantai ke dada sebagai ungkapan kesedihan. Peringatan ini bertepatan dengan hari kesyahidan Hassan, cucu Nabi. Hitam adalah warna yang mendominasi. Lelaki, juga berbaju hitam, berarak menyusuri jalan. Dada dan kepala ditepuk, rantai dipukulkan ke punggung, sesekali terdengar tangis susul-menyusul. Sebuah peringatan kematian. “Tidak ada darah dalam peringatan di Iran. Itu dilarang pemerintah. Kau lihat sendiri, kami memperingati hari besar kami dengan cara beradab,” kata seorang umat dari pinggiran Teheran. Lantunan doa memenuhi angkasa. Menggelegar pula suara tetabuhan band mengiringi para lelaki yang berbaris, berparade sepanjang jalan. Pertempuran di medan Karbala ditampilkan sebagai pertunjukan teater di masjid dan jalanan. Lelaki berbaju zirah memerankan tokoh Hussain yang gagah, menunggang kuda putih menantang Yazid yang lalim. Bait-bait puisi Persia mendayu, diiringi merdunya denting dawai. Drama berlangsung hingga tengah malam. Pada puncaknya, para lakon menggambarkan bagaimana satu demi satu anggota keluarga Hussain meninggal dengan mengenaskan. Mereka menyebut ritual tahunan ini “Festival Hussain.” Sebuah perkabungan yang menjadi [...]

August 19, 2013 // 0 Comments

National Geographic Traveler Indonesia (2013): Mari Menjelajah!

APRIL 2013 Mari Menjelajah! Memaknai eksplorasi yang sarat falsafah. Teks oleh Vega Probo, Foto oleh Fredy Susanto Tepuk tangan riuh memenuhi satu sudut Toko Buku Gramedia, Central Park, Jakarta Barat, pada akhir Februari, saat digelar Frame Fotokita-perdana tahun ini—yang mengusung tema penjelajahan. Apresiasi dari sekitar 100 hadirin disampaikan kepada Ukirsari Manggalani dan Agustinus Wibowo, usai kedua pembicara ini berbagi pengalaman menjelajah. Berawal dari pejalan solo, Ukirsari yang juga akrab disapa Arie, kemudian bergabung dengan NG traveler sebagai editor teks. Karena prinsip national geographic tentang semangat eksplorasi selaras minatnya. “Ternyata bukan hanya saya yang memiliki pandangan seperti ini,” kata Ukirsari. “Dr. Brady Barr, herpetologist dan pemandu serial Dangerous Encounters national geographic CHANNEL, yang saya temui di suatu kesempatan pun menyatakan: ‘national geographic adalah wahana yang tepat untuk mengedukasi masyarakat tentang pelestarian Bumi dan semangat eksplorasi.'” Bergabung bersama NG traveler semakin mengukuhkan cara pandang Ukirsari dalam mengeksplorasi alam dan budaya, khususnya tentang kearifan lokal serta geowisata-tagline NG traveler yang disosialisasikan dua tahun terakhir. Dengan mengedepankan unsur-unsur geografis, diharapkan siapa pun penjelajah mampu meminimalkan atas dampak yang mungkin timbul. Sementara Agustinus, penulis buku perjalanan Selimut Debu, Garis Batas dan yang paling gres, Titik [...]

April 23, 2013 // 0 Comments

National Geographic Traveler Indonesia (2012): Menapak Jejak Shaman Mongolia

KAMI MENUJU TAIGA untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tentang shamanisme atau perdukunan di Mongolia yang selama ini memenuhi benak saya: Masih adakah shamanisme di zaman ini setelah puluhan tahun komunisme memberangus praktik-praktik kuno? Ketika para nomad Mongol sudah bertelepon genggam dan menetap di kota? Ketika internet sudah merambah? Ketika dokter dan obat sudah menggantikan jampi-jampi untuk menyembuhkan penyakit? Di Mongolia, shamanisme adalah jalan hidup utama jauh sebelum datangnya agama-agama. Kepercayaan dan ritual shamanisme menjadikan kultur negeri misterius ini begitu “eksotis.”

October 10, 2012 // 16 Comments

National Geographic Traveler Indonesia (2011): Destinasi Mana pun Istimewa

Agustus 2011 National Geographic Traveler Indonesia Empat Mata: Destinasi Mana pun Istimewa Teks: Vega Probo Terkesima menyimak foto-foto Afghanistan di rubrik Portfolio Majalah National GeographicTraveler edisi kali ini? Kenali lebih dekat sang penulis dan fotografer, Agustinus Wibowo. Berasal dari keluarga yang nyaris tidak pernah berpelesir, pria yang menguasai belasan bahasa dunia ini justru telah melanglang buana. Hampir semua perjalanan dilakukannya seorang diri atau bersama rekan yang ia jumpai di jalan, “Kalau cocok, jalan bareng. Kalau tidak cocok, tinggal berpisah di jalan.” Pengalamannya menjelajahi Afghanistan dan negara-negara Asia Tengah ia tuangkan masing-masing dalam buku Selimut Debu (2010) dan Garis Batas (2011). Dalam dua kesempatan bertatap muka dengan pria ramah ini di Jakarta, beberapa waktu lalu, berlanjut obrolan via dunia maya, tersirat betapa besar semangatnya untuk menjelajah—sebesar pembelajaran berharga yang ia refleksikan pada pembaca bukunya. Kapan dan ke mana pertama kali bepergian jauh? Pertama kali melakukan perjalanan independen ke Mongolia, tahun 2002. Pada hari pertama dan kedua di negara itu saya dirampok. Pengalaman itu mengajarkan saya bahwa sebenarnya tantangan dapat dihadapi. Setidaknya saya tidak lagi takut melakukan perjalanan independen, itulah yang kemudian menciptakan konsep traveling bagi saya. Selama tiga minggu di Mongolia, saya menyaksikan banyak kultur yang “hidup” kembali karena adanya turisme. [...]

August 10, 2011 // 0 Comments

National Geographic Traveler Indonesia: Kilau Warna dalam Selimut Debu

Perang puluhan tahun tak mengoyak kemolekan alam apalagi impian, tradisi, dan kehormatan pemegang peradaban kuno ini.

Kata apa yang paling sering dihubungkan dengan nama Afghanistan? Perang? Kemiskinan? Taliban? Teror? Bagi kebanyakan orang, Afghanistan membawa kesan kelabu dan melankolis. Tetapi di negeri yang tak kunjung usai dihajar perang puluhan tahun ini ternyata juga ada impian, tradisi kuno, kebanggaan, dan peradaban.

July 27, 2011 // 3 Comments

时尚旅游(2005):惊出阿富汗

她在轻轻呼唤,声音微弱而深沉,穿过蓝色面纱,震颤着听者的心灵。我知道,那后面一定藏着美丽的双眸,终日凝望,满怀憧憬, 那是一张略施粉黛的白色面庞。我注视着她,用同样轻柔的声音说:“请让我掀起你的盖头……”这段旅程是由一个梦想开启的,这个去揭开阿富汗神秘面纱的梦 想,初时只是出现在我的幻想中。但正是这个梦想,引领我穿过巴基斯坦,将我带到了几千公里外的阿富汗,去窥探它的神秘面庞,欣赏它美丽的容颜,并舔舐它两 颊上流淌的泪水。

November 20, 2005 // 0 Comments