Recommended

Saya pun Perlu Healing

Tak terasa, waktu di tahun 2022 ini berlalu secepat kilat. Dan jujur, hidup saya terasa hampa.

Saya sebenarnya mengawali tahun ini dengan semangat tinggi. Keheningan retret meditasi memberi saya banyak inspirasi, dan saya sepertinya telah menggenggam kebebasan finansial dengan investasi saham saya.

Tetapi semua itu seperti dibalik dalam seketika. Hanya dalam beberapa minggu, profit yang semula +30% berubah menjadi rugi -45%. Harus saya akui, itu pukulan yang cukup berat, menguras waktu dan pikiran saya untuk berusaha mengembalikan kerugian.

Namun, semakin saya mencoba, semakin saya terjerat dalam lingkaran setan yang tidak ada habisnya. Hingga saya menyadari, yang saya kehilangan bukan hanya uang, tetapi yang paling berharga: waktu.

Pandemi dan efek digitalisasi yang terlalu pesat ini memang mengubah total hidup saya. Dari yang dulu suka berkelana dan mengeksplorasi dunia, kini kehidupan saya terpaku di rumah, memelototi grafik dan angka. Saya terpenjara, dan penjara saya sesungguhnya adalah pikiran saya sendiri.

Belakangan ini saya banyak bermeditasi dan berkontemplasi untuk penyembuhan diri. Tahapan pertama penyembuhan adalah menyadari ada yang salah, kemudian menemukan apa yang salah, baru kemudian menyembuhkannya.

Semua pukulan ini semakin membuat saya memahami filosofi ANICCA. Segala sesuatu pasti berubah. Segala sesuatu tiada abadi. Melepaskan diri dari kemelekatan adalah kunci kebahagiaan.

Dalam perjalanan spiritual menemukan kembali diri saya sendiri ini, saya menggiatkan kembali aktivitas lama yang pernah menjadi bagian dominan hidup saya: menulis dan fotografi.

Saya merasa beruntung di masa muda pernah melakukan banyak perjalanan melihat dunia. Masih begitu banyak cerita yang belum dibagikan, masih banyak pemikiran yang belum dituangkan.

Pelan-pelan, saya mulai melatih pikiran bawah sadar saya untuk kembali pada tujuan hidup saya semula: berbagi cerita untuk kemanusiaan. Saya menyadari, kebahagiaan tertinggi adalah ketika kita bisa membuat hidup kita berguna bagi banyak orang.

Semoga saya bisa kembali menemukan diri. Dan semoga teman2 semua senantiasa berbahagia.

Sadhu sadhu sadhu.

About Agustinus Wibowo

Agustinus is an Indonesian travel writer and travel photographer. Agustinus started a “Grand Overland Journey” in 2005 from Beijing and dreamed to reach South Africa totally by land with an optimistic budget of US$2000. His journey has taken him across Himalaya, South Asia, Afghanistan, Iran, and ex-Soviet Central Asian republics. He was stranded and stayed three years in Afghanistan until 2009. He is now a full-time writer and based in Jakarta, Indonesia. agustinus@agustinuswibowo.com Contact: Website | More Posts

5 Comments on Saya pun Perlu Healing

  1. Get Well Soon, Gus

  2. Semangat mas agus,.. saya pribadi sangat berterimakasih dengan buku-buku yang telah ditulis, buku-buku itu membantu saya untuk melihat kehidupan manusia dengan sudut pandang yang berbeda. Memahami apa makna beragama yang saya jalani. Tulisannya sangat bermanfaat, dan tetap ditunggu karya-karya selanjutnya🙇‍♂️

  3. Mirip-mirip nih, saya juga mulai main saham lagi sejak pandemi. Sampai saat ini tapi memang tidak mau FOMO, lebih konservatif ke value investing.

    Saya juga sebagai ‘healing’ mulai kembali mengoleksi buku-bukumu gus, mulai dari titik nol. Sudah lama sekali tidak membaca petualanganmu dan kembali terhipnotis dengan perjalananmu. Semoga batin ini tidak tergoyahkan oleh kondisi duniwi Sadhu Sadhu Sadhu

  4. Pak Agus, ayo jalan2 lagi dan segera sharing kepada para pembaca, saya rindu membaca buku2mu lagi.

  5. Salam kenal Agus, sy Ben Setiadi yoga instructor dari Jakarta, kalo berminat yoga dan lanjut meditasi bisa hubungi sy. Salam sehat dan sukses selalu!
    +6281214599288.
    linktr.ee/YogaTerapi

Leave a comment

Your email address will not be published.


*