Recommended

Roof of the World

#1Pic1Day: The Love We Share #10 (Afghanistan, 2008)

The Love We Share #10 (Afghanistan, 2008) Mom’s Tears—a mother is weeping over her son who is struggling in a Herat hospital, Afghanistan suffering from acute hunger, along with massive food crisis in the country. Air Mata Ibu—seorang ibu menangisi anaknya yang menderita kelaparan akut, di sebuah rumah sakit di Herat, Afghanistan, seiring dengan merebaknya bencana kelaparan di negeri itu.                   [...]

March 14, 2014 // 7 Comments

#1Pic1Day: The Love We Share #9 (Afghanistan, 2008)

  The Love We Share #9 (Afghanistan, 2008) Duty—a little boy is accompanying her mother sewing, in a herder settlement of the Kyrgyz nomads, Pamir mountains, Afghanistan. Kewajiban—seorang bocah menemani ibunya menjahit, di daerah permukiman penggembala Kyrgyz, pegunungan Pamir, Afghanistan             [...]

March 13, 2014 // 1 Comment

#1Pic1Day: The Love We Share #8 (Afghanistan, 2008)

The Love We Share #8 (Afghanistan, 2008) Beauty and the Beast—A Kyrgyz mother in Pamir mountains, Afghanistan, is combing the hair of her daughter she just washed. Harus Bersih—Ibu Kyrgyz di pegunungan Pamir, Afghanistan sedang menyisir rambut putrinya yang baru saja dicuci.             [...]

March 12, 2014 // 0 Comments

#1Pic1Day: The Love We Share #7 (Afghanistan, 2008)

The Love We Share #7 (Afghanistan, 2008) Sleep, My Baby—a mother in Wakhan, Badakhshan, Afghanistan is lullabying her baby laying on a little hammock. Tidurlah, Sayang—seorang ibu di Wakhan, Badakhshan, Afghanistan berusaha menidurkan anaknya yang terbaring di atas ayunan mungil.                 [...]

March 11, 2014 // 0 Comments

#1Pic1Day: The Love We Share #6 (Afghanistan, 2008)

The Love We Share #6 (Afghanistan, 2008) A Warmth Called Home—young Kyrgyz kids in Pamir Mountains, Afghanistan, are peeping from inside their yurt. Kehangatan Rumah—bocah-bocah Kyrgyz di pegunungan Pamir, Afghanistan, mengintip dari dalam kemah yurt mereka.           [...]

March 10, 2014 // 1 Comment

#1Pic1Day: Boyongan | Moving Out (Tibet, 2005)

Moving Out (Tibet, 2005) The Tibetans who inhabit the steppes at the Roof of the World still maintain their animal herding tradition, and as nomads, moving is vital and integral part of their daily life. While horses and yaks used to be the main vehicles in moving their possessions, now motors and trucks and cars have replaced the function. Boyongan (Tibet, 2005) Bangsa Tibet yang mendiami padang rumput di pegunungan Atap Dunia masih mempertahankan tradisi penggembalaan, di mana perpindahan adalah bagian penting dalam hidup mereka. Kalau dulu mereka berpindah dengan bantuan kuda dan yak, saat ini kendaraan bermotor sudah membuat perpindahan lebih mudah dan cepat.   [...]

February 21, 2014 // 1 Comment

#1Pic1Day: Tertinggi di Dunia | Highest in the World (Everest, Tibet, 2005)

Highest in the World (Tibet, 2005) Rows of snowcapped mountains surrounding the highest point of Everest are seen from behind the cloud. There is also politics behind the naming of the world’s highest peak. The countries where Everest is located refuse to use the name of the British scientist Sir George Everest as the name of the mountain. The Tibetans call Everest as Qomolangma, “The Holy Mother”. The Chinese also preserve the name, spelled in Chinese as Zhumulangma, and never use Everest in their English-language legal documents. Later, the Nepalis also rename the peak as Sagarmatha. Tertinggi di Dunia (Tibet, 2005) Barisan pegunungan di samping puncak Everest, menyembul dari balik pelukan awan tebal. Di balik penamaan ini juga ada politik. Negara-negara yang menjadi tuan rumah gunung tertinggi di dunia ini menolak untuk menggunakan nama ilmuwan Inggris Sir George Everest sebagai nama dari puncak gunung ini. Orang Tibet menyebut Everest sebagai Qomolangma, “Ibunda Suci”. China juga mempertahankan nama itu, dalam bahasa China ditulis sebagai Zhumulangma, dan tidak pernah menggunakan nama Everest dalam dokumen resmi mereka dalam bahasa Inggris. Kemudian, Nepal juga menamai puncak itu sebagai Sagarmatha. [...]

February 20, 2014 // 1 Comment

#1Pic1Day: The Journey to the Everest (Tibet, 2005)

The Journey to the Everest (Tibet, 2005) A little village on the way to Everest. To visit Everest, foreign visitors have to obtain special permit. I came by motorcycle and pretending to be a Tibetan, so managed to sneak to the Everest Base Camp without going through checkpoints. Menuju Everest (Tibet, 2005) Sebuah desa kecil terletak dalam perjalanan menuju Everest. Untuk mengunjungi Everest, pengunjung asing memerlukan surat izin khusus/permit. Saya datang dengan menumpang sepeda motor dan menyamar sebagai orang Tibet, sehingga bisa tiba di kaki Everest tanpa melalui pemeriksaan. [...]

February 19, 2014 // 2 Comments

#1Pic1Day: 108 Kelokan | 108 Turns (Tibet, 2005)

108 Turns (Tibet, 2005) Turning and winding road up and down hills you have to go through in the journey to the Everest. They say, there are 108 turns in total. I have lost count, though. 108 Kelokan (Tibet, 2005) Jalan yang berkelok-kelok mendaki dan menuruni bukit dalam perjalanan menuju Everest, konon totalnya berjumlah 108 kelokan. Saya sendiri sempat kehilangan hitungan saking banyaknya kelokan di sini. [...]

February 18, 2014 // 1 Comment

#1Pic1Day: Pelajar | Student (Little Pamir, Afghanistan, 2008)

Student (Little Pamir, Afghanistan, 2008) A Pamir Kirghiz girl studies Dari language in school tent in Little Pamir, which is the first school ever established in Pamir, in summer 2008. As there is not yet building and facility provided, the school is held in people’s tents and also nomadic following the movement of the nomadic tribe. Pelajar (Pamir Kecil, Afghanistan, 2008) Seorang gadis Kirgiz dari Pamir Afghanistan sedang belajar bahasa Dari di tenda sekolah, yang merupakan sekolah pertama dalam sejarah yang didirikan di Pamir Kecil pada musim panas 2008. Karena ketiadaan bangunan dan fasilitas lainnya, kegiatan belajar diselenggarakan di dalam tenda penduduk, dan juga berpindah-pindah mengikuti gaya hidup suku-suku nomaden.   [...]

October 18, 2013 // 1 Comment

#1Pic1Day: Siapa Itu di Luar? | Who’s Out There? (Little Pamir, Afghanistan, 2008)

Who’s Out There? (Little Pamir, Afghanistan, 2008) Some little kids from a settlement in Little Pamir were curious on the guests coming to their yurt. Raised in such harsh natural environment, Afghan Kyrgyz children have adapted and grabbed certain abilities to live in such environment. For example, they already know how to ride donkeys and horses since a very young age. Siapa Itu di Luar? (Pamir Kecil, Afghanistan, 2008) Beberapa bocah kecil dari permukiman di Pamir Kecil tampak penasaran terhadap para tamu yang berkunjung ke tenda mereka. Anak-anak ini dibesarkan dalam lingkungan alam yang kejam, sehingga telah beradaptasi dan memiliki kemampuan spesial untuk bisa hidup dalam lingkungan seperti itu. Misalnya, mereka sudah bisa mengendarai keledai dan kuda pada usia yang sangat dini. [...]

October 17, 2013 // 4 Comments

#1Pic1Day: Musim Dingin Sepanjang Tahun | Winter throughout the Year (Little Pamir, Afghanistan, 2008)

Winter throughout the Year (Little Pamir, Afghanistan, 2008) A Kyrgyz boy brings his camels to grassland. The Afghan Kirghiz ethnic still maintain the disappearing nomadic way of life at Afghan Pamir, the tip of Afghan Wakhan Corridor bordering with China, Tajikistan, and Pakistan, at elevation more than 4,000 meter. The place, known as bam-e-dunya or Roof of the World, is described by Marco Polo as a place where the snow may come at any time of the year and where birds cannot fly through due to its height. In summer, snowfall is not uncommon. Musim Dingin Sepanjang Tahun (Pamir Kecil, Afghanistan, 2008) Seorang bocah Kirgiz sedang menggiring unta-untanya ke padang. Orang Kirgiz di Afghanistan masih mempertahankan tradisi nomaden, mereka mendiami Pamir Afghan, pada ketinggian 4.000 meter dan terletak di ujung Koridor Wakhan dan berbatasan dan langsung dengan China, Tajikistan, dan Pakistan. Tempat ini dikenal sebagai bam-i-dunyo, atau Atap Dunia, dan dideskripsikan oleh Marco Polo sebagai wilayah di mana salju bisa turun kapan saja dan burung pun tidak bisa terbang di atasnya saking tingginya. Salju di musim panas sama sekali bukan hal yang luar biasa. [...]

October 16, 2013 // 4 Comments

#1Pic1Day: Gadis Ataukah Nyonya, Lihatlah dari Kerudungnya | Available or Not, Just See the Veil (Little Pamir, Afghanistan, 2008)

Available or Not, Just See the Veil (Little Pamir, Afghanistan, 2008) The Afghan Kirghiz ethnic still preserve traditional Kyrgyz costumes, which already disappeared in the Republic of Kyrgyzstan. The veil (jooluk) of Kyrgyz women shows their marital status. Red means unmarried and white means married. Gadis Ataukah Nyonya, Lihatlah dari Kerudungnya (Pamir Kecil, Afghanistan, 2008) Orang-orang Kirgiz yang mendiami Afghanistan masih mempertahankan tradisi berpakaian Kirgiz, yang sekarang sudah sangat langka bahkan di negara Kirgizstan. Kerudung para perempuan disebut sebagai jooluk, juga berfungsi untuk menunjukkan status perkawinan. Kerudung merah berarti gadis, kerudung putih berarti sudah menikah.     [...]

October 15, 2013 // 1 Comment

#1Pic1Day: Permukiman Para Pengelana | The Nomad’s Settlement (Little Pamir, Afghanistan, 2008)

The Nomad’s Settlement (Little Pamir, Afghanistan, 2008) This is a nomadic settlement in Little Pamir. During the summer months, the Kyrgyz live in tents (ooy), while in winter they stay in concrete mud houses. The Kyrgyz still maintain disappearing nomadic way of live, moving into different location of the grassland depending on seasons of the year, on average four different places in a year. Permukiman Para Pengelana (Pamir Kecil, Afghanistan, 2008) Ini adalah sebuah permukiman suku nomaden Kirgiz di Pamir Kecil. Sepanjang musim panas, orang-orang Kirgiz tinggal di dalam tenda (ooy), sementara di musim dingin mereka berpindah ke bangunan padat yang terbuat dari lempung dan kayu. Orang Kirgiz masih mempertahankan gaya hidup nomaden yang sekarang sudah semakin langka. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain di padang luas, mengikuti pergantian musim. Rata-rata mereka berpindah ke empat lokasi berbeda dalam setahun.   [...]

October 14, 2013 // 4 Comments

#1Pic1Day: Kehidupan Nomaden | Nomadic Life (Little Pamir, Afghanistan, 2008)

Nomadic Life (Little Pamir, Afghanistan, 2008) Kyrgyz men prepare to move. Yurt, or tent, or ooy in their language, is the traditional home of nomadic Kyrgyz and is highly portable. The skeleton is made of wood, bought from neighboring countries or traveling traders. The top of yurt is a circle, where the sunshine passes through. This roof circle hole is now used on the flag and national emblem of the Republic of Kyrgyzstan. Kehidupan Nomaden (Pamir Kecil, Afghanistan, 2008) Orang-orang Kirgiz ini sedang bersiap untuk berpindah. Yurt, tenda atau ooy dalam bahasa mereka, adalah rumah tradisional bangsa nomaden Kirghiz yang sangat portabel. Rangka yurt terbuat dari kayu, dibawa oleh para pedagang yang berkeliling dari negara-negara tetangga. Bagian atas dari yurt adalah sebuah lubang tempat masuknya sinar matahari. Pola desain lubang matahari ini sekarang merupakan bendera dan lambang negara dari Republik Kirgizstan. [...]

October 11, 2013 // 0 Comments

#1Pic1Day: Tidak Ada Burung Terbang | No Birds Fly (Little Pamir, Afghanistan, 2008)

No Birds Fly (Little Pamir, Afghanistan, 2008) Pamir, roof of the world, is a flat stony land in extreme elevation, surrounded by snow-capped mountains. Described by Marco Polo as, “The region is so lofty and cold, that you cannot even see any birds flying”. With snow may come at any time of the year, Pamir is extremely cold even in the middle of summer. Tidak Ada Burung Terbang (Pamir Kecil, Afghanistan, 2008) Pamir, dijuluki juga sebagai Atap Dunia, adalah tanah datar berbatu dan luas di ketinggian ekstrem, dikelilingi pegunungan bertudung salju. Marco Polo mendeskripsikan Pamir sebagai: “daerah yang sangat mulia dan dingin, engkau bahkan tidak bisa melihat satu pun burung yang terbang.” Dengan salju yang bisa datang kapan saja sepanjang tahun, Pamir teramat dingin bahkan di puncak musim [...]

October 10, 2013 // 1 Comment