Jaipur – Muslim Wedding Part 2
November 29, 2005
Melanjutkan liputan tentang pernikahan keluarga Muslim dalam dua hari ini, maka tibalah juga hari H setelah satu minggu penuh yang penuh acara. Yang paling berkesan dalam benak saya adalah pemisahan jenis kelamin yang sangat kentara dalam setiap upacaranya. Para tamu pria dipisahkan dari wanita, dan bahkan, mempelai pria dan wanita sama sekali tak bersanding bersama. Mempelai pria berada di kumpulan tamu-tamu pria. Penghulu pertama-tama melangsungkan akad nikah bagi mempelai pria. Setelah berbagai surat-surat ditandantangani, doa dibacakan, penghulu langsung meninggalkan mempelai pria dan bergegas menuju tempat mempelai wanita berada, yaitu di rumah yang terletak 20 m jauhnya dari tempat para tamu pria ini.
Demikianlah akad nikah pun tak mempertemukan kedua mempelai. Daerah khusus wanita pun sebenarnya tak terjamah sama sekali oleh laki-laki, namun dengan posisi saya sebagai fotografer, saya bebas keluar masuk kedua wilayah ini.
Acara makan-makan pun tetap membedakan jenis kelamin. Para tamu wanita terlebih dahulu dipersilakan menuju ruangan besar yang dipersiapkan. Setelah selesai, mereka dipersilakan kembali ke rumah mempelai wanita, dan tiba giliran para tamu pria.
Pernikahan kali ini agak luar biasa, karena dua pernikahan berlangsung sekaligus. Mempelai pria dan kakaknya bersama-sama menjalani akad nikah ini, sehingga di dalam rumah ada dua mempelai wanita, berpakaian merah menyala dengan segala perhiasan yang menghiasi dari dahi, hidung, wajah, tangan, hingga ujung kaki. Kedua mempelai wanita tak hentinya menitikkan air mata.
Mas kawin yang diberikan untuk pernikahan ini dari pihak wanita kepada keluarga mempelai pria tak tanggung-tanggung. Mulai dari gelas, piring, dan barang-barang pecah belah lainnya hingga televisi, AC, kulkas, ranjang, sofa, meja, dan berbagai macam furniture mahal. Yang jelas beban untuk menikahkan anak perempuan di India memang tak kecil. Beruntungnya keluarga mempelai pria ini, karena dalam semalam mendapatkan mas kawin dari dua keluarga sekaligus.
Dan hingga malam sama sekali tidak ada acara penyandingan mempelai pria dan wanita. Mereka makan sendiri-sendiri, melayani tamu sendiri-sendiri, berfoto sendiri-sendiri. Nampaknya kedua mempelai baru akan dipertemukan pada acara boyongan ke rumah mempelai laki-laki nantinya, dengan mengangkut segudang mas kawin yang tak akan muat dalam sebuah truk saja.
Leave a comment