XLife (2013): Titik Nol – Agustinus Wibowo
Juli 2013
“Kamu sudah diperbudak. Masa lalu sudah lewat, tetapi kamu masih disiksa masa lalu. Listen, tak ada kebahagian di sana. Jangan dipikir lagi. Yang lalu biarlah berlalu. Masa lalu adalah penyesalan, masa depan adalah ketakutan.” Ujar salah satu sadhu Nepal yang menohok Agustinus Wibowo dalam perjalanannya karena masih memikirkan dompet. satu-satunya harta miliknya yang dicopet.
Buku setebal 552 halaman ini menggabungkan dua cerita penting dalam hidup seorang Agustinus, kisah mengenai makna sebuah perjalanan dan kesulitan ibunda yang berjuang melawan kanker ovarium. Dituliskan secara bergantian, dikorelasikan di tiap-tiap bagiannya, yang menjadikan kekuatan dan nilai lebih bagi si penulis dalam menggambarkan sebuah kehidupan.
Ada cerita tentang kemiskinan dan rasa sakit akut di negara-negara yang dilaluinya, seakut kanker sang ibu, sepedih luka hatinya sebagai keturunan etnis minoritas yang pernah terhina, seakut sakit Hepatitis yang membuatnya sering kali ambruk di negeri orang, seakut kepolosannya sampai ia harus mengalami pelecehan seksual di negara mayoritas berpenduduk Muslim, dan seakut perang atas nama Tuhan dan agama.
Perjalanannya ini terus ia ceritakan kepada ibundanya yang sesekali memuji atau menertawakannya. Keyakinan akan harapan hidup ibu yang telah melahirkannya, membawanya pergi ke China, bekerja dan mengumpulkan uang untuk membayar biaya pengobatan dan melunasi hutang yang kian menggunung. Tapi saat ia sedang berjuang, ibunya berpulang. Kembali ke titik nol, ke kekosongan, dan menyisakan cibiran orang-orang yang menganggapnya anak durhaka karena tak berada disisi ibunda saat ia menghembuskan nafas terakhir.
Pembaca diajak melihat dari dua sisi. Bahwa arti kehidupan adalah keberanian, keikhlasan, keterbukaan untuk menerima, dan pada akhirnya, penghargaan dan rasa syukur terhadap apa yang dimiliki. Saat membaca alur cerita dan penulisan terasa begitu panjang dan lama. Tapi pembaca digiring untuk tenggelam bersama Agustinus dan perjalanannya, menikmati setiap sudut kota, dan merasakan kesulitan maupun kebahagiaan yang sedang dialaminya. Saat sedang asyik membaca, sering kali kita dipaksa untuk berpindah ke perjuangan sang ibu melawan kanker. Membuat tanda tanya besar, kemana dan bagaimana kisah ini akan berakhir?
dan dari berbagai sumber.
Leave a comment