National Geographic Traveler Indonesia (2013): Kemeriahan Perkabungan
Portfolio | Foto dan Teks oleh Agustinus Wibowo Di Iran, dalam setahun setidaknya ada sepuluh hari besar religi. Pada hari kesepuluh bulan Muharram, warga Syi’ah memperingati kesyahidan Hussain, cucu Nabi Muhammad—dikenal sebagai Hari Asyura. Para umat di Iran berparade di hari wafatnya Nabi Muhammad. Mereka memukul-mukulkan rantai ke dada sebagai ungkapan kesedihan. Peringatan ini bertepatan dengan hari kesyahidan Hassan, cucu Nabi. Hitam adalah warna yang mendominasi. Lelaki, juga berbaju hitam, berarak menyusuri jalan. Dada dan kepala ditepuk, rantai dipukulkan ke punggung, sesekali terdengar tangis susul-menyusul. Sebuah peringatan kematian. “Tidak ada darah dalam peringatan di Iran. Itu dilarang pemerintah. Kau lihat sendiri, kami memperingati hari besar kami dengan cara beradab,” kata seorang umat dari pinggiran Teheran. Lantunan doa memenuhi angkasa. Menggelegar pula suara tetabuhan band mengiringi para lelaki yang berbaris, berparade sepanjang jalan. Pertempuran di medan Karbala ditampilkan sebagai pertunjukan teater di masjid dan jalanan. Lelaki berbaju zirah memerankan tokoh Hussain yang gagah, menunggang kuda putih menantang Yazid yang lalim. Bait-bait puisi Persia mendayu, diiringi merdunya denting dawai. Drama berlangsung hingga tengah malam. Pada puncaknya, para lakon menggambarkan bagaimana satu demi satu anggota keluarga Hussain meninggal dengan mengenaskan. Mereka menyebut ritual tahunan ini “Festival Hussain.” Sebuah perkabungan yang menjadi [...]