Recommended

anak jalanan

Titik Nol 138: Pir Wadhai

Terminal bus Pir Wadhai (AGUSTINUS WIBOWO) Di sini mereka menggantung mimpi, bersama deru mesin bus yang tanpa henti, asap knalpot hitam, selokan bau, debu beterbangan, dan tangisan bocah. Pir Wadhai adalah pembuluh nadi Pakistan, menyambungkan kota-kota di seluruh negeri dengan ibu kota Islamabad yang modern. Terletak di antara kota kembar Islamabad – Rawalpindi, stasiun bus Pir Wadhai adalah tempat interaksi antara saudagar, musafir, pedagang, sopir, kernet, tentara, dan pengungsi. Bermacam mimpi menuntun beragam manusia sampai ke tempat ini. Dan di tempat berdebu dan kumuh inilah tempat mereka menggantung mimpi. Bau busuk tercium dari jauh sebelum saya mencapai Pir Wadhai chowk, pertigaan penuh lobang jalan yang ironisnya malah menjadi tempat perhentian segala macam jenis bus antar kota yang berhenti di Rawalpindi. Menyengat, menusuk hidung, segala jenis sampah basah dan kering menyumbat selokan terbuka dengan air hitam yang tergenang. Debu dan asap hitam membungkus lingkungan manusia yang bertahan hidup. Ada orang makan di pinggir jalan, dikerubungi lalat beterbangan. Tempat ini adalah surga bagi serangga kotor itu, tetapi neraka bagi manusia yang tinggal di sana. Perkampungan kumuh semburat tak beraturan di dekat terminal ramai. Warnanya semua sama – coklat kemerahan, warna bata yang tidak dicat, warna tanah lumpur yang membungkus bumi. Sedikit variasi [...]

March 4, 2015 // 1 Comment

Titik Nol 137: Timbangan Kecil

Anarkali Food Street, terang benderang di malam hari (AGUSTINUS WIBOWO) Taktaktaktaktak…taktaktaktak… suara denting logam beradu, menambah riuh rendahnya jalanan di waktu malam. Bau harum semerbak. Seorang pedagang pinggir jalan dengan bangga menawarkan jualan andalannya. Orang-orang Lahore memenuhi jalanan yang diterangi lampu warna-warni ini, sudah tak sabar lagi mengisi perut mereka. Anarkali Food Street adalah daya tarik kuliner kota Lahore malam hari. Bagi penduduk kota besar Pakistan, keluar untuk makan malam adalah salah satu kegiatan hiburan yang digemari. Bukan hanya karena makanan lezat yang dijual dengan harga murah, tetapi karena juga suasana makan di jalan terbuka khusus para pejalan juga punya nuansanya sendiri. Segala macam jajanan Punjabi, segala macam nasi biryani dan roti, sampai kebab ala Turki dan bakmi China, tak lupa juga teh susu dudhpati dan manisnya faluda bisa dicicip di sini. Tak-a-tak atau kat-a-kat, diberi nama demikian karena bunyi santer taktaktaktaktak atau katkatkatkatkatkat yang dihasilkan ketika pemasak menggilas daging ayam dan kambing di atas wajan datar berdiameter besar. Kedua tangan koki sangat piawai memainkan dua lempeng logam berbentuk segitiga, cepat, berirama, menjadi melodi yang mengiringi harumnya beragam makanan tradisional dan hiruk pikuknya pengunjung dari segala penjuru kota. Jalanan ini terang benderang. Lampu hias warna-warni mengiluminasi semua sudut jalanan. Hasrat makan [...]

March 3, 2015 // 1 Comment

Titik Nol 101: Dua Dunia

Pemukiman kumuh bertumbuh bersama metropolis modern (AGUSTINUS WIBOWO) Mumbai adalah dua dunia yang hidup bersama, kontras-kontras yang saling berpadu, membentuk sinergi warna-warni kehidupan yang dinamis, energik, namun juga penuh derita dan air mata. Tak seharusnya saya mengeluh terlalu banyak dengan penyakit kuning yang saya derita. Setidaknya saya masih bisa tidur di atas kasur, minum air gula banyak-banyak, berjalan-jalan, memotret, dan segala kenikmatan lain yang mungkin hanya mimpi bagi para gelandangan yang tidur beralas kertas karton di trotoar. Saya tinggal di daerah Colaba di selatan Mumbai atau Bombay. Daerah ini hiruk pikuk. Gedung megah berarsitektur kolonial berbaris rapi. Jalan beruas-ruas, sempit, digerayangi mobil-mobil mewah. Orang-orang Mumbai yang berlalu lalang berpacu dengan modernitas. Tak sedikit perempuan yang bermake-up tebal, memakai baju dengan mode terkini. Yang pria pun bertubuh kekar, berpakaian ketat, seperti bintang Bollywood. Imej India yang ditemukan dari film-filmnya memang ada di sini. Tetapi, di distrik yang sama, di tempat di mana orang-orang kelas atas berlalu lalang membeli pakaian terkini dan makanan menu internasional, hidup pula kelompok manusia kelas bawah. Ada ibu dan tiga anaknya yang terpejam pulas di trotoar. Ada pula yang tidur di atas kereta dorong kaki lima. Air liur mengalir di pipi pria muda ini, ia larut dalam [...]

January 12, 2015 // 4 Comments