Recommended

Titik Nol

Gatra (2013): Memaknai Pengembaraan Melintas Peradaban

29 Mei 2013 Gatra  | Buku | Resensi Memaknai Pengembaraan Melintas Peradaban ADITYA KIRANA Titik Nol adalah prekuel dari dua buku perjalanan penulis sebelumnya. Paradoks-paradoks kehidupan yang terekam dalam perjalanan ini menjadi kekuatan dari hakikat keberagaman kultur umat manusia. Perjalanan menurut sebagian orang adalah cerita tentang pergi jauh menembus batas-batas provinsi, negara; serta benua, dan mungkin juga tentang beberapa penaklukan puncak gunung tertinggi, sungai terpanjang, lembah terdalam, samudra terluas, serta wilayah terdingin. Namun, menurut Agustinus, kerap para pengelana dan penjelajah melupakan bahwa setiap yang pergi pasti akan kembali. Titik Nol, ungkapan filosofis yang merupakan pantulan makna terdalam dari sebuah perjalanan, coba dimaknai Agustinus. Baginya, “jauh” adalah kata yang sering menjadi patokan setiap mengawali sebuah perjalanan. Para penjelajah Eropa dalam penaklukan dan menemukan jalur menuju ke Timur, seperti masa Alfonso d’Alburqurque. Juga di abad ke-20, seperti para astronot yang berlomba menjejakkan kaki ke bulan. Kesemuanya hanya terinspirasi oleh satu kata, jauh. Jauh ke tepi batas yang masih bisa dijangkau manusia. Mengawali perjalanannya melewati Urumqi menuju Kashgar, kota yang disebut sebagai pusat kebudayaan Uyghur dan terkenal dengan masjid-masjid kunonya, ia menjelajah melewati banyak wilayah, banyak cerita, dan tentunya banyak petualangan. Ketika masuk di Tibet sebagai pendatang gelap yang menyelundup, [...]

May 29, 2013 // 0 Comments

MyTrip (2013): Titik Nol, Apakah Makna Perjalanan ini Bagimu?

MyTrip Vol12/2013 Book review   Teks: Mayawati Nur Halim Foto: Hartadi, Dok.Pribadi Agustinus Wibowo   Perjalanan keliling adalah lingkaran sempurna: awal adalah akhir, tiada awal tiada akhir. Aku kembali ke titik nol.   Judul: Titik Nol Penulis: Agustinus Wibowo Penerbit:Gramedia Pustaka Utama Isi: 552 halaman + 40 halaman foto Harga: Rp 98.000   AGUSTINUS WIBOWO Sebelumnya ia telah melahirkan dua buku dengan genre sama yakni Selimut Debu dan Garis Batas. Merupakan kisah petualangannya di Afghanistan dan negeri-negeri Stan di Asia Tengah. Awalnya pemuda Lumajang, Jatim, yang pernah bekerja sebagai jurnalis di Beijing dan Afghanistan ini dikenal publik lewat rubrik “Petualang” di Kompas Cyber Media. Kini ia menetap di Jakarta.   SAFARNAMA NAMANYA Judul bukunya memang Titik Nol, tapi Agus menamai catatan pengembaraannya ini dengan Safarnama. Sebuah istilah dari Bahasa Persia yang artinya “catatan perjalanan”. Safarnama inilah yang menjadi inti buku ini, yang diceritakan pada sang bunda yang tengah meregang nyawa di ranjang rumah sakit di Surabaya. Ada 6 subbagian: •             Senandung Pengembara tentang Tibet. •             Surga Himalaya tentang Nepal. •             Kitab Tanpa Aksara tentang India. •             Mengejar Batas Cakrawala tentang Pakistan. •             Dalam Nama Tuhan masih tentang Pakistan. •             Di Balik Selimut [...]

May 16, 2013 // 0 Comments

Jakartabeat (2013): Jalan Pulang ‘Titik Nol’

29 April 2013 Jalan Pulang ‘Titik Nol’ Agustinus Written by Arman Dhani Pada satu sore yang teduh saya dan beberapa kawan datang ke acara diskusi buku Titik Nol karya Agustinus Wibowo. Jujur saya katakan sebenarnya saya malas datang. Bukan hanya karena saya tak begitu suka jenis buku ini tapi juga saya pikir fenomena travel writer, siapapun itu, adalah fenomena yang kepalang overrated dan begitu memuakan. Namun saya pikir saya harus bertemu dengan Agustinus. Setidaknya saya harus membenarkan tuduhan saya bahwa selamanya genre ini akan terjebak pada skema deskripsi keindahan dan promosi pariwisata belaka. Tapi rupanya saya memang ditakdirkan untuk salah. “Menulis perjalanan adalah usaha untuk menulis tentang manusia dan kemanusiaan. Jika tulisan perjalanan tak bicara tentang manusia. Maka ia adalah tulisan yang mati,” kata Agustinus ketika saya berjumpa dengannya sore itu. Lelaki pendek berkulit putih ini jauh dari bayangan awal saya dari penulis catatan perjalanan yang usai mengarungi jalan yang luas. Saya kira ia akan tinggi besar, brewok yang lebat dan tubuh yang kekar. Tapi penampilan memang seringkali menipu. Tak saya sangka lelaki peranakan Tionghoa di depan saya yang begitu santun dan komikal, telah menaklukan salah satu dataran tinggi paling mematikan di dunia. Kadang untuk mencari ke dalam seseorang harus [...]

April 29, 2013 // 0 Comments

ChinaNews 中国新闻网 (2013): 印尼华裔青年作家出版新著 讲述游历多国经历

4月20日晚,印尼华裔青年作家翁鸿鸣(Agustinus Wibowo)在泗水敦绒望商厦Gramedia书店举行《零点》(Titik Nol)新书发布会。来自泗水市和外埠的读者,及泗水华社代表郑菊花、何婉芸、吴萌暄和陈新来出席了活动。

发布会上,翁鸿鸣介绍《零点》是他的新作。之前,他已经出版两本书《灰尘毯子》(Selimut Debu)和《界线》(Garis Batas)。《零点》讲述当年他当背包族(Backpacker)游览中国西藏、尼泊尔、印度和阿富汗的经历。

April 25, 2013 // 0 Comments

千岛日报(2013): 华裔青年作家翁鸿鸣出版新书《零点》

2013年4月25日

(本 报记者徐健境报道)4月20日晚上6时,我国华裔青年作家翁鸿鸣(Agustinus Wibowo)在泗水敦绒望商厦Gramedia书店举行《零点》(Titik Nol)新书发布会。来自泗水市和外埠的读者,及泗水华社代表郑菊花、何婉芸、吴萌暄和陈新来出席了活动。

April 25, 2013 // 0 Comments

Surabaya Highlight (2013): How Much Are You Willing to Let Go?

19 April 2013 Surabaya Highlight   http://surabayahighlight.com/highlights-of-the-week/newcomers-in-town/third-cultured/how-much-are-you-willing-to-let-go How Much Are You Willing to Let Go? Surabaya – “There’s no end to traveling, it is all about how well we understand places that we have visited,” an afternoon talk during lunch with Agustinus Wibowo is such an eye opener for lucky Surabaya Highlight. Agustinus Wibowo is a travel writer and freelance journalist that was born and raised in Lumajang, East Java. In his short visit to Surabaya, he agreed to meet us and share his inspiring life to Surabaya Highlight’s readers. Coming from a small town of Lumajang, Agus had a dream to someday see the world outside his hometown. “Children would run around screaming to a plane passing by. I always watch Dunia Dalam Berita, because that was the only chance I had to see the world since there was no internet or other programs,” his vivid explanation made us picturing how it was back then when Agus was a child. Such limitation did not conquer his passion on the outside world because at his fifth grade of elementary school, he started exchanging letters to pen pal around the world. Amazingly, in his early age he made friends with 70 [...]

April 19, 2013 // 0 Comments

Jakarta Globe (2013): Detailing a Nomad’s Return to Point Zero

4 April 2013 http://www.thejakartaglobe.com/features/detailing-a-nomads-return-to-point-zero/583242/ Detailing a Nomad’s Return to Point Zero By Lisa Siregar on 3:24 pm April 4, 2013. Category Features, Travel Travel writer Agustinus Wibowo has walked many kilometers and dangerous turns during adventures in Afghanistan and across Asia — a long way from his childhood days in Lumajang, East Java, when he used to chase passing aircraft. After years away from his family, Agustinus eventually returned home to read the stories he had written about his experiences to his ill, bedridden mother. These previously unpublished tales of his journeys to Nepal, India and Pakistan, as well as the conversations with his mother in her final days, are the main themes of his new book, “Titik Nol” (“The Zero Point”, or “Ground Zero”). “To lose my mother is the worst thing that happened to me in my life,” Agustinus said at the launch of his book in Jakarta. “But I keep writing, because it is a spiritual healing for me.” “Titik Nol” is Agustinus’s third travel book. He has already published “Selimut Debu” (“Blankets of Dust”) in 2010 and “Garis Batas” (“Borderlines”) in 2011. For Agustinus, the zero point means self-discovery, which begins when one returns home. The [...]

April 4, 2013 // 0 Comments

Gramedia (2013): Resensi Pilihan – Titik Nol

2 April 2013 http://gramedia.tumblr.com/post/46926421949/resensi-pilihan-titik-nol-agustinus-wibowo Oleh: Nabila Budayana (http://www.goodreads.com/review/show/549712128) Selimut Debu adalah buku yang ‘nyaris tak memberikan celah’. Garis Batas ‘sedikit memberikan celah’. Titik Nol adalah buku yang terbuka. Membaca Titik Nol bukan hanya tentang mengenali dan menyelami berbagai makna dalam kehidupan dari sebuah perjalanan, namun juga mengenal pandangan dan isi hati sang penulis. Sempat beredar kabar akan terbit di tahun 2012, mundur menjadi awal Februari 2013, akhirnya benar-benar beredar di akhir Februari 2013. Saya termasuk yang menunggu. Cover birunya memperlihatkan seorang anak yang seakan terbang setelah melompat dari batang pohon yang tak berdahan dan berdaun. Bagi saya, cover itu bercerita tentang kebebasan dan keberanian. Identik dengan sisi yang dimiliki seorang pejalan. Jauh hari sebelum buku ini terbit, penulis telah mengatakan bahwa Titik Nol kelak akan berupa makna perjalanan, bukan hanya perkara destinasi. Sesuai dengan tagline yang digunakan : “Makna Sebuah Perjalanan”. Makna perjalanan yang menjadi tema besar dari buku ini mencakup begitu banyak hal yang seakan tak habis. Menggabungkan kisah tentang tujuan (Tibet, Nepal, India, Pakistan, Afghanistan) dan perenungan bukan hal mudah. Melalui Twitteriak, Agustinus Wibowo mengatakan ada dua plot paralel dalam Titik Nol. Nyatanya, dua plot tersebut adalah kisah tentang mama penulis dan kisah tentang [...]

April 2, 2013 // 0 Comments

Femina (2013): Pilihan Weekend—Titik Nol

2 April 2013 Femina Pilihan Weekend http://www.femina.co.id/shop.dine/pilihan.weekend/titik.nol/007/004/680 Titik Nol Agustinus Wibowo/ Gramedia Titik nol bagi sang penulis berarti kembali pada diri kita sendiri. Travel writer yang satu ini memang beda dan selalu memiliki perspektif yang unik. Tak melulu menggambarkan keindahan Asia Tengah yang ia kunjungi, tapi lebih pada esensi sebuah perjalanan bagi dirinya. Buku ini menjadi semacam narasi perjalanan, memoar, semi-autobiografi seorang Agustinus Wibowo, bagaimana ia bertransformasi dari seorang kutu buku menjadi pria  seperti dirinya hari ini. Buku ini juga banyak menampilkan foto-foto koleksi perjalanannya yang [...]

April 2, 2013 // 0 Comments

DailySylvia (2013): Titik Nol

1 Apr 2013 http://www.dailysylvia.com/2013/04/01/titik-nol/ Titik Nol Penulis: Agustinus Wibowo Penerbit: Gramedia Pustaka Utama TIDAK JAUH dari tema dua buku yang sebelumnya, Selimut Debu dan Garis Batas, penulis serta penikmat perjalanan Agustinus Wibowo kembali mengeluarkan buku dengan tema perjalanan, pencarian makna dan tentu saja pencarian akan jati diri sendiri, Titik Nol. Bedanya, setelah menghabiskan tahun-tahun hidupnya dengan berkelana ke negara-negara seperti Tajikistan, Kirgizstan, Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenistan bahkan sampai ke negara yang dipercaya menyimpan kebahagiaan di balik punggung-punggung gunung yang misterius, Agustinus malah membuka lembar pertama bukunya ini dengan kalimat yang mencengangkan–atau bisa dibilang mengagetkan bagi seorang pengembara bagi dirinya, “Aku pulang.” Apabila dalam perjalanannya, Agustinus banyak diperhadapkan dengan kisah-kisah tragedi kemanusiaan–kali ini ia harus berhadapan dengan kisah miliknya sendiri; berhadapan dengan kenyataan bahwa ibunya, orang yang paling dikasihinya, ternyata mengidap penyakit kanker yang terus menggerogoti tubuhnya perlahan-lahan. Kesedihan serta perasaan bersalah karena merasa telah bersikap “begitu egois’ membuatnya mencoba menebus waktu kebersamaan yang hilang selama mereka hidup berjauhan dengan menceritakan Safarnama (catatan perjalanan) kepada sang Ibu–dan di setiap akhir fragmen kisah perjalanannya, Agustinus selalu membawa pembaca kembali ke kamar di sebuah rumah sakit. [...]

April 1, 2013 // 0 Comments

TourismNews (2013): Titik Nol, Pemaknaan Sebuah Perjalanan

http://tourismnews.co.id/category/books/titik-nol-pemaknaan-sebuah-perjalanan March 2013 TourismNews Agustinus Wibowo kembali menghadirkan cerita perjalanannya. Setelah Selimut debu pada tahun 2010 dan Garis Batas pada tahun 2011 kini setelah 2 tahun proses penulisannya, hadir buku ketiganya, Titik Nol. Diluncurkan beberapa waktu lalu di toko buku Kinokuniya Plaza Senayan, Jakarta, Buku Titik Nol sebenarnya sudah jual ke khalayak umum sejak tanggal 21 Februari 2013 dan sampai peluncurkannya telah mengalami cetak ulang. Agustinus Wibowo memulai perjalanannya sebagai perjalanan wisata backpacking biasa ke tempat-tempat wisata dunia. Dari China ia memulai perjalanan backpackingnya ke Afrika Selatan lewat jalan darat. Dengan bermodalkan 2000 Dollar Amerika, pria asal Surabaya ini memulai perjalanannya dengan menyelundup ke Tibet. Dari Tibet dilanjutkan ke Nepal, India, Pakistan dan Afganistan. Di negeri konflik bersenjata ini ia sempat tinggal 3 tahun sebagai volunteer. Kemudia dilanjutkan ke negara – negara pecahan Uni Soviet, Mulai Turkmenistan, Tajikistan, Ubekistan dan negara-negara Stan lainnya. Catatan perjalannya itu dibagi ke masyarakat Indonesia pertama-tama melalui cerita bersambung di Kompas.com. Dengan gaya penceritaan non fiksi secara bertutur namun bergaya sastrawi, cerita perjalannya menjadi lebih dari sekedar wisata, menjadi kisah pribadi memaknai kemanusiaan melalui orang-orang, budaya dan bangsa yang ia temuinya. Titik Nol diambil dari hasil perenungannya [...]

March 31, 2013 // 0 Comments

Pedoman News (2013): Perjalanan Titik Nol ala Agustinus Wibowo

28 March 2013 http://www.pedomannews.com/pilkada-dki-2012/sosial-budaya/20512-perjalanan-titik-nol-ala-agustinus-wibowo   JAKARTA, PedomanNEWS – Banyak orang beranggapan kalau namanya perjalanan adalah sebuah kegiatan rekreasi ke sebuah tempat yang kita idamkan tetapi ada juga beranggapan lebih dari sekedar jalan dan rekreasi. Perjalanan yang lain dari sekedar rekreasi itu coba diungkapkan oleh Agustinus Wibowo dalam buku terbarunya yang diberi judul Titik Nol yang mengupas lebih dalam dari perjalanan dirinya ke berbagai negara hingga akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah. “Perjalanan bukan tentang jarak/lokasi yang jauh. Tapi bagaimana menghilangkan ego dan identitas diri. Perjalanan itu dari zero to hero dan kembali lagi ke zero. Kalau orientasinya hanya hero, orang akan cenderung serakah,” ujar Agus ketika ditemui pada peluncuran bukunya di Toko Buku Kinokuniya, Plasa Senayan. Dalam buku ini pria Lumajang, Jawa Timur, tahun 1981 ini bercerita, perjalanan itu dimulai ketika telah merampungkan kuliah Teknik Informatikanya di China bertahun-tahun silam. Korban gempa Aceh menjadi inspirasi bagi Agus untuk melakukan perjalanan dengan tujuan menaklukkan dunia. “Mulai perjalanan waktu lulus kuliah. Inspirasi dari korban gempa di Aceh ketika saya menjadi relawan di sana. Saya kira banyak cucuran air mata. Tapi yang berkesan justru anak-anak yang bermain dengan riang, serta ibu dan bapak yang mensyukuri keadaan yang mereka alami,” ucapnya. [...]

March 28, 2013 // 0 Comments

Tempo (2013): Menyesapi Perjalanan dari Titik Nol

Koran Tempo Buku Minggu, 24 Maret 2013 Menyesapi Perjalanan dari Titik Nol   Judul: Titik Nol, Makna Sebuah Perjalanan Penulis: Agustinus Wibowo Penerbit: Kompas Gramedia Cetak pertama: 2013 Tebal: xii + 556 halaman   Buku ini mencoba mengungkapkan makna sebuah perjalanan yang sesungguhnya. Perjalanan bukanlah tentang memuaskan ego, melainkan tentang melihat ke dalam diri. Perjalanan bukanlah menyusuri sebanyak mungkin obyek wisata ternama, menjejali ransel dengan segepok cendera mata khas daerah setempat, ataupun berbangga menahbiskan diri sebagai petualang yang paling irit sedunia. Bagi Agustinus Wibowo, perjalanan adalah belajar menatap cermin. Perjalanan adalah refleksi yang mengendurkan ke-aku-an menjadi “mereka”. Dalam buku Titik Nol, Makna Sebuah Perjalanan, jangan bayangkan kita disuguhi wisata “cantik” yang mulus dan penuh hura-hura. Agustinus, seperti dalam dua bukunya sebelum ini— Selimut Debu dan Garis Batas— kembali mengajak kita berziarah ke pelosok yang penuh bahaya, kegetiran, dan tanda tanya. Adalah Beijing yang dipilih Agustinus sebagai titik awal pengembaraannya. Dari situ, lelaki asal Lumajang, Jawa Timur, itu menuju Xinjiang, provinsi yang terletak di bagian barat Cina. Lewat “titik nol” atau Xinjiang- lah Agustinus kemudian menjejak Tibet, dan membawa kita menjalani napak tilas peperangan Genghis Khan. Dari Tibet, Agustinus lalu melangkahkan kaki ke Nepal, India, Pakistan, Kashmir,hingga ke Afganistan. [...]

March 24, 2013 // 0 Comments

Wego Indonesia (2013): Agustinus Wibowo pengelana negeri tak terjamah

20 March 2013 http://www.wego.co.id/berita/agustinus-wibowo-pengelana-negeri-tak-terjamah/ Wego Indonesia Meet the Travelers Agustinus Wibowo pengelana negeri tak terjamah by Deasy Elsara March 20, 2013 Agustinus Wibowo dengan buku perjalanan ketiganya yang berjudul Titik Nol. Laksana kepompong yang keluar dari perlindungannya usai tidur panjang, seperti itulah hidup Agustinus Wibowo sejak 10 tahun silam. Kutubuku canggung yang jarang keluar rumah dan takut panas, kini telah berkelana ke negara-negara yang  mungkin luput dari daftar tujuan traveler kebanyakan. Agustinus kecil bercita-cita menjadi seorang turis. Bukan polisi, dokter, atau profesi-profesi lain yang dianggap mulia dan menjadi tolak ukur kesuksesan. Ia rela melepaskan modal masa depan sebagai lulusan universitas terbaik di Beijing, Cina, demi mengunjungi negara-negara yang dulu hanya bisa ia intip dari koleksi perangkonya. Semua berawal ketika Agustinus menjadi sukarelawan tsunami di Aceh pada Januari 2005. Di daerah yang luluh lantak akibat terjangan gelombang dahsyat tersebut, ia justru melihat semangat warga yang kuat untuk bangkit kembali. Agustinus yang saat itu baru lulus dari jurusan Komputer, bertekad banting stir menjadi seorang jurnalis. Tujuannya hanya satu, bisa mengunjungi tempat-tempat yang tak biasa dikunjungi, untuk menyebarkan cerita-cerita inspiratif. Warna-warni Nepal yang terpancar dari busana yang dikenakan oleh penduduk lokal. Rencananya jelas, ia akan melakukan perjalanan dari Beijing [...]

March 20, 2013 // 0 Comments

#VBookClub (2013): “Titik Nol”

3 May 2013 #VBookClub http://indynatalia.blogspot.com/2013/03/vbookclub-titik-nol.html?spref=tw #VBookClub – “Titik Nol” Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan membaca buku se-menarik “Titik Nol” dan bertemu dengan penulisnya, @avgustin88 di #VBookClub @VRadioFM. Sebelumnya, saya memang sudah jatuh cinta dengan buku ini. “Titik Nol” menceritakan tentang kisah perjalanan penulis, Agustinus Wibowo ke beberapa wilayah seperti Tibet, Nepal, India, Afghanistan, sampai Pakistan. Melalui buku ini, rasanya saya ikut merasakan perjalanan darat yang dilakukan @avgustin88 dan mengenal kultur kebudayaan di masing – masing daerah. Ritual ziarah di tibet yang dilakukan sambil merangkak; Eksotisnya bukit – bukit curam di Nepal; Keprihatinan terhadap India yang berbeda kehidupan dengan gambaran Bollywood; sampai rasa tidak aman saat mengunjungi Afghanistan yang tengah dilanda konflik. Dilengkapi dengan foto – foto menarik sepanjang perjalanan, saya sebagai pembaca mendapatkan gambaran yang jelas tentang terjadinya sebuah peristiwa. Tentang bagaimana sebuah tulisan mampu menggerakkan hati untuk ikut prihatin dengan apa yang terjadi di negara perang seperti Afghanistan. “Perjalananku bukan perjalananmu. Perjalananku adalah perjalananmu” Sesungguhnya, makna perjalanan yang ingin disampaikan oleh @avgustin88 adalah luas. Tidak hanya tentang berapa jumlah lokasi yang dituju, tidak hanya tentang berapa jumlah negara yang [...]

March 3, 2013 // 0 Comments

Lipton Indonesia (2013): Titik Nol-Makna Sebuah Perjalanan

20 February 2013 http://www.lipton.co.id/moodBooster/225/titik-nol-makna-sebuah-perjalanan Titik Nol: Makna Sebuah PerjalananPosted on 20 February 13 By Lipton | Books   Cerita perjalanan seseorang ke tempat-tempat yang jauh dari tempat tinggal kita memang selalu menarik untuk disimak. Banyak sekali buku yang menceritakan kisah perjalanan traveling yang membawa kita bertualang ke tempat-tempat yang ingin kita singgahi. Agustinus Wibowo justru membawa kita ke sebuah titik awal perjalanan, yang ia sebut sebagai Titik Nol. Buku yang ia tulis ini membawa kita ke berbagai belahan dunia dengan segala ceritanya. Dari Beijing ke Tibet, India, dan Pakistan dengan segala suka duka yang dialami oleh wartawan foto ini dipaparkan dengan detil dan menarik. Agustinus juga memberikan hasil jepretan kameranya yang memberikan kepuasan visual bagi para pembaca buku ini mengenai berbagai hal yang ia ceritakan. Namun berbagai kisah petualangan perjuangan yang ia ceritakan, ternyata pelajaran hidup yang paling bermakna yang ia dapatkan justru di sisi sang ibunda. Agustinus memberikan pelajaran yang berharga bagi kita semua, bahwa tidak hanya perjalanan berkeliling dunia yang menjadikan kita kaya akan pengetahuan, tetapi justru apa yang ada di sekitar kita yang jauh lebih berharga. Sedikit kutipan dari buku Titik Nol ini yang berharga adalah: “Perjalanan adalah belajar melihat dunia luar, juga belajar untuk melihat ke [...]

February 20, 2013 // 0 Comments

Third Book, Titik Nol (Point Zero) is Coming

Faraway. Why everybody is obsessed by that word? Marco Polo traveled faraway from Venice to the Mongolian Empire. The explorers adventured through dangerous seven seas. The climbers put their life on the line just for a few moments conquering majestic peaks. He was also overwhelmed by the “faraway”. The Traveler decided to get involved in globetrotting journey. He sneaked to the forbidden land in Himalaya, staying in mysterious Kashmir, and became witness of warzones and massacres. Started by a dream, flowing like a series of dreams, this is a journey of a traveler searching for a meaning. Until to the point that he had traveled very, very far, he was forced to return home, kneel down besides his mother’s bed. And from the story of the very mother who has never traveled anywhere, little by little he revealed the meanings of journey that he was missing. Paperback, 568 pages Published February 2013 by Gramedia Pustaka Utama ISBN: 9789792292718 edition language: Indonesian For the details of this book, please visit : https://agustinuswibowo.com/TitikNol ——————————————————————————————————————————————– My third book, Titik Nol, is being released in Indonesia. This book is so special for me. It [...]

February 7, 2013 // 0 Comments

Aplaus (2012): Agustinus Wibowo, Berubah Bersama Perjalanan

    Agustinus Wibowo (31) : Berubah Bersama Perjalanan Teks oleh Eka D. Rehulina @ekarehulin | Foto Istimewa   BAGINYA perjalanan dan menjadi turis adalah mimpi masa kecil yang telah terwujud. Kisah perjalanannya sangat luar biasa, di negeri-negeri berbahaya di Asia Tengah yang tak pernah terbayangkan para pejalan awam. Selimut Debu dan Garis Batas, dua tulisannya yang telah dibukukan. Menceritakan kisah-kisah perjalanan yang telah ia lalui. Tentu saja, selain tulisan dan foto-fotonya yang kerap terbit di media nasional kita.   What Inspire Us… Sebenarnya rasa takut itu bukan untuk dilawan, tetapi dipahami. Rasa takut itu manusiawi, yang justru jika diolah dengan benar akan menjadi motivasi. Misalnya, kita bekerja keras di hari ini, justru karena rasa takut akan goncangan di hari tua nanti. Nah, ada rasa takut yang rasional, ada rasa takut yang irasional, ada rasa takut yang harus ada, ada rasa takut yang tidak perlu. Perjalanan sendiri adalah proses untuk melepaskan diri dari rasa takut.   Bohong kalau bilang saya tidak takut mati. He-he-he… Itu adalah ketakutan yang sangat manusiawi, dan rasional. Tapi ini kembali lagi kepada bagaimana cara kita menghadapi ketakutan kita sendiri.   Sakit di luar negeri adalah salah satu masalah serius. Saya pernah kena hepatitis waktu berada [...]

November 8, 2012 // 0 Comments

1 2