Recommended

Indonesia dari Seberang Batas

[ISDB] Garis Batas di Atas Kertas

“Maaf, Tuan, kami tidak bisa mengizinkan Anda naik ke pesawat,” kata petugas di balik konter China Airlines, saat saya melakukan pelaporan di bandar udara Svarnabhumi, Bangkok, Thailand, untuk penerbangan saya menuju Belanda. Kepada petugas yang seorang lelaki muda Thai ini, saya telah mengakui bahwa saya belum memastikan tanggal berapa saya akan meninggalkan Eropa, dan saya juga tidak memiliki tiket pulang. “Tetapi saya hendak ke sana melakukan riset,” kata saya. “Mustahil bagi saya untuk memastikan kapan riset saya akan benar-benar selesai. Lagi pula, saya memiliki masa berlaku visa yang panjang, untuk satu tahun.” Petugas itu kembali mengamati stiker visa yang tertempel di dalam paspor saya. Visa saya adalah Visa Schengen untuk kategori C, visa tinggal jangka pendek, yang artinya saya bisa tinggal di negara-negara Eropa penanda tangan perjanjian Schengen selama maksimal 90 hari dalam setiap masa 180 hari. Lelaki itu menggeleng. “Saya sudah tanya atasan saya,” katanya, “untuk kategori visa C, wajib untuk mempunyai tiket pulang yang sudah terkonfirmasi.” Dia lalu menutup buku paspor saya dan mengembalikannya kepada saya tanpa pas naik. “Maaf, Tuan, Anda harus punya rencana yang pasti.” Saya tetap berdiri di sana beradu argumen, sementara petugas itu berusaha meyakinkan bahwa saya bisa membeli tiket pulang dan membatalkannya begitu [...]

January 11, 2022 // 1 Comment

[IDSB] Undangan Misterius

Juli 2017, saya menerima sebuah email misterius. Pengirimnya adalah Kementerian Luar Negeri Pemerintah Nasional Republik Papua Barat (NGRWP). Dalam bahasa Indonesia ejaan lama, pengirim email itu menanggapi satu tulisan saya tentang seorang aktivis gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang saya temui di Papua Nugini. Pak Wibowo, Pengiriman email ini pertama sebagai perkenal sadja dengan mana saja perlu sampaikan bahwa ikut mengambil perhatian dari interview Pak dengan John A. Wakum. John, saja kenal baik. Saja ingat bahwa bersama dengan John A. Wakum keluarganja termasuk 100-san para pelarian pengungsi politik dari 1984, bertempat di Vanimo dan dengan rombongan John, kami masuk ke Kiunga  di tahun 1989. Tentu Pak sudah dengar bahwa sepandjang perbatasan itu ada beberapa tempat jang menerima rakjat Papua warga negara Indonesia jang melintasi perbatasan dan achirnja masuk ke PNG. Kalau sadja Pak berentjana ke Europa dan bila datang di Den Haag, silakan menghubungi saja sesuai alamat di website, sbb: www.ngrwp.org Salam jang patut dari saja, Simon P. Sapioper Email itu seketika melemparkan memori saya ke tengah hutan rimba pedalaman Papua Nugini di tahun 2014, ketika saya menyusuri garis perbatasan RI-PNG demi memahami makna Indonesia dari seberang garis batasnya. Dalam perjalanan berat itu, saya baru menemukan ternyata banyak pengungsi dari Papua Indonesia [...]

January 7, 2022 // 0 Comments