Recommended

Bukunya (2014): Membedah Buku Laris Gramedia Pustaka Utama 2013

http://bukunya.com/membedah-buku-laris-gramedia-pustaka-utama/

1401-bukunya-membedah-buku-laris-gramedia

Membedah Buku Laris Gramedia Pustaka Utama 2013

Mengupas resep dan rahasia tingginya penjualan

Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada Jumat (3/1) mengumumkan daftar buku terlaris mereka sepanjang 2013. Bukunya membedah beberapa alasan buku-buku tersebut masuk daftar bestseller.

Kategori fiksi:

  1. Rantau 1 Muara karya A. Fuadi
  2. 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Rais dan Rangga Alma
  3. 9 Summers 10 Autumns karya Iwan Setyawan
  4. Mimpi Sejuta Dolar karya Alberthiene Endah
  5. Autumn Once More karya Ilana Tan, Alia Zalea, Ika Natassa, dkk.
  6. Seasons to Remember karya Ilana Tan
  7. Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye
  8. Sunshine Becomes You karya Ilana Tan
  9. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye
  10. The Devil in Black Jeans karya Alia Zalea

Daftar buku laris ini menunjukkan dua resep buku laris dewasa ini yakni mengangkat novelisasi kisah hidup dari sederhana cenderung tak berada hingga sukses terutama setelah berjuang di luar negeri. Resep kedua adalah kisah asmara yang mudah dicerna. Roman memang tak ada matinya.

Faktor film juga berperan besar dalam daftar ini. Misalnya saja 99 Cahaya meski isinya unik dan ditulis oleh putri tokoh ternama, namun penjualannya baru terdongkrak sejak rumor film hingga kemunculannya di layar lebar. Yang bakal mengikuti jejak novel ini adalah Sunshine Becomes You yang difilmkan. Misteri identitas pemilik nama pena Ilana Tan juga akan menambah pesonanya.

Sukses novel-novel ini juga terbantu oleh aktifnya sang penulis di media sosial seperti A. Fuadi (Twitter). Bahkan Tere Liye yang terbilang sulit diwawancara media massa pun meluangkan banyak waktu buat penggemarnya di laman Facebook.

Yang menarik adalah tak adanya novel terjemahan yang cukup kuat buat masuk daftar ini. Padahal, ada novel terjemahan yang datang dengan film besar seperti dari seri Hunger Games.

Artinya novel lokal punya peluang besar, bahkan sudah,  jadi tuan rumah di negeri sendiri. Penantang terbesar pada tahun depan adalah  The Cuckoo’s Calling, tapi kita baru akan tahu apakah karya JK Rowling ini pada tahun depan dengan filmnya yang segera datang bisa masuk daftar ini.

***

Kategori nonfiksi:

  1. Kamus Inggris Indonesia oleh John M. Echols & Hassan Shadily
  2. Sejuta Dolar ~ 365 Hari, Sejuta Impian, Sejuta Harapan oleh Alberthiene Endah
  3. 101 Creative Notes oleh Yoris Sebastian
  4. Kitab AntiBangkrut oleh Jaya Setiabudi
  5. The Magic oleh Rhonda Byrne
  6. Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Pusat Bahasa Depdiknas
  7. Pemulihan Jiwa 3 oleh Dedy Susanto
  8. Rich Dad, Poor Dad oleh Robert T. Kiyosaki
  9. Titik Nol oleh Agustinus Wibowo
  10. Man of Honor: Kehidupan, Semangat, dan Kearifan William Soeryadjaya oleh Harmanto Edy Djatmiko dan Teguh Sri Pambudi

Daftar ini kian mengukuhkan pendapat pendiri Grup Kompas Gramedia (perusahaan induk Gramedia Pustaka Utama), Jacob Oetama, bahwa genre buku akan tetap laris apapun situasinya adalah yang menyangkut pengembangan diri, yang menyampaikan nilai-nilai universal, dan pengalaman-pengalaman kemanusiaan. Juga buku referensi seperti kamus.

Memang ada pengecualian dalam daftar ini yakni Titik Nol namun meski buku catatan perjalanan, isinya lebih kepada pengalaman-pengalaman kemanusiaan seperti disebut Jacob tadi. Sementara biografi William Soeryadjaya lebih kepada figur yang diangkat yakni konglomerat yang ternama dan penuh kontroversi yang mengundang penasaran. Apalagi kerabat Om Willem, begitu sapaannya, masih jadi petinggi sejumlah perusahaan besar di Indonesia, termasuk juga yang menggarap monorail Jakarta.

About Agustinus Wibowo

Agustinus is an Indonesian travel writer and travel photographer. Agustinus started a “Grand Overland Journey” in 2005 from Beijing and dreamed to reach South Africa totally by land with an optimistic budget of US$2000. His journey has taken him across Himalaya, South Asia, Afghanistan, Iran, and ex-Soviet Central Asian republics. He was stranded and stayed three years in Afghanistan until 2009. He is now a full-time writer and based in Jakarta, Indonesia. agustinus@agustinuswibowo.com Contact: Website | More Posts

Leave a comment

Your email address will not be published.


*