Recommended

Interviews

[Detik] Hak Cipta Buku ‘Titik Nol’ Agustinus Wibowo Terjual ke Penerbit Vietnam

Detik Sabtu, 27 Ags 2016 19:40 WIB  ·   Tia Agnes – detikHOT Beijing – Di hari keempat Beijing International Book Fair (BIBF), hak cipta buku ‘Titik Nol’ atau dalam bahasa Inggris berjudul ‘Zero’ karangan Agustinus Wibowo berhasil terjual. Hak cipta buku bergenre travel writing tersebut dibeli oleh penerbit asal Vietnam, Chibooks. Hal tersebut dikatakan oleh International Marketing Gramedia Publisers, Yudith Andhika RH. “Setelah proses negosiasi, hari ini hak cipta Titik Nol berhasil dijual. Ini pencapaian luar biasa dan kabar bahagia bagi kami,” katanya ketika mengobrol di booth Gramedia di BIBF 2016, Sabtu (27/8/2016). Dalam waktu dekat, buku trilogi setelah buku ‘Selimut Debu’ dan ‘Garis Batas’ segera diterjemahkan. Untuk tahap pertama, lanjut Yudith, akan dicetak sebanyak 2000 eksemplar di Vietnam. “Kepastiaan waktu penerbitan akan dibahas lebih lanjut,” ungkap Yudith. Buku ‘Titik Nol’ atau ‘Zero’ menceritakan tentang perjalanan Agustinus ke tahap berikutnya. Bermula dari perjumpaannya bersama penziarah Tibet, orang-orang Nepal yang tangguh mendaki gunung, tentang Lasha yang menjadi komersial, serta cerita tentang Afghanistan yang pernah disebut Agus di buku pertama ‘Selimut Debu’. Ada juga yang menyebut buku ini sebagai prekuel dari dua buku sebelumnya. Serta buku yang tak hanya menceritakan tentang perjalanan dan pemaknaan yang lebih mendalam, [...]

August 28, 2016 // 27 Comments

On Journey and Reconciliation–A Panel with Yu Hua in Beijing International Book Fair

Back in 2011, when the first time I read any of Yu Hua’s work, I would never imagine that one day I would share the same chair with this great man. Yesterday, in Beijing International Book Fair (BIBF)’s Literary Salon, we sit together in front hundreds of audience, discussing about my book, Zero: When the Journey Takes You Home. We shared ideas about the meaning of journey, conflict of identities, search for meaning, and reconciliation. Yu Hua started with a story, quoting a 1001-night story about a boy from Baghdad, who went all the way to Cairo to find a treasure, but then went home to Baghdad to find the real treasure. He mentioned that the boy’s journey is not unlike my journey–that journey is about going out and returning home. We also shared much about Chinese and Indonesian identity. Raised in 1965, when many Chinese-Indonesians were forced to leave and had to return to China because of racial discrimination, he used to hear bad news about Indonesia. The image of Indonesia among Chinese people reach its worst position after the 1998 riots in Jakarta, and it has never fully recovered, until today. In fact, among so many visas in [...]

August 25, 2016 // 0 Comments

[Detik]: Panggung Agustinus Wibowo dan Yu Hua di BIBF 2016

Detik Beijing – Bermula dari Beijing, Agustinus Wibowo bermimpi ingin melakukan perjalanan ke Afrika Selatan. Ia pun melakukan perjalanan dari Tibet, Nepal, India, Pakistan, dan negara-negara lainnya. Di ajang Beijing International Book Fair (BIBF) 2016, Agustinus bersama Yu Hua membicarakan tentang identitas, perjalanannya menulis dan soal budaya dua negara. Penulis ‘Titik Nol’ itu membicarakan tentang identitas ketika dirinya lahir. “Saya dibilang orang Cina dan ketika saya belajar di negara ini, saya dibilang Indonesia. Sebenarnya saya ini dari mana. Karena itu saya mau mencoba menjadi traveler. Selalu ada pikiran yang baru di setiap tempat dan saya mencari Indonesia itu seperti apa,” ucapnya ketika berbicara di sesi Writer’s Stage di BIBF 2016, Rabu (24/8/2016). Dengan berjalan mengunjungi banyak negara, Agustinus keluar dari zona nyamannya. Dia menceritakan ketika turis asing dilarang bepergian ke Tibet, pria asal Lumajang Jawa Timur justru ke sana. Saat dia belajar jurusan komputer, dia juga tak mau hanya menjadi sarjana dengan lulusan tersebut. “Saya mau jadi jurnalis tapi kuliah nggak sesuai yang di mau. Tapi saya bisa motret dan menulis, kenapa nggak jadi jurnalis saja. Kita traveling ke mana saja dan bersama siapa itu nggak penting, yang penting adalah merasakan kehidupan baru dan orang lain. Dan itu yang membuat [...]

August 25, 2016 // 0 Comments

[Detik]: Diskusi Buku Agustinus Wibowo dan Yu Hua Perkuat Hubungan Dua Negara

Detik Beijing – Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok Soegeng Rahardjo hadir dalam sesi diskusi ‘Zero: When The Journey Takes You Home’ yang berlangsung hari ini di Beijing International Book Fair (BIBF) 2016. Sesi kali ini menampilkan dua penulis kenamaan dua negara, Agustinus Wibowo dan Yu Hua. Dalam sambutannya, Soegeng mengatakan hadirnya untuk pertama kali Indonesia di BIBF makin membuka peluang pengenalan sastra Indonesia ke publik dunia. Sekaligus, mempererat hubungan antar dua negara. “Dengan adanya Agustinus dan Yua Hua hadir untuk memberikan cerita-ceritanya tentang dua negara dan pesan yang disampaikan akan menyebar ke masyarakat Indonesia dan Tiongkok,” ujarnya di atas Writer’s Stage di gedung China International Exhibition Center (new venue), distrik Shunyi, Beijing, Rabu (24/8/2016). Di diskusi ‘Zero: When The Journey Takes You Home’ yang terselenggara berkat kerja sama Komite Buku Nasional Indonesia dan Paper Republic ini membicarakan tentang pengalaman mereka tentang Tiongkok, baik personal maupun sejarah. Karya Yu Hua ‘To Live’ telah diterjemahkan oleh Agustinus ke dalam bahasa Indonesia. Sedangkan karya lainnya tengah disiapkan untuk segera diterjemahkan dan diterbitkan di Tanah Air. Seperti apa hasil diskusi keduanya? Simak laporan [...]

August 25, 2016 // 0 Comments

[BIBF]中印对话的桥梁 ——走近印度尼西亚作家、翻译家翁鸿鸣

2016-08-23 纸托邦 零点——走向回归的远行 作为将余华作品翻译引入印度尼西亚的第一人,如同余华成名作《十八岁出门远行》,翁鸿鸣也在十八岁离开家门,踏上中国的土地,开始了他背负祖辈多代人乡愁的寻根之旅。 始于寻根的旅行 翁 鸿鸣的父辈身在印尼,心念故国。由于印尼过去复杂的政治环境,华裔在印尼处境艰难,他们在印尼被当作外人,始终无法融入印尼主流社会,遭受各种形式的歧视 和排挤。对翁鸿鸣的父辈来说,回归故土是一桩萦绕心头的难了心愿。翁鸿鸣生于印尼从未到过中国的外婆,曾看着一幅中国地图流泪伤心,“我们原来中国是一个 很大的海棠叶啊,现在就是一个鸡的形状了。”正是这份叠加几代人的牵念,牵引着翁鸿鸣在十八岁时离开印尼,来到清华读书,由此也开启了他十余年不停歇的旅 程。 来 到中国的翁鸿鸣发现,真正的中国现实和父辈口中传颂的故国形象之间,有着巨大的鸿沟。父辈对中国的“所有记忆也仅停留当初第一批移民华人离开中国时的样 子”,“当初对中国所有印象和概念都是一片片”,“印尼华人当初对于自己的‘根’只是一个国家的概念,没有那个省市村,就是中国,地图上的那个版块”。他 回到的不是祖辈魂牵梦萦的故土,而是一片崭新又陌生的土地。 [...]

August 24, 2016 // 0 Comments

The Weekend West Magazine (Australia): Ground Zero Book Review

Page turners WILLIAM YEOMAN Like so many travellers before him, Agustinus Wibowo left home in search of something intangible —in the case of this young Indonesian of Chinese heritage, who had long felt like a foreigner in his homeland, a place he would feel welcome, a place he could call his own. “In my pocket was an Indonesian passport and two thousand American dollars in cash, and in my heart was the dream of a colossal adventure: to travel overland from Beijing to the furthest destination possible: South Africa. I believed that somewhere out there, when I reached the end of the long and winding road, I would become a completely new man. There would be happiness there.” It was July 2005 and Agustinus had already been away from home for several years, studying computer engineering at university in Beijing, spending his days and nights in pursuit of high marks. This, he decided, was not the life for him. It took him months to wear down his angry father, who had such high hopes for his son in “the land of the ancestors”, but when Agustinus finally received his blessing, he bought a train ticket, loaded his backpack and headed [...]

August 22, 2016 // 0 Comments

“ZERO” in Beijing International Book Fair

ZERO—When The Journey Takes You Home Sponsored by: BIBF Curated by: Paper Republic Co-organized by: Paper Republic, Indonesia National Book Committee Date: Aug 24th, Wednesday, 13:00-15:00 Address: Writers’ Stage, BIBF Venue Guests: Agustinus Wibowo, Yu Hua Join Yu Hua and writer Agustinus Wibowo in conversation about stories of the Chinese experience, both personal and historical. Yu Hua needs no introduction: from early works such as To Live, to the more recent blockbuster Brothers, he is among China’s foremost portraitists of modern Chinese society. Wibowo is an Indonesian translator and author of Chinese descent: his translation of Yu Hua’s To Live is already published in Indonesia, and Brothers and Chronicle of a Blood Merchant are forthcoming. At a young age he ventured to China in search of his roots and, finding China not at all as he’d imagined it, embarked on a ten-year journey through the world, which is the subject of his new book, Zero: When the Journey Takes You Home. Yu Hua and Wibowo discuss their authorial relationship, the similarities between China’s recent history and the history of the Chinese in Indonesia, and the role of the individual in historical narrative. “零点:走向回归的远行”   主办:北京国际图书博览会(BIBF) 策划:纸托邦(Paper Republic) 联合协办:纸托邦(Paper Republic)、印尼国家图书委员会 时间:8月24日星期三13:00-15:00 [...]

August 21, 2016 // 0 Comments

DETIK: Agustinus Wibowo Hadir di Beijing International Book Fair 2016

Detik.com Jakarta – Sukses di Bologna Book Fair dan London Book Fair pada Maret serta April 2016 lalu, Indonesia akan hadir di ajang Beijing International Book Fair (BIBF) pada 24-28 Agustus mendatang. Salah satu penulis kenamaan Tanah Air Agustinus Wibowo untuk pertama kalinya hadir di pameran buku tersebut. Penulis ‘Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan’ merasa terhormat dapat menghadiri BIBF. “Eksibisi buku ini membawa penulis-penulis dunia untuk mengunjungi Tiongkok. Saya akan hadir menjadi penulis Indonesia pertama yang tampil di BIBF, dalam salah satu acara dari rangkaian program Literary Salon bersama penulis kenamaan Tiongkok, Yu Hua,” ucapnya, seperti dikutip dari situs resmi Agustinus, Senin (15/8/2016). General Manager Gramedia Pustaka Utama, Siti Gretiani mengungkapkan rasa bangganya terhadap salah satu penulis yang karyanya diterbitkan oleh Gramedia. “Ini panggung yang tepat bagi Agustinus Wibowo untuk mewakili Indonesia, karena selain fasih berbicara dalam bahasa Mandarin, Agustinus bisa memperkenalkan literatur Indonesia ke pasar Tiongkok,” katanya kepada detikHOT, belum lama ini. Karya-karya Yu Hua juga diterjemahkan oleh Agustinus ke dalam bahasa Indonesia serta diterbitkan Gramedia. “Sehingga ajang ini juga bisa menjadi semacam pertukaran budaya lewat literatur,” tambah Greti lagi. Di ajang BIBF, Indonesia akan menampilkan 200 judul buku pilihan dan memberikan wawasan tentang industri penerbitan di Indonesia. Agustinus [...]

August 21, 2016 // 0 Comments

Pulau Imaji: Penulis Indonesia Agustinus Wibowo Hadir di BIBF 2016

Setelah keberhasilan Indonesia di Bologna Book Fair dan London Book Fair pada Maret dan April 2016 lalu, buku-buku dari Indonesia kini hadir di Stand Indonesia dengan lokasi E2F28 di Bejing International Book Fair (BIBF 2016) pada 24-28 Agustus 2016. Inilah kali pertama penerbitan Indonesia tampil di BIBF secara kolektif karena sebelumnya anggota penerbit Indonesia hanya hadir sebagai pengunjung. Selama lima hari pameran di Beijing, Indonesia menampilkan 200 judul buku pilihan dan memberikan wawasan tentang industri penerbitan di Indonesia. Indonesia akan menghadirkan penulis Agustinus Wibowo yang didampingi penulis terkenal Yu ha dalam acara ZERO: When The Journey. Takes You Home disponsori BIBF bekerja sama dengan Paper Republic pada Rabu, 24 Agustus, pada pukul 13.00-15.00 bertempat di Writers’ Stage, BIBF Venue. Dalam acara Introduction to the Asean Market yang digelar di EAST HALL 2, Rabu 24 Agustus, jam 14.00-15.00, Ketua Komite Buku Nasional, Laura Prinsloo, hadir sebagai pembicara yang mempresentasikan Indonesia “Islands of Opportunity” menjabarkan potensi yang dimiliki negara ini dari berbagai sisi: seperti demografi, ragam bahasa, kebebasan berekspresi, dan pertumbuhan industri penerbitan di Indonesia. “Kami juga akan mengundang Duta besar Indonesia untuk Tiongkok, Soegeng Rahardjo untuk hadir dalam program-program yang kami adakan,” papar laura di kantor KBN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [...]

August 13, 2016 // 0 Comments

[Suara.com] Agustinus Wibowo, Kisah Pengeliling Dunia Berbekal 2000 Dolar AS

Esti Utami : 02 Dec 2015 | 09:01 Suara.com – “Lakukanlah perjalanan. Karena perjalanan tidak hanya mengenalkanmu pada dunia luar, tapi juga membuatmu lebih mengenal diri sendiri. Tanpa perjalanan, kamu bisa kehilangan kesempatan untuk mengenal diri sendiri.” Itulah pesan seorang Agustinus Wibowo, salah satu orang yang menjadi ‘nabi’ bagi para backpacker di tanah air. Ia adalah seorang petualang, musafir, pengembara. Seorang backpaker sejati. Bagi banyak orang, aktivitas jalan-jalan dengan biaya rendah sebagai bakckpaker adalah hobi. Tapi bagi Agus, demikian Agustinus biasa disapa, menjadi backpaker adalah hidupnya, napas yang setiap hari dihelanya. Perjalanan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan laki-laki kelahiran Lumajang, Jawa Timur 34 tahun silam ini. Hidup, baginya, adalah sebuah perjalanan yang pelakunya tidak tahu kapan semua itu akan selesai. Ribuan kilometer jarak telah dijejakinya. Banyak negara telah dikunjunginya, tapi ia belum tahu kapan akan berhenti. Ditemui di sela peluncuran buku di “Titik Nol” versi bahasa Inggris beberapa waktu lalu, Agus, demikian ia sering disapa, mengatakan ia sedang merencanakan untuk sebuah perjalanan ke Myanmar. Meski menurutnya, perjalanan ke Myanmar kali ini adalah untuk ‘berhenti’. “Saya mungkin sebulan di sana. Tiba-tiba saja ingin ke sana, mungkin untuk tidak melakukan apa-apa. Meski untuk itu saya harus rela melepaskan banyak hal,” ujarnya. [...]

December 2, 2015 // 13 Comments

[GIV]: The Knowmad’s Journey Along Indonesia’s Eastern Border

Global Indonesian Voices Posted On 01 Dec 2015 By : Tony Sugiarta and Jennifer Sidharta For the locals, the Indonesia-Papua New Guinea border is so vague that they could not differentiate which part belongs to which country. Here is a story from Indonesian travel writer and photographer Agustinus Wibowo, who have spent a significant amount of time at the border area. Students at Tais, a coastal village located at Papua New Guinea’s Western Province. (Photo source: Agustinus Wibowo) Perspective Singapore, GIVnews.com – At one point of our life, we all question our identity. Agustinus Wibowo takes it a step further, as he makes it his quest. Many who are familiar with his works will agree that they are hardly classified as the typical travel writings like Lonely Planet guidebooks or reviews of glamourous hotels and establishments. Instead, Agustinus travels to contemplate intrapersonal conflicts and writes about them, taking readers along to experience his physical and mental tribulations. No doubt, he is a great storyteller and in Singapore, GIV had the privilege to sit down and listen to his adventure in Papua New Guinea, Indonesia’s closest, yet the furthest, neighbour. “So how can they survive? So this is the reason of the anger. [...]

December 1, 2015 // 0 Comments

Pos Sore (2015): Agustinus Wibowo Berbagi Ilmu ‘Travel Writing’

http://possore.com/2015/09/27/agustinus-wibowo-berbagi-ilmu-travelling-writing/ SMESCO Art Fest & Netizen Vaganza 2015 Minggu, 27 Sep 2015 MENUANGKAN perjalanan kita dalam bentuk tulisan? Mengapa tidak. Jangan biarkan travelling berkesan kita berlalu begitu saja hanya dalam penggalan foto demi foto, lalu dishare di media sosial atau di blog. “Menuliskan perjalanan adalah juga suatu perjalanan,” begitu kata Agustinus Wibowo, seorang penulis dan fotografer perjalanan kepada peserta workshop ‘Travelling Writing’ di gedung Smesco UKM/RumahKU (Rumahnya Koperasi dan UKM), Minggu (27/9). Pria asal Jawa Timur itu sengaja diundang Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kemenkop dan UKM yang dipimpin Ahmad Zabadi itu untuk mengisi acara SMESCO Art Fest dan Netizen Vaganza 2015 pada 26-27 September 2915. Kegiatan itu berisikan berbagai workshop, antara lain ‘Travelling Writing’. Mengapa workshop bertema ini diangkat? Karena ternyata, sebagaimana diutarakan Ahmad Zabadi, menuliskan travelling dalam sisi yang lain seperti yang dilakoni Agustinus Wibowo, bisa menghasilkan uang. Selain tulisan dapat dinikmati oleh diri sendiri, juga bisa dipublikasikan di media, yang tentunya akan mendapatkan honor penulisan. Dan, kalau beruntung, penerbit akan membukukan jurnal perjalanan tersebut. Karya ini pun akan mendatangkan pundi-pundi uang dan juga kepuasan batin. Di hadapan para peserta workshop yang sebagian besar blogger, sarjana ilmu komputer di [...]

September 27, 2015 // 2 Comments

[Outdoor Exploration户外探险]:旅行就是回家

Interview with a Chinese Magazine, “Outdoor Exploration” (户外探险) on traveling and travel philosophy. 旅行就是回家 Agustinus Wibowo 印尼华人,旅行作家,2002年开始背包旅行,曾三次进入阿富汗,在那里生活了将近三年,并曾深入阿富汗最人迹罕至的瓦罕走廊地带,寻找电视新闻以外的阿富汗;也曾游历中亚五国所有的边境地区。每次的旅行,他都选择最艰苦的方式,搭车、住最廉价的旅馆。在旅行中,他全部的兴趣都在人的身上,已经出版两本旅行文学畅销书《A Blanket of Dust: Dreams and Pride from the War-torn Afghanistan》《Borderlands: A Journey to Central Asia》《Ground Zero: When the Journey Takes You Home》,最近还将余华的小说《活着》首次翻译成印尼文版本。   只有在旅行中才没有身份 [...]

July 27, 2015 // 0 Comments

【中国文化译研网】:我愿搭起一座桥梁——对话印度尼西亚作家、翻译家翁鸿鸣

http://www.cctss.org/portal.php?mod=view&aid=801 Interview during 2015 Sino-Foreign Audiovisual Translation and Dubbing Cooperation Symposium, in correlation with Shanghai International Film Festival 2015. 【影视】我愿搭起一座桥梁——对话印度尼西亚作家、翻译家翁鸿鸣 2015-07-22 14:45| Original author: 徐奕欣|Location: 中国文化译研网 Description: 有这样一位印尼华侨,他第一次将中国的文学作品直接翻译成印尼语,引入印度尼西亚;他又用自己的生花妙笔,写下他在寻根之旅的种种感悟,直接展示了一个印 尼华侨关于故乡和他乡的思考。他是翁鸿鸣(Agustinus Wibowo),印度尼西亚裔华人,双语作家,自由翻译者,同时也是将余华作品翻译引入印度尼西亚的第一人。 东南亚地区集中了大量的华人,他们侨居异地,但是仍然与中国血脉相连。对于他们中的有些人来说,中国是一个略微有些模糊的概念,因为在异国,除了长辈们的 口耳相传,他们并没有太多接触中国文化的途径。然而,有这样一位印尼华侨,他第一次将中国的文学作品直接翻译成印尼语,引入印度尼西亚;他又用自己的生花 [...]

July 22, 2015 // 0 Comments

Jawa Pos (2015): Traveling Gila tanpa Lewat Udara

Agustinus Wibowo, Traveler dan Travel Writer Muda Indonesia http://www.jawapos.com/baca/artikel/18472/agustinus-wibowo-traveler-dan-travel-writer-muda-indonesia Traveling Gila tanpa Lewat Udara 7/06/15, 05:00 WIB Hidup adalah perjalanan. Sebagai traveler sekaligus travel writer, Agustinus Wibowo tentu sudah akrab dengan jalanan. Stempel belasan negara telah melekat di paspor. Puluhan ribu kilo sudah ditempuh. Banyak cerita dan potret yang telah dihimpun dan dibagi. Apa lagi yang dia cari? MELIHAT sosok Agustinus Wibowo, orang tidak akan langsung percaya bahwa empunya nama pernah menjajal profesi pewarta foto di Afghanistan. Penampilan sederhana –kaus, celana selutut, serta sepatu olahraga serbagelap– dengan didukung wajahnya yang ramah senyum, pria asal Lumajang tersebut tampak innocent. Bahkan, mengutip traveler Malaysia Lam Li, Agus tampak seperti ’’anak lelaki lucu’’. ’’Jadi, traveler adalah salah satu impian masa kecil saya. Beginilah saya sekarang. Serba berpindah-pindah,’’ kata sulung dari dua bersaudara itu. Padahal, Agus kecil bukan anak yang pemberani. Untuk menempuh jarak ratusan meter, dia lebih memilih naik becak. Padahal, kota tempat dia tinggal, Lumajang, bukan kota yang besar dan ganas. Setiap hari lelaki pemalu itu memilih berdiam diri di rumah untuk membaca buku. Buku pintar, ensiklopedia, bahkan buku pelajaran menjadi makanan sehari-hari buat Agus. Hobi tersebut membawa berkah buatnya. Selama SD hingga SMA, dia tidak pernah luput dari [...]

June 7, 2015 // 24 Comments

行李︱Agustinus:在阿富汗的3年里……

 2015-05-15 行李 他是堪比奈保尔的著名作家,曾以最艰苦的方式在阿富汗生活3年,深入人迹罕至的瓦罕走廊,并游历中亚5国所有边界地区,现正采访印尼数百个岛屿的神秘故事。 (Augustin Wibowo在帕米尔高原) 行李&Augustin Wibowo 行李:你最近刚参加完伦敦书展? Augustin :是,印尼是今年法兰克福书展的主题国,所以印尼出版界推荐了很多本国作家到世界各地参加书展。伦敦书展是世界第二大书展,我是作为印尼游记文学的作家代表去伦敦演讲,介绍印尼游记文学的情况。 行李:在国外,游记文学已经单独作为一个门类了吗? Augustin :在英国是这样。英国在游记文学方面是全世界最发达的,已经有几百年历史,英国人很早就开始到世界各地游历,游记文学在英国已经变成一个门类,这个是他们文化的一部分。在美国,travelwriting这个词并不流行,但你在英国的书店里,所有在travel门类下的书基本都是旅行文学类的,甚至历史、地理、传记类的书籍都包含在里面。但在其他国家,travelwriting一般只有导游书。 行李:中国现在也出现了大量游记文学,但感觉真正好的作品并不多,你在读游记文学方面有什么经验? Augustin [...]

May 17, 2015 // 1 Comment

CNN Indonesia: Indonesia Darurat Penulis Buku Perjalanan

Vega Probo, CNN Indonesia Kamis, 14/05/2015 11:15 WIB Jakarta, CNN Indonesia — Minimnya buku perjalanan Indonesia—narasi, bukan panduan—yang ditulis oleh orang Indonesia, mendorong penulis Agustinus Wibowo untuk memulai proyek baru: keliling Indonesia. Hal ini berawal dari keprihatinannya. “Kebanyakan buku perjalanan Indonesia ditulis oleh orang asing. Mereka memberikan pandangan atas-bawah,” kata Agustinus kepada CNN Indonesia, saat ditemui di kawasan Slipi, Jakarta Barat, baru-baru ini. Pandangan atas-bawah yang dimaksud Agustinus merujuk pandangan yang merendahkan: bangsa asing merasa dirinya lebih unggul, sementara bangsa Indonesia dipandang negatif dan primitif. Ia pun melanjutkan, “Berbeda halnya bila buku perjalanan Indonesia ditulis sendiri oleh orang Indonesia, maka pandangan yang diberikannya sejajar, tidak berat sebelah.” Sebagai penulis perjalanan, pria asal Lumajang, Jawa Timur, ini mengakui tulisan perjalanan membawa bias dan persepsi dari orang yang melakukannya. Tanpa disadari, terjadi penjajahan fantasi. Contohnya, orang Indonesia digambarkan sebagai si pemalas oleh orang asing. Fatalnya, bila literatur asing ini dibaca anak cucu kita, maka begitulah gambaran yang ia dapat tentang nenek moyangnya. Padahal tidak semua orang Indonesia malas. Gambaran salah kaprah macam ini tidak akan terjadi andai orang Indonesia sendiri yang melakukan penjelajahan dan mencatatnya dalam buku perjalanan. Padahal lagi, bangsa Indonesia adalah bangsa bahari yang [...]

May 14, 2015 // 7 Comments

CNN Indonesia: Agustinus Wibowo Menjamah Perbatasan Papua

Vega Probo, CNN Indonesia Rabu, 13/05/2015 22:01 WIB   Jakarta, CNN Indonesia — Dituduh mata-mata OPM dan “diintai” buaya saat melintasi perairan. Begitulah antara lain petualangan seru yang dialami penulis Agustinus Wibowo saat blusukan di daerah perbatasan Papua-Papua Nugini, beberapa waktu lalu. Petualangan yang dilakoninya selama beberapa bulan ini merupakan awal dari sebuah proyek besar: berkeliling Indonesia. Berikutnya, ia akan mengestafet perjalanan ke daerah perbatasan Indonesia lain dan merangkumnya dalam sebuah buku perjalanan. “Kebanyakan buku perjalanan Indonesia ditulis oleh orang asing. Mereka memberikan pandangan atas-bawah,” kata Agustinus kepada CNN Indonesia, saat ditemui di kawasan Slipi, Jakarta Barat, baru-baru ini. Dengan melakukan dan menulis perjalanan sendiri, setidaknya, menurut Agustinus, kita—orang Indonesia—tidak perlu meminjam persepsi bangsa asing untuk mengenal dan memahami negerinya. Pandangan yang diberikan pun sejajar, tak berat sebelah. Bukan perkara mudah bagi penulis buku Selimut Debu, Garis Batas dan Titik Nol ini untuk menjelajahi daerah perbatasan Papua. Akses terbatas, kriminalitas tinggi, dan komunikasi pun terkendala. Namun semua itu tak menyurutkan semangatnya. Ice Breaking Setiap Hari Lalu, bagaimana caranya menyatu dengan warga setempat? Mengingat tidak banyak turis di daerah perbatasan Papua. Terlebih secara fisik, Agustinus, yang bermata sipit dan berkulit kuning, terlihat mencolok dan asing. “Saya harus [...]

May 13, 2015 // 2 Comments

中国网:呈现|“寻家”之路 道阻且长(No.103)

印尼人?中国人?从18岁起,奥古斯丁开始只身踏上“寻家”之路,当行走成为挑战自我的模式,他的足迹开始踏及吉尔吉克斯坦,巴基斯坦,土库曼斯坦,伊朗,遍布整个中东。终于,他通过行走得到了内心的和解,打破了旧有的“墙”,让当下和过去握手言和。 An in-depth article from China.com.cn (中国网) on my searching of identity as a Chinese Indonesian, about my winding journey to find the real “home”.   中国网 原创 2015-05-09 陈潇 印尼华人作家奥古斯丁最近把自己微信签名改为“新书要出啦”。34岁,十余年旅途,行走阿富汗、巴基斯坦、外蒙古等地。按他话说,《Ground Zero》作为他第三本书甚至凝聚他30年行走心血,一切视角核心围绕“家”。“对,我就是想给大家讲一个回家的故事”。 “寻家”因于他曾分不清自己是哪里人,印尼人?华人?这种自我身份无法认同的过程驱动他踏上寻家之旅。如今,他用文字讲述自己的故事,在路上寻家的过程。 实际上,印尼,中国,印尼华人,两片土地,以及在这上面生活肇始非同源的人们,从上上个世纪开始曾为生存而共存或斗争,更多沦为政治纠葛而罅隙,周遭山河变,转眼一切让在新土地上生活的人们,开始尝试和自己内心和解,用时光消融曾经的伤或痛。 [...]

May 10, 2015 // 0 Comments

中国网:呈现106期–行走故事–世界那么大,我想找个“家”

http://h5.china.com.cn/cx/publish/0509/ 想讲一个“回家”的故事 奥古斯丁,印尼华人作家,34岁。由于自我身份无法认同的过程驱动他踏上“寻家”之旅。奥古斯丁行走世界,虽漫笔各地域,落笔终回归印尼和华人的人与事,字里字外尝试解读这个新世界。  中国曾让他“看不懂” 奥古斯丁很难与长辈交流,无法得知更多关于中国的事情。联姻结盟后,他的表兄弟中开始出现蓝眼睛的后代。近百年历史沉浮,贯穿印尼华人祖孙辈的情感羁绊,因语言障碍,因联姻,情感在一步步萎缩。  陌生又熟悉的中国版图 大多数印尼华人对于中国的印象皆自一代代口耳相传下来模糊记忆,更多源于想象,且所有记忆也仅停留当初第一批移民华人离开中国时的样子。  回中国是当时印尼华人梦想 奥古斯丁被同学称为中国“新客”;老师说:“你是中国人”;妈妈说:“你要回中国,那里是你的家”。伴随着苏哈托极权时代的“排华运动”,印尼华人境遇每况愈下。越是被压抑,越发加深内心无限放大对中国的信仰。  他是大家眼里的“印尼人” 18岁的奥古斯丁只身踏上中国寻“根”之路,清华大学的学习压力将他的恐惧感延续,曾一度想到自杀。从大学期间的中国生活,直至后来留京工作,奥古斯丁觉得中国没有带给他“家”的感受。 [...]

May 9, 2015 // 3 Comments

1 2 3 4 7