Publication
http://whiteboardjournal.com/focus/6072/journeys-through-the-viewfinder-2/ 29 April 2013 Whiteboard Journal Journeys Through The Viewfinder The Photographic Tales of Two Indonesian Travellers They say a photograph is worth a thousand words, but Agustinus Wibowo and Dave Lumenta, two individuals who have travelled extensively, prove that the value of photographs go beyond the number of words they are able to represent. Featuring the works of these prominent figures, this article highlights the connection between photography and travelling. Author Dwiputri Pertiwi · Photo/Illustration Agustinus Wibowo and Dave Lumenta 04/29/13 · 22,329 Views We are perhaps all too familiar with the phrase, “seeing is believing.” It is the perfect line to start a philosophical discussion, but it is just as popular among advertising agencies – haven’t we become acquainted with several variations of the concept? Most of us must see to confirm the realness of an object, even though there are times when our minds play vicious tricks on us. After all, who hasn’t heard stories of people claiming to see large bodies of water in the middle of a desert? Tom Chatfield wrote in his essay on the increasingly intensified connection between humans and gadgets, that our greatest fear is that “the world around us is a [...]
ChinaNews 中国新闻网 (2013): 印尼华裔青年作家出版新著 讲述游历多国经历
4月20日晚,印尼华裔青年作家翁鸿鸣(Agustinus Wibowo)在泗水敦绒望商厦Gramedia书店举行《零点》(Titik Nol)新书发布会。来自泗水市和外埠的读者,及泗水华社代表郑菊花、何婉芸、吴萌暄和陈新来出席了活动。
发布会上,翁鸿鸣介绍《零点》是他的新作。之前,他已经出版两本书《灰尘毯子》(Selimut Debu)和《界线》(Garis Batas)。《零点》讲述当年他当背包族(Backpacker)游览中国西藏、尼泊尔、印度和阿富汗的经历。
千岛日报(2013): 华裔青年作家翁鸿鸣出版新书《零点》
2013年4月25日
(本 报记者徐健境报道)4月20日晚上6时,我国华裔青年作家翁鸿鸣(Agustinus Wibowo)在泗水敦绒望商厦Gramedia书店举行《零点》(Titik Nol)新书发布会。来自泗水市和外埠的读者,及泗水华社代表郑菊花、何婉芸、吴萌暄和陈新来出席了活动。
National Geographic Traveler Indonesia (2013): Mari Menjelajah!
APRIL 2013 Mari Menjelajah! Memaknai eksplorasi yang sarat falsafah. Teks oleh Vega Probo, Foto oleh Fredy Susanto Tepuk tangan riuh memenuhi satu sudut Toko Buku Gramedia, Central Park, Jakarta Barat, pada akhir Februari, saat digelar Frame Fotokita-perdana tahun ini—yang mengusung tema penjelajahan. Apresiasi dari sekitar 100 hadirin disampaikan kepada Ukirsari Manggalani dan Agustinus Wibowo, usai kedua pembicara ini berbagi pengalaman menjelajah. Berawal dari pejalan solo, Ukirsari yang juga akrab disapa Arie, kemudian bergabung dengan NG traveler sebagai editor teks. Karena prinsip national geographic tentang semangat eksplorasi selaras minatnya. “Ternyata bukan hanya saya yang memiliki pandangan seperti ini,” kata Ukirsari. “Dr. Brady Barr, herpetologist dan pemandu serial Dangerous Encounters national geographic CHANNEL, yang saya temui di suatu kesempatan pun menyatakan: ‘national geographic adalah wahana yang tepat untuk mengedukasi masyarakat tentang pelestarian Bumi dan semangat eksplorasi.'” Bergabung bersama NG traveler semakin mengukuhkan cara pandang Ukirsari dalam mengeksplorasi alam dan budaya, khususnya tentang kearifan lokal serta geowisata-tagline NG traveler yang disosialisasikan dua tahun terakhir. Dengan mengedepankan unsur-unsur geografis, diharapkan siapa pun penjelajah mampu meminimalkan atas dampak yang mungkin timbul. Sementara Agustinus, penulis buku perjalanan Selimut Debu, Garis Batas dan yang paling gres, Titik [...]
Surabaya Highlight (2013): How Much Are You Willing to Let Go?
19 April 2013 Surabaya Highlight http://surabayahighlight.com/highlights-of-the-week/newcomers-in-town/third-cultured/how-much-are-you-willing-to-let-go How Much Are You Willing to Let Go? Surabaya – “There’s no end to traveling, it is all about how well we understand places that we have visited,” an afternoon talk during lunch with Agustinus Wibowo is such an eye opener for lucky Surabaya Highlight. Agustinus Wibowo is a travel writer and freelance journalist that was born and raised in Lumajang, East Java. In his short visit to Surabaya, he agreed to meet us and share his inspiring life to Surabaya Highlight’s readers. Coming from a small town of Lumajang, Agus had a dream to someday see the world outside his hometown. “Children would run around screaming to a plane passing by. I always watch Dunia Dalam Berita, because that was the only chance I had to see the world since there was no internet or other programs,” his vivid explanation made us picturing how it was back then when Agus was a child. Such limitation did not conquer his passion on the outside world because at his fifth grade of elementary school, he started exchanging letters to pen pal around the world. Amazingly, in his early age he made friends with 70 [...]
Kompas (2013): 7 Pengarang Fiksi GPU Berbagi Rahasia
6 April 2013 http://female.kompas.com/read/2013/04/06/20540843/7.Pengarang.Fiksi.GPU.Berbagi.Rahasia KOMPAS.com – Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU) menggelar temu pengarang dan pembaca fiksi di Gedung Kompas-Gramedia, Palmerah Barat, Jakarta, Sabtu (6/4/2013). Sekitar 50an pengarang turut hadir dan tujuh di antaranya berbagi rahasia penulisan. Tujuh pengarang tersebut yakni Okky Madasari (Entrok, 86, Maryam), Andina Dwifatma (Semusim, dan Semusim Lagi), Lexie Xu (Omen Series), Anastasia Aemilia (Katarsis), Agustinus Wibowo (Garis Batas, Titik Nol), Rina Suryakusuma (Jejak Kenangan), dan aliaZalea (The Devil in Black Jeans). Dalam sesi kreatif penulisan, ketujuh penulis mendapat banyak pertanyaan dari sekitar 200 pembaca yang hadir. Mereka juga diberi kesempatan untuk menawarkan naskah yang mereka tulis. “Menulis itu yang paling penting adalah ide, bukan teknis. Kalau ide kuat, mestinya bisa tuntas,” ujar Okky, yang juga peraih Khatulistiwa Literary Award 2012. Masing-masing pengarang punya rahasia dan triknya sendiri-sendiri. Andina Dwifatma, pemenang sayembara menulis novel DKJ 2012, mengaku dirinya kerap bereksperimen dengan tulisan, seperti tentang cinta dan bagaimana kalau rasa itu dihilangkan. “Saya punya tiga tips khusus dalam menulis, yakni outline sebagai panduan, jangan takut salah, dan percaya tidak ada yang baru di dunia ini selain kebaruan dalam mengungkapkannya lagi,” ujar Andina. Lain lagi Anastasia Aemilia. Sebagai penulis [...]
Jakarta Globe (2013): Detailing a Nomad’s Return to Point Zero
4 April 2013 http://www.thejakartaglobe.com/features/detailing-a-nomads-return-to-point-zero/583242/ Detailing a Nomad’s Return to Point Zero By Lisa Siregar on 3:24 pm April 4, 2013. Category Features, Travel Travel writer Agustinus Wibowo has walked many kilometers and dangerous turns during adventures in Afghanistan and across Asia — a long way from his childhood days in Lumajang, East Java, when he used to chase passing aircraft. After years away from his family, Agustinus eventually returned home to read the stories he had written about his experiences to his ill, bedridden mother. These previously unpublished tales of his journeys to Nepal, India and Pakistan, as well as the conversations with his mother in her final days, are the main themes of his new book, “Titik Nol” (“The Zero Point”, or “Ground Zero”). “To lose my mother is the worst thing that happened to me in my life,” Agustinus said at the launch of his book in Jakarta. “But I keep writing, because it is a spiritual healing for me.” “Titik Nol” is Agustinus’s third travel book. He has already published “Selimut Debu” (“Blankets of Dust”) in 2010 and “Garis Batas” (“Borderlines”) in 2011. For Agustinus, the zero point means self-discovery, which begins when one returns home. The [...]
Gramedia (2013): Resensi Pilihan – Titik Nol
2 April 2013 http://gramedia.tumblr.com/post/46926421949/resensi-pilihan-titik-nol-agustinus-wibowo Oleh: Nabila Budayana (http://www.goodreads.com/review/show/549712128) Selimut Debu adalah buku yang ‘nyaris tak memberikan celah’. Garis Batas ‘sedikit memberikan celah’. Titik Nol adalah buku yang terbuka. Membaca Titik Nol bukan hanya tentang mengenali dan menyelami berbagai makna dalam kehidupan dari sebuah perjalanan, namun juga mengenal pandangan dan isi hati sang penulis. Sempat beredar kabar akan terbit di tahun 2012, mundur menjadi awal Februari 2013, akhirnya benar-benar beredar di akhir Februari 2013. Saya termasuk yang menunggu. Cover birunya memperlihatkan seorang anak yang seakan terbang setelah melompat dari batang pohon yang tak berdahan dan berdaun. Bagi saya, cover itu bercerita tentang kebebasan dan keberanian. Identik dengan sisi yang dimiliki seorang pejalan. Jauh hari sebelum buku ini terbit, penulis telah mengatakan bahwa Titik Nol kelak akan berupa makna perjalanan, bukan hanya perkara destinasi. Sesuai dengan tagline yang digunakan : “Makna Sebuah Perjalanan”. Makna perjalanan yang menjadi tema besar dari buku ini mencakup begitu banyak hal yang seakan tak habis. Menggabungkan kisah tentang tujuan (Tibet, Nepal, India, Pakistan, Afghanistan) dan perenungan bukan hal mudah. Melalui Twitteriak, Agustinus Wibowo mengatakan ada dua plot paralel dalam Titik Nol. Nyatanya, dua plot tersebut adalah kisah tentang mama penulis dan kisah tentang [...]
Femina (2013): Pilihan Weekend—Titik Nol
2 April 2013 Femina Pilihan Weekend http://www.femina.co.id/shop.dine/pilihan.weekend/titik.nol/007/004/680 Titik Nol Agustinus Wibowo/ Gramedia Titik nol bagi sang penulis berarti kembali pada diri kita sendiri. Travel writer yang satu ini memang beda dan selalu memiliki perspektif yang unik. Tak melulu menggambarkan keindahan Asia Tengah yang ia kunjungi, tapi lebih pada esensi sebuah perjalanan bagi dirinya. Buku ini menjadi semacam narasi perjalanan, memoar, semi-autobiografi seorang Agustinus Wibowo, bagaimana ia bertransformasi dari seorang kutu buku menjadi pria seperti dirinya hari ini. Buku ini juga banyak menampilkan foto-foto koleksi perjalanannya yang [...]
DailySylvia (2013): Titik Nol
1 Apr 2013 http://www.dailysylvia.com/2013/04/01/titik-nol/ Titik Nol Penulis: Agustinus Wibowo Penerbit: Gramedia Pustaka Utama TIDAK JAUH dari tema dua buku yang sebelumnya, Selimut Debu dan Garis Batas, penulis serta penikmat perjalanan Agustinus Wibowo kembali mengeluarkan buku dengan tema perjalanan, pencarian makna dan tentu saja pencarian akan jati diri sendiri, Titik Nol. Bedanya, setelah menghabiskan tahun-tahun hidupnya dengan berkelana ke negara-negara seperti Tajikistan, Kirgizstan, Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenistan bahkan sampai ke negara yang dipercaya menyimpan kebahagiaan di balik punggung-punggung gunung yang misterius, Agustinus malah membuka lembar pertama bukunya ini dengan kalimat yang mencengangkan–atau bisa dibilang mengagetkan bagi seorang pengembara bagi dirinya, “Aku pulang.” Apabila dalam perjalanannya, Agustinus banyak diperhadapkan dengan kisah-kisah tragedi kemanusiaan–kali ini ia harus berhadapan dengan kisah miliknya sendiri; berhadapan dengan kenyataan bahwa ibunya, orang yang paling dikasihinya, ternyata mengidap penyakit kanker yang terus menggerogoti tubuhnya perlahan-lahan. Kesedihan serta perasaan bersalah karena merasa telah bersikap “begitu egois’ membuatnya mencoba menebus waktu kebersamaan yang hilang selama mereka hidup berjauhan dengan menceritakan Safarnama (catatan perjalanan) kepada sang Ibu–dan di setiap akhir fragmen kisah perjalanannya, Agustinus selalu membawa pembaca kembali ke kamar di sebuah rumah sakit. [...]
TourismNews (2013): Titik Nol, Pemaknaan Sebuah Perjalanan
http://tourismnews.co.id/category/books/titik-nol-pemaknaan-sebuah-perjalanan March 2013 TourismNews Agustinus Wibowo kembali menghadirkan cerita perjalanannya. Setelah Selimut debu pada tahun 2010 dan Garis Batas pada tahun 2011 kini setelah 2 tahun proses penulisannya, hadir buku ketiganya, Titik Nol. Diluncurkan beberapa waktu lalu di toko buku Kinokuniya Plaza Senayan, Jakarta, Buku Titik Nol sebenarnya sudah jual ke khalayak umum sejak tanggal 21 Februari 2013 dan sampai peluncurkannya telah mengalami cetak ulang. Agustinus Wibowo memulai perjalanannya sebagai perjalanan wisata backpacking biasa ke tempat-tempat wisata dunia. Dari China ia memulai perjalanan backpackingnya ke Afrika Selatan lewat jalan darat. Dengan bermodalkan 2000 Dollar Amerika, pria asal Surabaya ini memulai perjalanannya dengan menyelundup ke Tibet. Dari Tibet dilanjutkan ke Nepal, India, Pakistan dan Afganistan. Di negeri konflik bersenjata ini ia sempat tinggal 3 tahun sebagai volunteer. Kemudia dilanjutkan ke negara – negara pecahan Uni Soviet, Mulai Turkmenistan, Tajikistan, Ubekistan dan negara-negara Stan lainnya. Catatan perjalannya itu dibagi ke masyarakat Indonesia pertama-tama melalui cerita bersambung di Kompas.com. Dengan gaya penceritaan non fiksi secara bertutur namun bergaya sastrawi, cerita perjalannya menjadi lebih dari sekedar wisata, menjadi kisah pribadi memaknai kemanusiaan melalui orang-orang, budaya dan bangsa yang ia temuinya. Titik Nol diambil dari hasil perenungannya [...]
Pedoman News (2013): Perjalanan Titik Nol ala Agustinus Wibowo
28 March 2013 http://www.pedomannews.com/pilkada-dki-2012/sosial-budaya/20512-perjalanan-titik-nol-ala-agustinus-wibowo JAKARTA, PedomanNEWS – Banyak orang beranggapan kalau namanya perjalanan adalah sebuah kegiatan rekreasi ke sebuah tempat yang kita idamkan tetapi ada juga beranggapan lebih dari sekedar jalan dan rekreasi. Perjalanan yang lain dari sekedar rekreasi itu coba diungkapkan oleh Agustinus Wibowo dalam buku terbarunya yang diberi judul Titik Nol yang mengupas lebih dalam dari perjalanan dirinya ke berbagai negara hingga akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah. “Perjalanan bukan tentang jarak/lokasi yang jauh. Tapi bagaimana menghilangkan ego dan identitas diri. Perjalanan itu dari zero to hero dan kembali lagi ke zero. Kalau orientasinya hanya hero, orang akan cenderung serakah,” ujar Agus ketika ditemui pada peluncuran bukunya di Toko Buku Kinokuniya, Plasa Senayan. Dalam buku ini pria Lumajang, Jawa Timur, tahun 1981 ini bercerita, perjalanan itu dimulai ketika telah merampungkan kuliah Teknik Informatikanya di China bertahun-tahun silam. Korban gempa Aceh menjadi inspirasi bagi Agus untuk melakukan perjalanan dengan tujuan menaklukkan dunia. “Mulai perjalanan waktu lulus kuliah. Inspirasi dari korban gempa di Aceh ketika saya menjadi relawan di sana. Saya kira banyak cucuran air mata. Tapi yang berkesan justru anak-anak yang bermain dengan riang, serta ibu dan bapak yang mensyukuri keadaan yang mereka alami,” ucapnya. [...]
Tempo (2013): Menyesapi Perjalanan dari Titik Nol
Koran Tempo Buku Minggu, 24 Maret 2013 Menyesapi Perjalanan dari Titik Nol Judul: Titik Nol, Makna Sebuah Perjalanan Penulis: Agustinus Wibowo Penerbit: Kompas Gramedia Cetak pertama: 2013 Tebal: xii + 556 halaman Buku ini mencoba mengungkapkan makna sebuah perjalanan yang sesungguhnya. Perjalanan bukanlah tentang memuaskan ego, melainkan tentang melihat ke dalam diri. Perjalanan bukanlah menyusuri sebanyak mungkin obyek wisata ternama, menjejali ransel dengan segepok cendera mata khas daerah setempat, ataupun berbangga menahbiskan diri sebagai petualang yang paling irit sedunia. Bagi Agustinus Wibowo, perjalanan adalah belajar menatap cermin. Perjalanan adalah refleksi yang mengendurkan ke-aku-an menjadi “mereka”. Dalam buku Titik Nol, Makna Sebuah Perjalanan, jangan bayangkan kita disuguhi wisata “cantik” yang mulus dan penuh hura-hura. Agustinus, seperti dalam dua bukunya sebelum ini— Selimut Debu dan Garis Batas— kembali mengajak kita berziarah ke pelosok yang penuh bahaya, kegetiran, dan tanda tanya. Adalah Beijing yang dipilih Agustinus sebagai titik awal pengembaraannya. Dari situ, lelaki asal Lumajang, Jawa Timur, itu menuju Xinjiang, provinsi yang terletak di bagian barat Cina. Lewat “titik nol” atau Xinjiang- lah Agustinus kemudian menjejak Tibet, dan membawa kita menjalani napak tilas peperangan Genghis Khan. Dari Tibet, Agustinus lalu melangkahkan kaki ke Nepal, India, Pakistan, Kashmir,hingga ke Afganistan. [...]
Wego Indonesia (2013): Agustinus Wibowo pengelana negeri tak terjamah
20 March 2013 http://www.wego.co.id/berita/agustinus-wibowo-pengelana-negeri-tak-terjamah/ Wego Indonesia Meet the Travelers Agustinus Wibowo pengelana negeri tak terjamah by Deasy Elsara March 20, 2013 Agustinus Wibowo dengan buku perjalanan ketiganya yang berjudul Titik Nol. Laksana kepompong yang keluar dari perlindungannya usai tidur panjang, seperti itulah hidup Agustinus Wibowo sejak 10 tahun silam. Kutubuku canggung yang jarang keluar rumah dan takut panas, kini telah berkelana ke negara-negara yang mungkin luput dari daftar tujuan traveler kebanyakan. Agustinus kecil bercita-cita menjadi seorang turis. Bukan polisi, dokter, atau profesi-profesi lain yang dianggap mulia dan menjadi tolak ukur kesuksesan. Ia rela melepaskan modal masa depan sebagai lulusan universitas terbaik di Beijing, Cina, demi mengunjungi negara-negara yang dulu hanya bisa ia intip dari koleksi perangkonya. Semua berawal ketika Agustinus menjadi sukarelawan tsunami di Aceh pada Januari 2005. Di daerah yang luluh lantak akibat terjangan gelombang dahsyat tersebut, ia justru melihat semangat warga yang kuat untuk bangkit kembali. Agustinus yang saat itu baru lulus dari jurusan Komputer, bertekad banting stir menjadi seorang jurnalis. Tujuannya hanya satu, bisa mengunjungi tempat-tempat yang tak biasa dikunjungi, untuk menyebarkan cerita-cerita inspiratif. Warna-warni Nepal yang terpancar dari busana yang dikenakan oleh penduduk lokal. Rencananya jelas, ia akan melakukan perjalanan dari Beijing [...]
IndonesiaKreatif (2013): Proses Kreatif Travel Writer ala Agustinus Wibowo
http://indonesiakreatif.net/news/liputan-event/proses-kreatif-travel-writer-ala-agustinus-wibowo/ Proses Kreatif Travel Writer ala Agustinus Wibowo by Langlang R Banyak orang yang melakukan perjalanan, namun sedikit yang merenungkan, apalagi mengabadikannya dalam bentuk sebuah tulisan. Padahal, sebuah peristiwa atau pengalaman yang pernah kita rasakan akan menguap tanpa makna jika dibiarkan hanya lewat begitu saja. Tak ada yang terbagikan pada orang lain, maka tak ada manfaat yang terpetik dari sebuah perjalanan yang kita tempuh. Maka, menuliskan kisah dan renungan catatan perjalanan bagi mereka yang memilih jalan menjadi seorang petualang, adalah hal yang sangat baik dan penuh manfaat. Hal ini pulalah yang kemudian dilakukan oleh lelaki petualang bernama Agustinus Wibowo yang catatan perjalanannya sudah dibukukan Penerbit Gramedia dengan judul Garis Batas, Selimut Debu, dan Titik Nol. Ketiga buku tersebut langsung mendapatkan sambutan luar biasa dari pembaca. Bagaimana itu bisa terjadi? Agus pun membagi-bagikan pengalaman dan ilmunya kepada sejumlah remaja di Banten yang tergabung dalam kelas menulis Rumah Dunia. Perenungan Diri Bertempat di pendopo Rumah Dunia, acara yang bertajuk Bincang Proses Kreatif Travel Writer ini digelar pada Selasa (12/3). Sang penulis, Agustinus Wibowo, mengatakan bahwa sebuah perjalanan atau backpacker-an bukan soal berapa rentang jarak atau waktu yang ditempuh, melainkan bagaimana kita bisa belajar dari pengalaman orang [...]
Qiandao (2013): Semangat Yang Tidak Pernah Padam
7 Maret 2013 Harian Nusantara (千岛日报): SEMANGAT YANG TIDAK PERNAH PADAM “Jadilah orang yang biasa-biasa saja. jalanilah hidup yang biasa-biasa saja. tetapi hasilkanlah karya yang luar biasa.” Itulah kalimat yang selalu diulang-ulang oleh Papa di hadapanku, merupakan wejangan yang memengaruhiku dalam memaknai hidup. Walaupun aku hidup bersamanya, bagiku Papa sesungguhnya menyimpan banyak misteri. Di kamar tuanya, bertumpuk-tumpuk ratusan kitab kuno berbahasa Mandarin yang tidak kumengerti. Selama bertahun-tahun dia menekuni teknik pengobatan tradisional China, huruf demi huruf dijalinnya, dihafalnya, hingga akhirnya dia menjadi seorang sinshe secara autodidak, membuka praktik pengobatan bagi warga kota kecil Lumajang. Aku dibesarkan dengan aroma ramuan berbagai herba dan binatang, aneh, juga jarum-jarum yang ditusukkan di sekujur tubuh. Orang-orang berdatangan mencari Papa. mengharap mukjizat kesembuhan. “Hidup itu harus berguna bagi sesama!” Inilah prinsip hidup Papa. Dia menjalani hidup yang sederhana sebagai pedagang telur, sekaligus sebagai tabib. Bagi pasien yang kurang mampu. Papa sering tidak memungut biaya sedikit pun namun tetap memberikan pengobatan yang terbaik. Dia bilang, tidak ada kebahagiaan yang lebih tinggi daripada berguna buat sesama. Demikian pula caranya membesarkan aku, anak pertamanya. Ucapan Papa selalu dipenuhi kalimat-kalimat filosofis. Aku mengenalnya sebagai orang yang tidak banyak bicara, berwatak keras, disiplin, [...]
#VBookClub (2013): “Titik Nol”
3 May 2013 #VBookClub http://indynatalia.blogspot.com/2013/03/vbookclub-titik-nol.html?spref=tw #VBookClub – “Titik Nol” Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan membaca buku se-menarik “Titik Nol” dan bertemu dengan penulisnya, @avgustin88 di #VBookClub @VRadioFM. Sebelumnya, saya memang sudah jatuh cinta dengan buku ini. “Titik Nol” menceritakan tentang kisah perjalanan penulis, Agustinus Wibowo ke beberapa wilayah seperti Tibet, Nepal, India, Afghanistan, sampai Pakistan. Melalui buku ini, rasanya saya ikut merasakan perjalanan darat yang dilakukan @avgustin88 dan mengenal kultur kebudayaan di masing – masing daerah. Ritual ziarah di tibet yang dilakukan sambil merangkak; Eksotisnya bukit – bukit curam di Nepal; Keprihatinan terhadap India yang berbeda kehidupan dengan gambaran Bollywood; sampai rasa tidak aman saat mengunjungi Afghanistan yang tengah dilanda konflik. Dilengkapi dengan foto – foto menarik sepanjang perjalanan, saya sebagai pembaca mendapatkan gambaran yang jelas tentang terjadinya sebuah peristiwa. Tentang bagaimana sebuah tulisan mampu menggerakkan hati untuk ikut prihatin dengan apa yang terjadi di negara perang seperti Afghanistan. “Perjalananku bukan perjalananmu. Perjalananku adalah perjalananmu” Sesungguhnya, makna perjalanan yang ingin disampaikan oleh @avgustin88 adalah luas. Tidak hanya tentang berapa jumlah lokasi yang dituju, tidak hanya tentang berapa jumlah negara yang [...]
Lipton Indonesia (2013): Titik Nol-Makna Sebuah Perjalanan
20 February 2013 http://www.lipton.co.id/moodBooster/225/titik-nol-makna-sebuah-perjalanan Titik Nol: Makna Sebuah PerjalananPosted on 20 February 13 By Lipton | Books Cerita perjalanan seseorang ke tempat-tempat yang jauh dari tempat tinggal kita memang selalu menarik untuk disimak. Banyak sekali buku yang menceritakan kisah perjalanan traveling yang membawa kita bertualang ke tempat-tempat yang ingin kita singgahi. Agustinus Wibowo justru membawa kita ke sebuah titik awal perjalanan, yang ia sebut sebagai Titik Nol. Buku yang ia tulis ini membawa kita ke berbagai belahan dunia dengan segala ceritanya. Dari Beijing ke Tibet, India, dan Pakistan dengan segala suka duka yang dialami oleh wartawan foto ini dipaparkan dengan detil dan menarik. Agustinus juga memberikan hasil jepretan kameranya yang memberikan kepuasan visual bagi para pembaca buku ini mengenai berbagai hal yang ia ceritakan. Namun berbagai kisah petualangan perjuangan yang ia ceritakan, ternyata pelajaran hidup yang paling bermakna yang ia dapatkan justru di sisi sang ibunda. Agustinus memberikan pelajaran yang berharga bagi kita semua, bahwa tidak hanya perjalanan berkeliling dunia yang menjadikan kita kaya akan pengetahuan, tetapi justru apa yang ada di sekitar kita yang jauh lebih berharga. Sedikit kutipan dari buku Titik Nol ini yang berharga adalah: “Perjalanan adalah belajar melihat dunia luar, juga belajar untuk melihat ke [...]
Third Book, Titik Nol (Point Zero) is Coming
Faraway. Why everybody is obsessed by that word? Marco Polo traveled faraway from Venice to the Mongolian Empire. The explorers adventured through dangerous seven seas. The climbers put their life on the line just for a few moments conquering majestic peaks. He was also overwhelmed by the “faraway”. The Traveler decided to get involved in globetrotting journey. He sneaked to the forbidden land in Himalaya, staying in mysterious Kashmir, and became witness of warzones and massacres. Started by a dream, flowing like a series of dreams, this is a journey of a traveler searching for a meaning. Until to the point that he had traveled very, very far, he was forced to return home, kneel down besides his mother’s bed. And from the story of the very mother who has never traveled anywhere, little by little he revealed the meanings of journey that he was missing. Paperback, 568 pages Published February 2013 by Gramedia Pustaka Utama ISBN: 9789792292718 edition language: Indonesian For the details of this book, please visit : http://agustinuswibowo.com/TitikNol ——————————————————————————————————————————————– My third book, Titik Nol, is being released in Indonesia. This book is so special for me. It [...]
[旅行家Traveler] :火山印尼 “后末日”时代
旅行家2013年01月期 策划/本刊编辑部 执行/王笑一 汤文宇 林伽 程婉 刘江 特约撰稿人/Agustinus Wibowo 本文/Agustinus Wibowo 王笑一 译/明如 专题·印尼 当飞机穿行在印度尼西亚岛屿间,舷窗外不时掠过一座座隆起的火山,犹如火环倒扣在大地之上——在这个世界上火山分布最为密集的国家里,由东到西静卧了400多座火山,其中活火山多达129座,占了全世界活火山数量的1/6。这些动不动就发脾气的怪家伙,大咳几声就是山崩地裂、海啸滔天,威力足以将人类送回史前时代。 梳理印尼的旅游资源,科莫多巨蜥、婆罗浮屠、蜡染、香料、殖民建筑……这些表面看来毫无关联的事物背后,其实都与火山有着千丝万缕的联系。是火山,让印尼地质结构独特、拥有肥沃的土地、长出诱人的物种、引来贪婪的殖民者;也是火山,让印尼的宗教区别又相通、人民知足又乐观;还是火山,在印尼大力发展旅游业的时期,成为一个最有力的卖点。 [...]