Recommended

Dinasti Qing

Titik Nol 22: Shigatse

Kuil Tashilhunpo (AGUSTINUS WIBOWO) Shigatse, kota terbesar kedua di Tibet, menggeliat dalam modernisasi. Toko-toko orang China bermunculan, sementara para biksu masih larut dalam lautan mantra dan sutra. Kota baru Shigatse bisa dibilang cukup rapi. Toko, apotek, restoran, rumah sakit, hotel, diskotek, kelap-kelip lampu neon bertulis huruf China, semua ada di sini. Bahkan teknik restoran menarik pembeli yang lagi populer di pedalaman China sudah sampai ke sini. Restoran baru bernama “Bu Haochi – Tidak Enak” malah berhasil menarik banyak pelanggan yang penasaran. Warung Sichuan mendominasi pusat kota. Restoran makanan Tibet tergusur ke pinggiran. Sementara sisi lain kota Shigatse, di kompleks perumahan orang Tibet di dekat kuil agung Tashinlhunpo sungguh kumuh. Walaupun jalan sudah beraspal mulus, trotoar nyaman dinaungi rindangnya pohon, berjalan di sini perlu kehati-hatian tingkat tinggi. Kotoran manusia bertebaran di trotoar.  Orang Tibet,  dari anak-anak sampai kakek nenek, laki-laki maupun perempuan, seenak hati tanpa sungkan berhajat di pinggir keramaian. Tashilhunpo adalah salah satu kuil terbesar dan terpenting umat Budha Tibet, khususnya bagi sekte Topi Kuning aliran Gelugpa. Di sinilah dulunya Panchen Lama, pemimpin spiritual Tibet terpenting kedua setelah Dalai Lama, bertahta. Karenanya, dalam Revolusi Kebudayaan ketika tempat-tempat ibadah dan pemujaan di seluruh Tiongkok mengalami kerusakan parah, sebagian besar patung kuno [...]

May 30, 2014 // 1 Comment

Garis Batas 35: Pelarian

Sumpit tak pernah absen di meja makan keluarga Dungan (AGUSTINUS WIBOWO) Bagaimana bangsa Dungan bisa sampai di sebuah desa mungil di pelosok negeri Kirghiz ini? Di negeri ini, identitas mereka sebagai bangsa minoritas sering dipertanyakan. Mereka meninggalkan negeri leluhur di Tiongkok sana dalam sebuah pelarian, meninggalkan bentrokan identitas yang kini disusul pergesekan identitas yang lain. Apakah identitas itu? Anda bisa menjadi seorang bapak, seorang pegawai kantor, seorang warga Jakarta, warga Indonesia, seorang Muslim, seorang pendukung globalisasi, atau seorang pendukung emansipasi wanita, sekaligus pada saat bersamaan. Seorang manusia bisa punya sejumlah identitas sekaligus, ada yang saling mendukung, ada yang saling bergesek.  Demikian pula halnya dengan bangsa. Ada jati diri yang menyatukan beribu manusia yang menyatakan diri sebagai anggota dari golongan yang sama. Di Asia Tengah, pertanyaan tentang identitas suku bangsa semakin kompleks ketika Uni Soviet memutuskan untuk memecah dataran luas ini menjadi beberapa negeri Stan, yang masing-masing dihuni oleh suku-suku yang bersama-sama lahir dalam pencarian identitasnya masing-masing. Apa itu Kirghiz? Siapa itu Uzbek dan Tajik? Pertanyaan-pertanyaan ini baru muncul tak sampai seabad lalu ketika garis-garis batas negara mulai dicoret-coret di atas peta kawasan ini. Pencarian identitas semakin rumit, karena Asia Tengah tidak dihuni oleh lima suku bangsa yang sudah jelas definisi [...]

August 1, 2013 // 0 Comments